KSM-Rekognisi Unisma Malang Program Kampus Mengajar Meningkatkan Literasi Siswa
Mahasiswa KSM Rekognisi Unisma Malang melaksanakan program kampus mengajar di SMPN 4 Wongsorejo Banyuwangi.
TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa KSM Rekognisi Unisma Malang melaksanakan program kampus mengajar di SMPN 4 Wongsorejo Banyuwangi.
Salah satu program yang diusung adalah meningkatkan minat baca pada siswa di SMPN 4 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.
Mahasiswa Program Kampus Mengajar yang berasal dari Universitas Islam Malang bernama Mutiara Octa Sandra Wulan,dari Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang didampingi oleh DPL yang bernama Fitri Nurmasari, S.Pd.Si., M.Si. melaksanakan kegiatan yang berfokus pada upaya untuk meningkatan Literasi di sekolah. Kegiatan tersebut sesuai dengan visi dan misi dari program kampus mengajar yang telah dibentuk olah kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk meningkatkan literasi seluruh siswa baik SD, SMP, dan SMA di Indonesia, kegiatan tersebut mulai dilaksanakan di SMPN 4 Wongsorejo pada (28/02/2024) setelah apel pagi.
Kegiatan peningkatan literasi ini diumumkan kepada seluruh siswa di SMPN 4 Wongsorejo pada saat kegiatan apel pagi oleh Kepala Sekolah Syamsul Hadi, S.Pd, pengumuman tersebut diterima serta bisa dimengerti dengan baik oleh seluruh warga sekolah. Kegiatan literisasi ini bertujuan untuk meningkatkan minat membaca bagi seluruh siswa di sekolah.
Kegiatan tersebut juga disetujui oleh seluruh guru yang ada di sekolah karna menurut salah satu guru yaitu bapak Syaifuddin, S.Si kegiatan literasi tersebut bisa meningkatkan budaya kegiatan membaca dan menulis, serta mewujudkan budaya baca hingga tercapai masyarakat sekolah yang literat.
Kecakapan literasi saat ini menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengaku prihatin dengan Indeks Literasi Indonesia di dunia berdasarkan Survei PISA 2018. Survei tersebut menyebutkan urutan Indonesia berada di nomor 74 dari 79 atau enam peringkat dari bawah. Salah satu penyebabnya ditengarai karena rendahnya budaya baca siswa di Indonesia.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Menindaklanjuti hasil survei tersebut, Mahasiswa Program Kampus Mengajar yang di teempatkaan di SMPN 4 Wongsorejo mencoba meningkatkan kegiatan literasi di sekolah ini. Untuk menumbuhkan kecintaan siswa dalam membaca, mahasiswa program kampus mengajar mengatur waktu kegiatan litersi tersebut dengan tepat agar siswa tidak merasa bosan, waktu literasi tersebut dilaksanakan lima belas menit sebelum jam pembelajaran pertama dimulai kemudian dilaksanakan kembali lima belas menit setelah jam istirahat sekolah.
Gerakan meningkatkan literasi sekolah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat untuk membaca dan menulis agar seluruh warga sekolah khususnya siswa memiliki minat baca yang baik. Konteks literasi yang dilaksanakan di SMPN 4 Wongsorejo ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisa suatu bacaan dan memahami konsep di balik tulisan itu.
"Kegiatan meningkatkan literasi ini menurut saya sesuai dengan minat baca siswa disekolah ini yang kurang. Sehingga dengan adanya program literasi ini, saya berharap agar minat baca siswa akan membudaya sehingga jendela dunia akan terbuka," kata Syamsul Hadi, S.Pd,. selaku kepala sekolah.
Lebih lanjut Kepala SMPN 4 Wongsorejo mengatakan bahwa waktu pelaksanakan lima belas menit sebelum jam pembelajaran dan lima belas menit setelah jam istirahat sangat sesuai dengan siswa disekolah yang cenderung bosan dengan kegiatan yang memakan waktu ber jam-jam, ia juga memberikan masukan jika kegiatan literasi ini tak hanya dilakukan di dalam kelas ataupun perpustakaan sekolah melainkan dilaksanakan di taman sekolah agar siswa merasakan suasana baru dan tidak merasa jenuh berada di dalam ruangan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Libatkan Warga Sekolah
Gerakan literasi sekolah merupakan kegiatan yang memerlukan dukungan warga sekolah dan orang tua/wali siswa.
Salah satu upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca 15 Menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Kegiatan membaca tersebut tentunya tidak hanya dilakukan oleh siswa namun juga dilakukan oleh seluruh guru.
Mutiara Octa, salah satu peserta program kampus mengajar mengungkapkan bahwa di awal program kegiatan literasi ini dijalankan terdapat beberapa kendala, yaitu karna kurangnya terbiasa siswa dalam mebaca sehingga agak sulit mengajak siswa membiasakan membaca. Kendala kegiatan literasi berikutnya yaitu kurangnya buku-buku yang menarik sesuai dengan usia anak tingkat sekolah menengah pertama.
Sekolah mencoba memfasilitasi dengan melengkapi isi perpustakaan dan menambah fasilitas meja maupun kursi didalam ruangan perpustakaan sekolah, selain itu mahasiswa kampus mengajar juga ikut serta dalam melengkapi buku di perpustakaan dengan membelikan beberapa buku yang menarik serta mengedukasi siswa.
Minat baca
Fitria wati, salah seorang siswa SMPN 4 Wongsorejo mengungkapkan perasaan senang dan bahagia dengan adanya kegiatan literasi tersebut.
“Adanya kegiatan literasi ini membuat saya semakin ingin terus belajar membaca dan mencari ilmu dari berbagai buku terbaru yang sudah ada di perpustakan sekolah kita,” katanya.
Ibu Rizka Nur Afifah, yang juga salah seorang guru menambahkan bahwa kegiatan literasi ini merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan minat dalam membaca siswa di sekolah ini. Melalui kegiatan literasi ini bisa menjadi sarana mengenal, memahami dan memperdalam ilmu bagi siswa. Dengan membaca wawasan akan menjadi luas, menjadikan siswa berfikir secara kritis.
“Saya berharap kegiatan literasi ini terus berjalan dengan baik kedepannya baik di kalangan siswa maupun di kalangan guru, dengan adanya kegiatan literasi ini dapat dilihat bahwa minat membaca siswa semakin meningkat setiap harinya,” kata Imrhon. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?