FKUI Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi Penderita Jantung di Morotai 

Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/RSJ HK/RS UI bersama TNI AU Lanud Leo Wattimena Morotai gelar pelatihan bantuan hidup dasar pengabdian masyarakat daer ...

Juli 20, 2023 - 17:40
FKUI Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi Penderita Jantung di Morotai 

TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/RSJ HK/RS UI bersama TNI AU Lanud Leo Wattimena Morotai menggelar pelatihan bantuan hidup dasar pengabdian  masyarakat daerah terluar Indonesia dan penelitian kardiovaskular.

Pelatihan bantuan hidup dasar kepada penderita jantung tersebut, berlangsung di GOR Poltak Lanud Leo Wattimena, Desa Darame, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Kamis (20/7/2023).

Peserta pelatihan terdiri dari personel Lanud Leo Wattimena sebanyak 30 orang, personel Kodim 1514/Daruba Morotai 5 orang, personel Polres Morotai 5 orang dan personel BNNK Morotai 5 orang.

Kepala Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI dr. Renan Sukmawan, menyatakan peluang bertahan hidup orang bisa hidup 2 sampai 3 kali lipat lebih tinggi walaupun kita tahu umur di tangan Allah. Tapi bantuan hidup dasar itu adalah rangkaian untuk membantu mencegah korban meninggal dunia. 

Pertama, kata dr Renan, kita harus mengidentifikasi korban yang membutuhkan pertolongan, ke dua amankan lokasi dan panggil bantuan untuk dibawa ke rumah sakit. Setelah itu baru langkah ke tiga kita melakukan resusitasi jantung dan paru 32.

 "Jadi 32 itu artinya 30 kompresi dada dan 2 kali nafas buatan, kalau terjadi pada anak-anak maka lakukan 15 kompresi tidak ditekan hebat bisa pakai jari terlebih dahulu," katanya.

Sementara dalam simulasi Instruktur BHD/BLS, dr. Kunnika Mujhana, mengarahkan para peserta, pertama cek korbannya apakah sudah sadar atau belum, jangan setelah kita kompresi belum sadar dan jangan ditinggal. Ingat jangan ditinggal karena hampir 60 persen korban tidak sadar bisa mengakibatkan tidak kembali. 

Katanya, sumbatan pangkal lidah, jadi kita pertahankan dengan cara tengah dan kepala topang dagu. Sampai saat berikutnya atau bantuan datang, penyelesaian mungkin dihentakkan ke atas sedikit, sampai benda aslinya keluar. Kalau tiba-tiba pasien jatuh nggak sadar setelah kompresi kita bisa tahan supaya tidak terjatuh.

"Kalau sudah tidur seperti ini artinya korban sudah pingsan, kalau sudah pingsan kita bisa cek yang ada di mulut ada atau tidak jembatannya. Kalau tidak langsung ambil posisi kompresi dada sampai bantuannya datang setelah kita minta tolong," pungkasnya saat memberi pelatihanMorota GOR Poltak Lanud Leo Wattimena, Pulau Morotai.(*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow