Kampung Blekok Situbondo, Surga Mangrove dan Ribuan Burung Blekok

Berada di kawasan pesisir Desa Klatakan yang didiami oleh 260 keluarga, Kampung Blekok adalah destinasi wisata. Mengusung konsep Ekowisata, kampung ini meraih prestasi apik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Maret 21, 2023 - 05:44
Kampung Blekok Situbondo, Surga Mangrove dan Ribuan Burung Blekok
Panorama alam Kampung Blekok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. (Foto: Kemenparekraf RI)

TIMES NetworkSitubondo - Kampung Blekok namanya. Kawasan konservasi mangrove dengan luas 29,6 hektar di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur ini memiliki panorama alam yang indah, sekaligus rumah bagi ribuan Burung Blekok.

Berada di kawasan pesisir Desa Klatakan yang didiami oleh 260 keluarga, Kampung Blekok adalah destinasi wisata. Mengusung konsep Ekowisata, kampung ini meraih prestasi apik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Apa saja sih daya tarik wisata yang ada di kawasan konservasi mangrove Kampung Blekok, Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur? Yuk, cari tahu bareng!

Tonjolkan Ekowisata Mangrove dan Eksosistem Pantai

Sebagai kawasan konservasi mangrove yang sebaran mangrovenya menyentuh 60 persen dari luas kawasannya, daya tarik utama dari Kampung Blekok adalah kesempatan berinteraksi langsung dengan berbagai jenis tanaman mangrove.

Dengan tiket masuk yang dibanderol mulai Rp 6.000 untuk dewasa dan Rp 3.500 untuk anak-anak, kalian sudah bisa menikmati keindahan panorama mangrove dan edukasi lingkungan di Kampung Blekok.

Memasuki kawasan konservasi mangrove Kampung Blekok, kalian harus melewati anjungan jembatan kayu dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit sebelum sampai ke bibir pantai.

Tenang! Perjalanannya tidak akan membosankan karena para pengunjung akan disuguhi berbagai jenis tanaman mangrove yang tumbuh di kanan dan kiri jalan.

Ada setidaknya 16 jenis tanaman mangrove yang dibudidayakan di Kampung Blekok. Karena beragamnya, pengunjung diberi informasi terkait dengan mangrove melalui poster informasi di sepanjang jalan. Tidak hanya berlibur, tapi juga menambah wawasan.

Dalam perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 10 menit hingga bibir pantai, pengunjung akan disapa oleh panorama eksotis laut utara Jawa di ujung jembatan kayu Kampung Blekok.

Rumah bagi Ribuan Burung Blekok

Daya tarik lain kampung ini adalah ribuan kawanan Burung Blekok yang bisa ditemukan di daerah bibir pantai.

Yups, nama Kampung Blekok diambil dari nama burung dengan nama ilmiah Ardeola speciosa ini. Burung ini dapat dengan mudah ditemukan ketika air sedang surut, mencari makan berupa ikan kecil dan kepiting.

Burung Blekok termasuk ke dalam burung dalam famili Ardeidae. Makanan utamanya adalah kepiting dan ikan kecil yang banyak ada di pesisir pantai. Burung yang identik dengan warna kuning hitam di paruhnya ini, dapat dengan mudah ditemukan di kawasan Kampung Blekok.

Bagi kalian yang ingin berinteraksi secara langsung dengan Burung Blekok, cukup menyeberang menggunakan perahu menuju kawasan konservasi Blekok di bagian timur.

Kawasan khusus konservasi Burung Blekok dipisahkan oleh jalur sungai payau Kali Kendit. Terdapat sedikitnya 3 spesies Burung Blekok serta 11 spesies burung air lain yang dibiakkan secara bebas di kawasan ini.

Raih Juara 1 Desa Wisata Rintisan 2021

Masuk sebagai 50 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kampung Blekok dengan konsep ekowisata yang dibawakannya, berhasil menyabet juara pertama dalam kategori desa wisata rintisan.

Dalam momentum tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno juga turut mampir dan berwisata di Kampung Blekok.Dalam kunjungannya, Sandi mengapresiasi capaian dan dedikasi yang dilakukan oleh pengelola dan masyarakat dalam menjaga kelestarian mangrove dan Burung Blekok di lokasi tersebut.

“Saya senang karena Desa Wisata Kampung Blekok ini memiliki konservasi hutan mangrove. Jadi, semakin banyak hutan mangrove di daerah Situbondo, jumlah oksigen juga akan semakin meningkat. Dan kawasan ini dapat menjadi rumah bagi burung-burung yang kehilangan habitatnya,” ungkap Sandi sebagaimana dikutip dari situs resmi Kemenparekraf. (Muhammad Iqbal)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow