Mahasiswa Pecinta Alam Priangan Timur Siap Gelar Aksi Hadapi Perubahan Iklim
Perubahan iklim semakin terasa, dan mahasiswa pecinta alam di wilayah Priangan Timur, yang tergabung dalam Pusat Koordinasi Wilayah IV (PKW) Priangan Timur, telah merespo ...
TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Perubahan iklim semakin terasa, dan mahasiswa pecinta alam di wilayah Priangan Timur, yang tergabung dalam Pusat Koordinasi Wilayah IV (PKW) Priangan Timur, telah merespons dengan menggelar pertemuan untuk membahas aksi yang akan mereka lakukan dalam menghadapi dampak perubahan iklim ini.
Para mahasiswa pecinta alam dari wilayah Priangan Timur ini mengusulkan untuk mengadakan aksi yang bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari berbagai Mapala, seperti Gamapala Universitas Galuh Ciamis, Kamapala STIA YPPT Priatim, Khaniwata Universitas Siliwangi, Guntapala STHG Tasikmalaya, Cemara Masalik STID Sirnarasa Ciamis, Parahita Universitas Perjuangan, Mapak Raya UPI Kampus Tasikmalaya, dan Himalaya STIE Yasa Anggana Garut.
Ketua PKW Priangan Timur, Anugrah Permana Sidik, yang dikenal sebagai Pirgo dari Gamapala Unigal Ciamis, menekankan urgensi tindakan ini dalam menghadapi dampak perubahan iklim di wilayah Priangan Timur. "Kami melihat bahwa Priangan Timur sudah mulai merasakan dampak nyata dari perubahan iklim. Banjir, tanah longsor, dan kekeringan semakin sering terjadi. Sebagai pecinta alam, kami merasa wajib berkontribusi dalam menghadapinya," ujar Pirgo.
Beberapa Mapala yang tergabung dalam PKW IV Mahasiswa Pecinta Alam Priangan Timur berdiskusi merencanakan Aksi Hadapi Dampak Perubahan Iklim di kedai Kopi di Kawasan Jalan Dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Jumat (1/9/2023) malam. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Aksi yang direncanakan mencakup pembentangan poster di pusat keramaian dan perbelanjaan serta pembuatan dokumen naskah akademis tentang konservasi lingkungan. Asep Panca dari Khaniwata Universitas Siliwangi menambahkan bahwa mereka juga akan mengirim surat kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mendorong larangan pemasangan banner caleg menggunakan paku di pohon.
Aksi ini akan dilaksanakan pada 6 September 2023, menjelang Hari Udara Bersih Internasional pada 7 September 2023. "Kami akan melakukan aksi ini pada tanggal 7 September, bertepatan dengan Hari Udara Bersih Internasional. Titik kumpul kami akan berada di Kampus UPI, dan kami akan membentangkan poster sebagai bagian dari kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim dan pentingnya langkah-langkah mitigasi," kata Miranda "Bunglon" dari Mapak Raya UPI Kampus Tasikmalaya.
Miranda juga menekankan pentingnya reboisasi dan penanaman pohon secara besar-besaran di Kota Tasikmalaya untuk memulihkan lahan hutan dan lahan hijau yang telah rusak akibat alih fungsi lahan. Dia juga mendesak Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah yang benar.
Aksi mahasiswa pecinta alam ini menunjukkan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan dan menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata di Priangan Timur.(*)
Apa Reaksi Anda?