Implementasi Computer Vision untuk Deteksi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ke Teks Bahasa Indonesia

Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi telah menjadi jembatan penting yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk memecahkan tantangan-tantangan sosial yang kompleks.

Maret 22, 2024 - 22:00
Implementasi Computer Vision untuk Deteksi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ke Teks Bahasa Indonesia

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi telah menjadi jembatan penting yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk memecahkan tantangan-tantangan sosial yang kompleks.

Salah satu bidang yang menarik perhatian adalah pengembangan teknologi untuk meningkatkan inklusivitas dan aksesibilitas bagi komunitas penyandang disabilitas.

Sebuah inisiatif terobosan dalam konteks ini datang dari Laboratorium Riset Data Sains di Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang, yang sedang mengerjakan proyek pengenalan bahasa isyarat menggunakan teknologi computer vision. 

Proyek ini dikomandoi Stefanus Raymond Surya. Stefanus tidak seperti mahasiswa pada umumnya, dia adalah seorang penderita tuna rungu. Keterlibatan Stefanus dalam proyek ini bukan hanya sebuah kebetulan, melainkan sebuah kecocokan yang sempurna, mengingat latar belakang dan tantangan pribadi yang dia hadapi setiap hari.

Pengenalan bahasa isyarat melalui teknologi computer vision adalah sebuah bidang yang menjanjikan namun penuh tantangan. Bahasa isyarat, sebagai alat komunikasi utama bagi banyak orang dengan keterbatasan pendengaran, terdiri dari serangkaian gestur tangan dan ekspresi wajah yang kompleks.

Mengubah gerakan-gerakan ini menjadi teks atau suara yang dapat dipahami oleh orang yang tidak tuli memerlukan pemahaman mendalam tentang nuansa bahasa isyarat dan teknologi pengolahan gambar yang canggih.

Proyek ini menargetkan untuk mengembangkan sebuah sistem yang dapat secara akurat mengenali dan menerjemahkan bahasa isyarat menjadi bentuk komunikasi yang lebih universal. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin dan pengolahan citra, sistem ini diharapkan dapat "melihat" dan "memahami" bahasa isyarat dengan cara yang serupa dengan bagaimana manusia melakukannya, lalu mengubahnya menjadi kata-kata atau kalimat yang dapat dimengerti oleh orang yang tidak menguasai bahasa isyarat.

Keunikan Stefanus sebagai penderita tuna rungu memberikan dia kepekaan yang tinggi terhadap kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas penyandang disabilitas pendengaran.

Pengalamannya sendiri sebagai pengguna bahasa isyarat memberikan wawasan yang berharga dalam pengembangan proyek, memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan tidak hanya canggih dari sisi teknis, tapi juga relevan dan mudah diakses oleh komunitas tuna rungu.

Keberhasilan proyek ini akan memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi komunitas tuna rungu tetapi juga bagi masyarakat luas.

Pertama, ini akan membantu memecah hambatan komunikasi yang sering kali mengisolasi orang-orang dengan keterbatasan pendengaran dari sisanya. Dengan memungkinkan komunikasi dua arah yang lebih mudah dan alami antara tuna rungu dan orang-orang yang tidak menguasai bahasa isyarat, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berinteraksi dan berkontribusi.

Kedua, proyek ini juga menunjukkan potensi besar dari teknologi aksesibilitas dan bagaimana penerapannya dapat mengubah kehidupan banyak orang. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana ilmu komputer dan teknologi informasi dapat digunakan untuk alasan-alasan yang mulia, melampaui keuntungan komersial dan inovasi teknis semata.

Terakhir, cerita Stefanus Raymond Surya dan keterlibatannya dalam proyek ini menginspirasi banyak orang, terutama bagi mereka yang menghadapi tantangan serupa. Ini membuktikan bahwa hambatan dan tantangan, seberat apapun, bisa menjadi sumber motivasi dan inspirasi untuk mencapai hal-hal yang luar biasa. Dengan semangat dan tekad yang kuat, serta dukungan dari teknologi yang tepat, tidak ada yang tidak mungkin.

Seiring dengan kemajuan proyek pengenalan bahasa isyarat di STIKI Malang, kita diingatkan tentang kekuatan kolaborasi antara manusia dan mesin, dan bagaimana teknologi, ketika dikembangkan dengan hati dan tujuan yang benar, dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk kita semua.

STIKI memiliki komitmen tinggi untuk memfasilitasi berbagai aktivitas kemahasiswaan yang mampu menunjang prestasi akademis maupun non akademis. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki fokus pada bidang ICT, STIKI Malang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk bersama-sama bergabung mengembangkan kompetensi, dan kreativitas yang sesuai akan kebutuhan masa depan. STIKI Malang memiliki komitmen untuk menyiapkan lulusan yang mampu dan siap berkompetisi di era globalisasi. Informasi kegiatan di STIKI Malang, silahkan mengunjungi website www.stiki.ac.id (*)

* Ditulis oleh: Mukhlis Amien M.Kom, Koordinator Lab. Riset Data Sains STIKI Malang

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow