Langgar Kamanungsan Mojosari Dibuat dari Bahan Bekas
Langgar Kamanungsan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mojosari, Kabupaten Mojok ...
TIMESINDONESIA – Langgar Kamanungsan Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Mojosari, Kabupaten Mojokerto terbuat dari bahan bekas.
Langgar Kamanungsan itu telah diresmikan Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati beberapa waktu lalu. Hal itu merupakan salah satu upaya warga NU untuk menjaga akidah iman masyarakat.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan bahwa ia sangat mengapresiasi dibangunnya Langgar atau mushola Kamanungsan ini. Hal tersebut lantaran Langgar Kamanungsan ini unik.
"Saya sangat mengapresiasi, ini sangat luar biasa karena Langgar Kamanungsan ini dibangun dari bahan-bahan bekas, dan tentunya tidak mengurangi keindahan serta pasti ada makna tersendiri," ungkapnya dalam keterangan tertulis dikutip Senin, (20/3/2023).
Bupati Mojokerto berharap dengan Langgar Kamanungsan sebagai tempat ibadah ini akan mendatangkan manfaat besar untuk masyarakat Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
"Mudah-mudahan bangunan ini bisa mengiringi kegiatan keluarga besar MWCNU Mojosari, semoga seluruh masyarakat Mojosari selalu terjaga imannya, serta akidahnya," harapnya.
Agenda kali ini juga dikemas bersamaan dengan Ruwatan Bumi Mojosari yang berlangsung di area kantor MWCNU Mojosari. Hal ini pun turut diapresiasi oleh Bupati Ikfina.
"Saya bersyukur, kegiatan seni budaya turut di beri tempat di sini, semoga keluarga besar MWCNU Mojosari juga turut bersama melestarikan budaya warisan leluhur kita," pungkasnya.
Terpisah, Ketua Lesbumi MWCNU Mojosari, Muhammad Arif mengatakan bahwa pembangunan Langgar Kamanungsan itu diinisiasi oleh Lesbumi NU Mojosari. Hal ini berawal dari kesadaran akan tempat ibadah yang kurang berfungsi optimal di lingkungan MWC NU.
"Selama ini mushola itu hanyalah menjadi bagian daripada ruangan di sebuah kompleks dan hanya dimanfaatkan oleh berapa orang dan pada momen-momen tertentu," terang Arif, sapaannya kepada TIMES Indonesia, Senin (20/3/2023).
Arif menjelaskan, berawal dari itu, Lesbumi NU Mojosari ingin menggeser ke arah luar supaya bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. Ia juga menjelaskan, bahwa Langgar Kamanungsan MWCNU Mojosari berukuran 4 x 6 meter ini dibangun menggunakan bahan bekas.
"Dibuat dengan 90 persen bahan bekas artinya karena ini desainnya desain kayu maka kayu-kayu bekas pakai ada yang sisa dari bangunan, ada yang sisa dari truk," terangnya.
Arif juga menjelaskan asal muasal nama itu dipakai untuk menamai tempat ibadah shalat umat islam ini. Bahwa hal itu berasal dari adanya Muktamar Fiqih Peradaban dalam perhelatan 1 Abad NU kemarin.
"Mengapa tempat ibadah ini disebut sebagai Langgar Kamanungsan, kami hanya ingin mengingatkan kembali akan tradisi penyebutan tempat ibadah selain mushola, kita punya langgar yang kemudian ini adalah penerjemahan kami, Lesbumi NU Mojosari terhadap gagasan besar dari hasil Muktamar Fikih Peradaban kemarin yang melahirkan salah satunya adalah siasat Islam Insaniyah atau Islam Basyariah yang artinya Islam yang berkemanusiaan," ucapnya. (*)
Apa Reaksi Anda?