Mahasiswa Unisma Menggunakan Media Ventriloquist dalam Kegiatan Sosialisasi Program INOVASI
Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) telah berhasil menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Kemitraan untuk Keberlanjutan di Jawa Timur". Kegiatan ini dilak ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) telah berhasil menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Kemitraan untuk Keberlanjutan di Jawa Timur". Kegiatan ini dilaksanakan dengan sukses selama dua hari, yakni pada tanggal 23 hingga 24 Agustus 2023, di Hotel Aria MOG Gajayana Malang. Fokus kegiatan ini adalah penyebarluasan program literasi, numerasi, dan penguatan karakter unggul.
Pada masa kegiatan tersebut, sorotan tertuju pada salah satu penampilan luar biasa dari para mahasiswa Universitas Islam Malang (UNISMA). Tampil dengan penuh semangat, mereka berhasil memukau para tamu undangan dengan persembahan istimewa.
Salah satu bintang dari penampilan ini adalah Mira Pramesti, seorang mahasiswi yang tengah mengejar ilmu di Fakultas Agama Islam, pada program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini di UNISMA. Meskipun berasal dari Sumberpucung, Mira berhasil menampilkan sosialisasi yang sangat berkesan, terkait dengan tema perundungan. Hal ini sejalan dengan upaya pembentukan satuan tugas Pencegahan Penanganan Kekerasan Seksual di lingkungan kampusnya.
Dalam sosialisasinya, Mira menghadirkan dua karakter boneka bernama Ahay dan Fatimah. Keduanya hadir untuk membantu Mira menyampaikan pesan penting mengenai perundungan. Boneka ini sekaligus merupakan salah satu peralatan pendukung yang diberikan oleh UNISMA kepada Mira, mahasiswa semester 5 yang sangat bersemangat dalam membangun kesadaran akan isu penting ini.
Mira Pramesti dengan 2 boneka yang selalu menemani ia tampil dan boneka itu hasil inventaris dari UNISMA (FOTO: Mira Pramesti)
Dalam peragaan tersebut, boneka Fatimah menjadi perwakilan dari korban perundungan wanita, sedangkan boneka monyet Ahay memerankan pelaku perundungan yang menyasar Fatimah. Sosialisasi ini menjelaskan bagaimana menghadapi situasi perundungan dan langkah-langkah untuk melaporkannya. Selama sosialisasi, Mira juga menggabungkan keahlian ventriloquism sebagai pendukung cerita.
Ventriloquism merupakan seni mengeluarkan suara palsu dari perut tanpa gerakan bibir yang terlihat. Dalam acara tersebut, Mira, yang juga menjadi fasilitator di PMR SMP 2 Sumberpucung, menggunakan tiga suara berbeda untuk mengisi suara Mira, Fatimah, dan Ahay.
Keahlian unik ini sebenarnya berawal dari keisengan dalam mengisi suara atau dubbing anime. Tidak disangka, keisengan ini membawa dampak positif bagi Mira. Ia berhasil meraih juara 2 dalam lomba dongeng nasional. Lebih mengejutkan lagi, keahlian ventriloquism yang awalnya muncul sebagai keisengan kini menjadi pendukung dalam perjalanan pendidikannya, terutama dalam bidang berkisah.
Media ventriloquism yang semula hanya sebuah hobi, kini menjadi sesuatu yang sangat ia cintai. Mira, yang juga menjadi guru di RA Nurul Huda di Sumberpucung, kini rutin menggunakan media ini untuk berinteraksi dengan para muridnya. Baginya, ventriloquism bukan hanya sekadar media, melainkan strategi Playing with Learning yang efektif untuk membangkitkan minat belajar di kalangan para pendengar.
Kehadiran media ventriloquism ini juga memberikan dorongan positif dalam mengembangkan program INOVASI. Melalui media ini, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif, serta menjadi salah satu cara efektif untuk mendekatkan diri kepada peserta. Dengan semangatnya, Mira mengutarakan harapannya bahwa penggunaan media ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan literasi, numerasi, dan penguatan karakter unggul, seiring dengan tujuan program INOVASI.
Apa Reaksi Anda?