Jumlah Tangkapan Ikan di Banyuwangi Menurun Drastis, Ini Penyebabnya
Jumlah tangkapan ikan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, turun drastis dalam beberapa tahun terakhir. ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jumlah tangkapan ikan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, turun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Penyusutan hasil tangkapan ikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu iklim, berkurangnya jumlah nelayan berkapasitas besar (kapal slerek) dan pola melaut nelayan Bumi Blambangan yang hanya satu hari juga mempengaruhi jumlah ikan yang didapatkan.
Sebelumnya, Dinas Perikanan Banyuwangi menyebutkan, jumlah tangkapan ikan di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa mulai menurun sejak awal pandemi Covid-19 tahun 2019 yang membuat pergerakan nelayan berbatas. Sempat ada harapan peningkatan pada tahun 2022 setelah pandemi Covid 19 mereda. Namun, pada tahun tersebut hingga saat ini, Banyuwangi sedang dilanda cuaca ekstrim.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Banyuwangi, Anang Budi Wasono mengatakan, adanya perubahan iklim dan La nina yang melanda Bumi Blambangan juga turut menyebabkan jumlah tangkapan ikan menurun.
“Iklim sangat berpengaruh. Hal ini yang menyebabkan ikan tidak ada dan nelayan kesusahan untuk pergi melaut,” katanya, Senin, (15/5/2023).
Selain faktor iklim, lanjut Anang, jumlah pemodal atau pemilik kapal slerek yang mulai menurun juga mempengaruhi hasil tangkapan ikan. Mereka lebih memilih menggunakan kapal gardan yang tidak memerlukan modal besar.
“Kalau kapal gardanan itu hanya butuh 5 sampai 10 orang sudah bisa berangkat. Sedangkan kapal slerek ini membutuhkan 40 orang, bahkan lebih,” cetusnya.
Cara melaut masyarakat Banyuwangi, yang hanya dalam satu hari. Menyebabkan nelayan tidak bisa mengeksplor laut lebih jauh lagi.
“Nelayan disini mayoritas mencari ikan sekitar 4-12 mil dari pesisir,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua Nelayan Blimbingsari, Fahrul Rozi mengatakan, hasil tangkapan ikan masih mengalami penurunan. Hal ini disebabkan para nelayan yang kesulitan ketika hendak pergi melaut akibat cuaca buruk.
“Biasanya nelayan bisa mendapatkan minimal 35 Kg ikan karang dalam sekali jalan. Sedangkan saat ini, mereka hanya mendapatkan 5 sampai 10 kg ikan, itu aja susah,” ujarnya.
Diceritakan Fahrul, pihaknya baru saja mendapatkan kabar dari nelayan yang berada di Muncar. Bahwa terdapat salah satu pemilik slerek memperoleh hasil tangkapan lemuru dengan jumlah melimpah.
“Ini tadi saya dikirimi foto salah satu saudagar yang berada di Muncar yang mendapatkan ikan lemuru banyak,” ungkapnya.
Dia berharap, semoga perubahan cuaca seperti angin dan hujan segera selesai. Pasalnya, ini sudah ada tanda-tanda ikan mulai naik.
“Syukur sudah ada kabar ikan mulai meningkat. Mudah-mudahan cuaca juga bersahabat,” kata Fahrul. (*)
Apa Reaksi Anda?