Mahasiswa Katolik Rumuskan Peta Jalan Menyongsong Indonesia Emas 2045
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI nampaknya tak tinggal diam melihat bonus demografi yang terjadi di tanah air dan meningkatnya perkembangan tek ...
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI nampaknya tak tinggal diam melihat bonus demografi yang terjadi di tanah air dan meningkatnya perkembangan teknologi yang kian pesat.
Sebagai bentuk respon dan kepedulian atas hal tersebut, PMKRI berkumpul di Yogyakarta. Mereka tengah menyelenggarakan serangkaian Workshop Nasional yang dimulai pada 28 Januari hingga 2 Februari 2024. Kegiatan tersebut bertema Roadmap PMKRI Menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan seremonial tersebut dilakasanakan di Auditorium Univeritas Atma Jaya Yogyakarta, Senin (29/1/24). Media online TIMES Indonesia ikut berpartisipasi sebagai media parthner.
“Kegiatan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI dilaksanakan selama sepekan kedepan. Salah satu agendanya yang akan dibahas adalah bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam menyambut tahun 2045,” kata Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Tri Natalia Urada kepada TIMES Indonesia.
Natalia menyadari bahwa saat ini rakyat Indonesia sedang melaksanakan hajatan pesta demokrasi yaitu Pemilihan Umum Calon Legislatif dan Pemilihan Presiden-Wakil Presiden. Nah, ditengah pesta demokrasi lima tahunan tersebut PMKRI menaruh perhatian serius terhadap misi menuju Indonesia Maju.
“Fokus utama kami adalah pengembangan SDM yang berkualitas, itu fokus kami,” terang Natalia.
Nantinya, pihaknya akan merumuskan visi strategis PMKRI selama kurang lebih 21 tahun kedepan. Rumusan visi tersebut penting karena akan menjadi indikator pencapaian roadmap PMKRI menuju Indonesia Emas 2045 sekaligus bukti konsistensi PMKRI untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui pengembangan SDM yang unggul, berdaya ubah dan berdampak, ungkapnya.
Natalia menyadari, dunia terus bergerak begitu cepat. Hal ini dibuktinya dengan cepatnya gelombang perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Perkembangan teknologi tersebut tentu menjadi acuan PMKRI untuk berubah, mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan.
“Kita dipaksa untuk membangun normalitas baru agar organisasi PMKRI ini tetap relevan. Karena itu, reformasi struktural dan kelembagaan PMKRI dalam rangka memperkuat organisasi ini agar lebih inklusif dan berkelanjutan,” papar Natalia.
Natalia menerangkan, cita-cita Menuju Indonesia Emas 2045 merupakan sebuah mimpi besar. Untuk mewujudkan mimpi tersebut tentu membutuhkan waktu yang panjang dan tak mudah. Membutuhkan kerja cepat dan kerja sama dari kita semua.
“Kalau kita lihat dalam konteks global, Indonesia Emas 2045 adalah bagian dari cita-cita milenium dunia. Kemudian Indonesia meratifikasinya dan melihat sebagai sebuah potensi dan peluang yang harus terlibat di dalamnya. Keterlibatan Indonesia diupayakan agar terimplementasi dalam setiap pola kebijakan penyelenggaraan negara,” tandas Natalia.
Natalia menambahkan, pada level regional, negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menjadikan momentum ini sebagai salah satu upaya untuk memperkuat ekonomi kawasan. Cita-cita yang ingin diwujudkan hanya satu yaitu menjadi motor penggerak untuk kesejahteraan kawasan dan dunia.
Sedangkan pada konteks nasional, Indonesia saat ini punya peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045. Meraih posisi menjadi negara 5 besar kekuatan ekonomi dunia.
“Kita punya kesempatan dengan berbagai kekuatan, keuntungan demografi anak muda yang meningkat luar biasa, berbagai peluang dan ketersediaan sumber daya yang ada, diharapkan Indonesia menjadi titik sentral pertumbuhan ekonomi nasional, ASEAN dan global,” jelasnya.
Dalam proses itu, PMKRI sebagai organisasi kepemudaan dan organisasi kemahasiswaan melihat beberapa instrumen penting dalam proses penyelenggaran pemerintahan dan dalam tata kelola pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.
Secara khusus, PMKRI melihat dua hal, yaitu: aspek kelestarian lingkungan hidup atau ekologi yang berkelanjutan dan pengembangan ekonomi kreatif. Pada beberapa kesempatan, Presiden Jokowi selalu menekankan pada beberapa poin, seperti pengelolaan APBN yang terukur, pengembangan SDM, Reformasi Birokrasi.
“Tetapi, ada dua hal penting dan terlupakan dan kerap luput dari perhatian yaitu, keberlanjutan lingkungan dan pengembangan ekonomi kreatif,” paparnya.
Disinggung mengenai lingkungan hidup, sebagai seorang Kristen. Menurutnya, ada satu ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus yaitu ensiklik Laudato Si "Bahwa bumi dan alam ini adalah IBU yang harus kita jaga dan kita rawat".
“Dalam setiap kesempatan hal ini yang selalu saya sampaikan bahwa kita punya tanggungjawab bersama untuk menjaga bumi ini,” pinta Natalia.
Disisi lain, dalam sektor ekonomi kreatif merupakan sumber pembangunan inklusif yang mampu mendukung dan memperkuat identitas budaya, ekosistem kreatif, dan inovatif untuk menciptakan produk kreatif baru. Dalam acara tersebut hadir pula Dirjen Bimas Katolik RI Kementeria Agama RI Suparman, Anggota Penyatu Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI dan seluruh delegasi Cabang PMKRI Se-Indonesia. (*)
Apa Reaksi Anda?