Kementan-Komisi IV DPR RI Antisipasi Serangan Hama Tanaman dengan Ini

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), selalu menekankan jika tujuan dari pembangunan pertanian di antaranya adalah peningkatan produksi, peningkatan kual ...

Juni 7, 2023 - 18:40
Kementan-Komisi IV DPR RI Antisipasi Serangan Hama Tanaman dengan Ini

TIMESINDONESIA, BLITAR – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), selalu menekankan jika tujuan dari pembangunan pertanian di antaranya adalah peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.

Mentan Syahrul juga menegaskan bahwa peningkatan kompetensi SDM khususnya petugas lapangan pertanian sangat penting.

“Petugas lapangan memiliki peran penting memajukan pertanian di Indonesia, yang merupakan sosok pembimbing petani dalam meningkatkan produktivitas,” katanya.

"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” kata Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh sebagai garda terdepan suksesnya pembangunan pertanian harus terus bekerja keras.

"Dan salah satu faktor produksi pertanian adalah pengendalian OPT. OPT bisa menghilangkan hasil antara 10 – 100% bahkan hingga tidak bisa panen atau gagal panen. Bila kita bisa mengendalikan OPT, artinya kita bisa menyelamatkan produktivitas antara 10 - 80%," ujarnya.

Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM Pertanian dalam berusaha tani demi tercapainya peningkatan kesejahteraan.

Kegiatan Bimtek dilaksanakan Senin (5/6/2023) di Pendopo Agung Hand Asta Sih Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Polbangtan Malang yang diwakili oleh Kepala Unit Penjaminan Mutu (UPM) Budianto, Anggota Komisi IV DPR RI, Endro Hermono, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Nevi Setya Budiningsih, serta 100 orang peserta yang terdiri dari petani dan penyuluh pertanian di kab. Blitar.

Tema kegiatan Bimtek yang diusung adalah “Inovasi Budidaya dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Tanaman Padi”

Budianto mengawali sambutannya dengan memperkenalkan Polbangtan Malang sebagai salah satu lembaga pendidikan vokasi di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan yang memiliki peran strategis dan berada di garda terdepan untuk mempersiapkan generasi muda yang terampil di bidang pertanian, profesional dan memiliki daya kompetitif tinggi. Mengingat di masa yang akan datang para mahasiswa dan calon mahasiswa, serta petani milenial inilah yang akan menjadi penerus pembangunan pertanian di Indonesia.

Selain itu berkaitan dengan tema Bimtek hari ini, Budianto menyebutkan bahwa peran teknologi informasi dan komunikasi di bidang pertanian dapat membantu petani memahami dan meningkatkan kesadaran tentang pengendalian hama dan penyakit pertanian, khususnya tanaman padi. Hal tersebut jika dikelola dengan baik akan meningkatkan produksi pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan selanjutnya mengurangi kemiskinan di kalangan petani pedesaan. 

Endro Hermono menyampaikan bahwa komisi IV adalah mitra Kementan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani. Melalui BIMTEK ini diharapkan terjadi peningkatan kapasitas petani dan penyuluh. Dia menambahkan, untuk mewujudkan kemajuan di sektor pertanian dapat dilakukan dengan mencontoh atau meniru produk teknologi yang telah diterapkan oleh negara-negara maju di bidang pertaniannya.

Lebih lanjut Endro menyebutkan bahwa alasan kenapa masih banyak petani yang belum sejahtera adalah meskipun harga jual produk-produk pertanian di Indonesia relatif mahal dibandingkan pasaran dunia, namun selisih harga jual yang cukup tinggi dari tangan produsen (petani) kepada konsumen (masyarakat) lebih banyak dinikmati oleh para tengkulak.

Melalui teknologi informasi dan komunikasi di bidang pertanian, lanjut dia, diharapkan dapat meminimalisir intervensi atau mengurangi rantai distribusi tengkulak. Dan dikarenakan sasaran penggunaan TIK saat ini masih cenderung kepada petani milenial, maka upaya regenerasi petani perlu digencarkan dan diprioritaskan. 

Sementara Nevi Setya Budiningsih menyambut baik kegiatan bimtek peningkatan kapasitas petani dan penyuluh pertanian. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya SDM yang lebih kompeten, maka kegiatan budidaya tanaman dapat tergarap lebih baik. Selain itu dengan mengikuti kegiatan bimtek akan diperoleh wawasan baru dan informasi terkini tentang inovasi teknologi dalam berbudidaya tanaman, sehingga menciptakan efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi, serta memperoleh hasil yang lebih tinggi.

Dia menambahkan bahwa Kabupaten Blitar merupakan salah satu wilayah sentra produksi tanaman pangan Pajale (padi, jagung, kedelai), tanaman hortikultura (cabai, melon dan semangka) (bahkan untuk komoditi cabai, Kabupaten Blitar menjadi penyangga produksi nasional), serta tanaman perkebunan (kakao dan kopi). Lebih lanjut beliau menyebutkan bahwa untuk komoditi Padi sawah, Kabupaten Blitar memiliki potensi produktivitas sebesar 6 ton GKG/Ha.

Beberapa faktor yang saat ini menjadi kendala budidaya tanaman padi antara lain perubahan cuaca/iklim (ketersediaan air), serangan hama penyakit, serta ketersediaan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi yang semakin langka dan mahal.

Dia berharap dengan dilaksanakannya Bimtek ini, petani tidak hanya memperoleh tambahan ilmu, namun juga dorongan untuk menerapkan teknologi baru yang diperoleh sehingga akan berkelanjutan. 

Lisa Navitasari selaku pemateri “Pengendalian OPT Tanaman Padi” menyatakan bahwa terdapat enam OPT utama tanaman padi berdasarkan luas serangannya, yaitu: hama penggerek batang, wereng, tikus, penyakit blast, kresek, dan tungro. Sebagai contoh, gejala serangan penggerek batang adalah pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering.

Kerusakan pada tanaman muda (fase vegetatif) disebut hama “sundep” dan pada tanaman pengisian biji (fase generatif) disebut “beluk”. Selanjutnya cara pengendalian hama ini adalah dengan menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar Jerami, serta alternatif terakhir dengan menggunakan insektisida.

Contoh lainnya adalah penyakit kresek/hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae. Gejala yang ditimbulkan adalah serangan pada daun dan titik tumbuh, terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah menanam varitas tahan, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan, serta pengendalian kimia dengan bakterisida. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow