Logo Baru SLBN 2 Bantul, Dikenalkan Tepat saat HUT Sekolah
SLBN 2 Bantul memiliki logo baru. Logo tersebut diluncurkan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 pada pada 1 Maret 2023 ... ... ...
TIMESINDONESIA – SLBN 2 Bantul memiliki logo baru. Logo tersebut diluncurkan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 pada pada 1 Maret 2023. Logo baru tersebut menindaklanjuti Peraturan Gubernur (Pergub) DIY Tentang Logo Sekolah No.63 Tahun 2022 yang berisi di antaranya setiap sekolah hendaknya memiliki logo sekolah.
Nantinya, logo baru SLBN 2 Bantul tersebut akan menjadi sebuah simbol peserta didik dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.
Kepala Sekolah SLBN 2 Bantul, Astuti Hermawati menyatakan setelah berakhirnya masa pandemi Covid-19, anak-anak melakukan proses pembelajaran secara penuh sehingga bisa dipersiapkan pelayanan pembelajaran dengan meningkatkan kompetensi anak terutama bakat-bakat mereka dalam bidang tari, seni suara, model dan sejumlah keterampilan lainnya.
Segenap guru dan siswa SLBN 2 Bantul berfoto bersama usai penyematan logo baru sekolah. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)
“Pada kesempatan ulang tahun sekolah ini, kami tampilkan apa yang dimiliki bakat dari anak-anak tersebut dan kebetulan kami juga berkolaborasi bersama Komite SLBN 2 Bantul yang telah sukses mendukung seluruh fasilitas hingga sekarang ini,” kata Astuti, Rabu (1/3/2023).
Selain itu, pihak sekolah pun mendapatkan beberapa sanggar serta komunitas yang mengisi acara dalam agenda ulang tahun ini seperti sanggar dari Gedruk Bodronoyo serta juga dari Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) DIY.
“Keterlibatan mereka di sini sangat meriah dan sangat menyenangkan kami semua," ujarnya.
Kehadiran mereka (penyandang down syndrome) dari komunitas POTADS DIY ini, lanjutnya, ia mengaku bahwa sebelumnya paguyuban tersebut sudah lama berdiri dan pihaknya juga telah mengikuti aktivitas dan pergerakannya sejak lama. Terlebih, untuk anak-anak dari SLBN 2 Bantul juga sering ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh komunitas POTADS DIY.
“Sehingga saya sangat senang dengan penampilan dari anak-anak down syndrome di atas panggung. Itu adalah suatu wujud keikutsertaan apa yang anak-anak miliki bisa tampil di depan dan dengan ekspresi tanpa ada rasa malu dan takut, sekali lagi itu membuat kami semua bahagia," kata Astuti.
Dengan dirayakannya HUT ke-55 SLBN 2 Bantul tersebut, Astuti mengharapkan bahwa sesuai dengan implementasi Kurikulum Merdeka tentunya sebagai guru akan terus selalu meningkatkan sistem ataupun model pembelajaran di sekolah ini.
“Saya juga berharap agar semua guru mampu memfasilitasi anak-anak melalui pembelajaran berbasis teknologi informasi," harapnya.
Lurah Bangunharjo Apresiasi Penampilan Anak-Anak DS di HUT SLBN 2 Bantul
Mewakili tokoh masyarakat sekitar, Lurah Bangunharjo, Nur Hidayat turut mengucapkan selamat atas terlaksananya HUT ke-55 SLBN 2 Bantul tersebut. Nur menilai jika bisa berada di tengah-tengah anak-anak dengan berbagai keterbatasannya merupakan sebuah hal yang luar biasa dan karunia dari Allah SWT.
Menurutnya, dari sisi keterbatasan yang mereka miliki itu, ternyata ada potensi dalam diri mereka yang sangat luar biasa. Sehingga, pihaknya cukup terkesan dengan berbagai kreativitas yang disajikan dan bisa menghibur seluruh masyarakat umum yang hadir di sekolah ini.
“Ini semua merupakan suatu karunia dan prestasi dari Allah SWT. Saya pun sangat mengapresiasi pihak guru-guru yang terus mendampingi anak-anak dengan penuh kesabaran sampai sekarang," jelas Nur.
Sebagai tokoh masyarakat, tentu Nur akan siap memberikan edukasi maupun penjelasan kepada masyarakat luas bahwa sekolah ini harus terus didukung karena juga merupakan bagian dari sebuah keluarga di lingkup masyarakat.
“Jangan sampai kita menganaktirikan mereka atau memandang sebelah mata. Saya mengajak semua bahwa di mata Allah keberadaan dan martabat kita sama," tegasnya.
Nur pun juga mengacungi jempol terkait penampilan dari anak-anak down syndrome di atas panggung. Jujur saja, katanya, pihaknya sempat tidak berpikir bahwa faktanya anak-anak DS tersebut pun juga bisa melakukan dan mengeluarkan bakat-bakatnya.
“Yang juga ga kalah adalah orang tua dan guru yang mendidik mereka dengan tekun, cermat dan tentunya sabar dalam melatih mereka. Pokoknya dua jempol dari saya dan apresiasi dari saya," tutup Nur. (*)
Apa Reaksi Anda?