Ketua Fraksi PKB MPR: Refleksi Nyepi, Merawat Keberagaman untuk Indonesia Emas 2045
Diskusi Publik bertajuk Merawat Keberagaman Mewujudkan Kesejahteraan dan Menyambut Kebangkitan Indonesia Emas 2045 digelar di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks MPR/DPR RI.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Diskusi Publik bertajuk Merawat Keberagaman Mewujudkan Kesejahteraan dan Menyambut Kebangkitan Indonesia Emas 2045 digelar di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks MPR/DPR RI. Acara ini diselenggarakan atas kerja sama MPR RI dengan Berani (Badan Persaudaraan Antariman).
Diskusi ini menghadirkan berbagai tokoh lintas agama, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan bangsa (F PKB) di MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hi , Anggota MPR RI FPKB Daniel Johan, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum Prajaniti Hindu Indonesia KS. Arsana, serta Ketua Berani Pdt. Dr. Lorens Manuputty.
Dalam pemaparannya, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih luas tentang Hari Raya Nyepi.
Ia mengakui bahwa ada kesalahpahaman umum bahwa Nyepi tidak bisa dirayakan oleh masyarakat luas karena umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian—berpuasa, tidak menyalakan api atau listrik, tidak bepergian, dan tidak bekerja selama 24 jam.
"Setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, kami memahami bahwa Nyepi juga memiliki momen refleksi yang bisa dirayakan sebelum atau sesudah hari H-nya. Semoga acara seperti ini terus berlanjut, sebagaimana perayaan hari besar agama lainnya," ujar Neng Eem.
Ia menegaskan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian, sehingga tidak ada yang bertentangan satu sama lain. Jika nilai-nilai agama dihayati dan dijalankan dengan konsisten, Indonesia dapat menjadi bangsa yang damai dan maju.
"Hari Raya Nyepi mengajarkan kita untuk melakukan introspeksi atas apa yang sudah kita lakukan dan berupaya memperbaiki diri. Prinsip ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tambahnya.
Menurutnya, Indonesia harus terus berbenah dan melakukan perbaikan agar siap menghadapi persaingan global di tahun 2045, saat negara ini diproyeksikan mencapai masa keemasannya.
"Jika kita konsisten melakukan perbaikan, saya yakin Indonesia akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia," ucapnya. (*)
Apa Reaksi Anda?






