Kasak Kusuk Perang Sarung di Medsos Direspon Polsek Junrejo

Kasak kusuk di media sosial yang menyebutkan bakal terjadi 'perang' sarung di wilayah Kecamatan Junrejo direspon Polsek Junrejo Polres Batu dengan melakukan sweping tempa ...

Maret 28, 2023 - 04:10
Kasak Kusuk Perang Sarung di Medsos Direspon Polsek Junrejo

TIMESINDONESIA, BATU – Kasak kusuk di media sosial yang menyebutkan bakal terjadi 'perang' sarung di wilayah Kecamatan Junrejo direspon Polsek Junrejo Polres Batu dengan melakukan sweping tempat-tempat rawan terjadi tawuran.Hasilnya polisi bersama tiga pilar mengamankan 10 anak yang diduga akan melakukan perang sarung.
“Untuk menciptakan situasi Kamtibmas aman di bulan suci Ramadhan, kami mengamankan 10 (sepuluh) anak di bawah umur yang diduga akan melakukan tawuran sarung seusai sholat tarawih di Desa Wisata Kampung Pendem, Kecamatan, Junrejo, Kota Batu,” ujar Kapolsek Junrejo AKP Anton Hendry Subagijo, S.H.

Kesepuluh anak yang diamankan personel gabungan Polres Batu dan Polsek Junrejo rata-rata masih berstatus pelajar SMP, bahkan salah seorang anak masih pelajar SD. "Melihat mobil patroli, banyak yang lari, anak yang kita amankan itu hanya sebagian saja. Kemungkinan ada batu dan pasir, tapi sudah dibuang karena ada yang bawa sarung yang dibundeli (diikat diujung)," ujarnya.

Setelah kesepuluh anak di bawah umur diamankan di Polsek Junrejo, kemudian para anak muda ini diberikan pembinaan berupa wajib lapor dua kali dalam satu minggu.

Pada kesempatan tersebut Kapolsek menghimbau supaya warga masyarakat untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar utamanya seusai ibadah sholat tarawih untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kades Pendem, Tri Wahyuwono Effendi mengatakan bahwa dari 10 anak yang diamankan tersebut hanya satu warga Desa Pendem, sisanya warga luar Desa Pendem.

"Begitu ramai di media sosial dan kita bergerak bersama Bapak Kapolsek untuk prefentif jangan ada peristiwa yang merugikan, warga saya cuma satu anak yang banyak dari luar Desa Pendem," ujarnya.

Gus Habib Asyik Maulana, Pengasuh Ponpes Al Hidayah menghimbau agar orang tua lebih meningkatkan komunikasi dengan anak-anaknya.

"Akan lebih baik waktu malam hari digunakan untuk banyak kegiatan positif lainnya, semisal tadarus, membangunkan warga untuk sahur dengan patrol," ujarnya.

Sementara itu Pemerhati Psikologi Anak, Rose Iptri Wulandhani berharap perang sarung tidak terjadi di Kota Batu. Ia melihat ada pergeseran fungsi dari perang sarung yang awalnya adalah sebuah permainan berubah menjadi alat yang mematikan.

"Terkait fenomena perang sarung yang saat ini marak terjadi, sangat memprihatinkan karena ada unsur kekerasannya," ujar alumni Fakultas Psikologi UMM inim

Saat ini anak-anak menggunakan batu atau alat tajam yang membahayakan orang lain, sehingga memunculkan kekerasan bukan lagi sebuah permainan yang dilakukan saat menunggu berbuka atau sahur.

"Kalau dulu, kita melihat banyak kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh anak-anak saat menunggu makan sahur, seperti patrol keliling kampung dengan tujuan membangunkan org sahur," ujarnya.

Fenomena yang terjadi sekarang, anak-anak mudah melakukan kekerasan, anarkis, kurang adanya empati dan lebih menunjukkan kesombongan diri dengan kelompoknya.

Menjadi pekerjaan rumah lembaga pendidikan dan organisasi agama serta orang tua untuk menanamkan karakter positif sejak dini kepada anak.

"Melalui pola asuh, pola didik yang baik serta membangun komunikasi yang efektif antara anak dan orang tua. Bisa menerima kelebihan dan kelemahan diri, belajar mencintai diri sendiri dan orang lain sehingga menumbuhkan rasa empati," ujarnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow