Dongkrak Produktivitas dan Ekspor Komoditas Pertanian, Polbangtan Malang Gelar Bimtek di Madiun
Sektor pertanian berpengaruh besar dalam menunjang ketahanan pangan, stabilitas nasional, serta penghasil devisa negara. Sumber Daya Manusia ...
TIMESINDONESIA, MADIUN – Sektor pertanian berpengaruh besar dalam menunjang ketahanan pangan, stabilitas nasional, serta penghasil devisa negara. Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian merupakan ujung tombak dalam memajukan pertanian, dan generasi muda akan menjadi penerus pembangunan pertanian di masa yang akan datang. Karenanya, wajib mengenalkan teknologi pertanian kepada generasi muda dalam menumbuhkan kecintaannya terhadap sektor pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, selalu menyampaikan di setiap kesempatan bahwa generasi milenial yang menjadi bonus demografi Indonesia, perlu diyakinkan dan diberikan motivasi untuk mau serta bisa berusaha di sektor pertanian.
“Saya percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, maka dunia dalam genggaman kalian,” ujar SYL.
Syahrul juga melihat bahwa penyuluh pertanian merupakan Kopasus dari keberhasilan pertanian di Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, di setiap kesempatan selalu memberikan motivasinya.
“Pertanian jangan hanya sekedar untuk memenuhi pangan kita, namun pertanian harus bisa menghasilkan uang. Karenanya pertanian harus jadi bisnis yang akan menghasilkan keuntungan yang maksimal,” ujar Dedi.
Untuk meningkatkan kompetensi SDM bidang pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Kabupaten Madiun pada Rabu (10/5/2023) di Hotel Setya Budi yang dihadiri oleh 100 orang. Bimtek kali ini menghadirkan hampir lebih dari separuh peserta merupakan petani muda atau kaum milenial.
Pada bimtek ini dihadirkan dua orang fasilitator dari kalangan akademisi dan praktisi. Irwan Budianto, praktisi bidang hortikultura yang juga merupakan petani milenial, menyampaikan materi tentang bertani yang ramah lingkungan untuk memproduksi hasil pertanian yang sehat. Irwan membekali peserta dengan materi cara membuat dan menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) dan Mikroorganisme Lokal (MOL).
Yang menarik ia juga peduli terhadap permasalahan limbah popok bayi, dengan memanfaatkannya sebagai media tanam. Hal ini dimanfaatkannya untuk mengedukasi masyarakat sekitar untuk mengatasi permasalahan tersebut sekaligus mengenalkan kepada masyarakat untuk bertani dan mengenal pertanian. Para ibu-ibu yang memiliki bayi dapat menukar popok sekali pakai (pospak) dengan bibit sayur.
Pada sesi berikutnya, Sunarto, salah satu dosen Polbangtan Malang memaparkan materi tentang mekanisme mengekspor produk pertanian. Ia juga menyampaikan Polbangtan Malang siap melakukan pendampingan bagi petani yang akan melakukan ekspor.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa peserta Bimtek harus menjadi agen perubahan. Sektor pertanian yang merupakan penyedia pangan harus mampu berperan mengatasi permasalahan stunting yang saat ini sedang meningkat di Kabupaten Madiun.
Salah satu kunci keberhasilan adalah peran dari petani milenial, karena petani muda dapat mengembangkan ide-ide inovatif dan lebih mudah beradapatasi dengan perkembangan terkini sehingga mampu bertani dengan cerdas.
Pertanian cerdas atau smart farming akan memudahkan petani mengelola pertaniannya karena menggunakan cara baru yang lebih efektif dan efisien, misalnya penggunaan drone dalam penyemprotan.
Ada sekitar 450 orang petani milenial aktif di Kabupaten Madiun. Ini menjadi sumber yang potensial terutama dalam membina regenerasi SDM pertanian di Madiun.
Hal yang senada diungkapkan oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana atau yang akrab disapa Uud, bahwa dengan partisipasi petani muda sebagai peserta dalam bimtek ini akan semakin membangkitkan pertanian di Kabupaten Madiun. Hampir lebih dari 50% dari peserta adalah milenial.
Anggota Komisi IV DPR RI H. Muhtarom atau lebih akrab disapa Mbah Tarom, berpesan kepada seluruh peserta bimtek untuk mengaplikasikan materi yang sudah diperoleh selama bimtek, dan jika ada permasalahan dapat berkonsultasi dengan fasilitator, penyuluh serta Dinas Pertanian dan Perikanan. Diantaranya, mulai bertani organik dengan membuat dan mengimplementasikan pestisida nabati, pupuk organik cair dan integrated farming system.
Hasil dari aktivitas bertani dan beternak agar dapat memberikan tambahan income bagi petani dan keluarga. Bagi ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok wanita tani dapat mengakses program pangan pekarangan lestari (P2L).
Mbah Tarom juga menghimbau agar para peserta bergabung menjadi anggota kelompok tani sehingga dapat mengakses program-program seperti Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO). Kepada para petani milenial yang hadir, mbah tarom berpesan agar bangga menjadi anak petani. Seperti dirinya yang merupakan anak petani, mengerti kebutuhan petani dan berkomitmen untuk mengabdikan diri untuk pembangunan pertanian.
“Bertani yang cerdas dan mengelola pertanian yang berorientasi pada bisnis, dengan kreativitas akan meningkatkan nilai tambah produk pertanian," pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?