Dandim Lamongan Dalami Sistem Pertanian Terpadu di Bimtek IPB
Letkol Arm Ketut Wira Purbawan duduk di antara para peserta Bimtek di IPB Bogor. Komandan Kodim 0812 Lamongan itu tidak datang untuk seremoni. Ia datang untuk belajar. Lima hari penuh ia ikuti pelatihan…

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Letkol Arm Ketut Wira Purbawan duduk di antara para peserta Bimtek di IPB Bogor. Komandan Kodim 0812 Lamongan itu tidak datang untuk seremoni. Ia datang untuk belajar. Lima hari penuh ia ikuti pelatihan intensif tentang pertanian, peternakan, dan perikanan.
Tujuan dari pelatihan itu adalah untuk membentuk Kompi Produksi Ketahanan Pangan di wilayahnya.
Pelatihan berlangsung di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Letkol Ketut hadir mewakili Korem 082/CPYJ, bersama satu orang Danramil terbaik.
Mereka belajar langsung dari para ahli. Materinya padat. Bahasanya teknis. Tapi bagi Letkol Ketut, ini penting.
“Ini bukan cuma pelatihan. Ini cara kami TNI hadir untuk rakyat lewat pangan,” ucapnya dengan nada datar, tapi yakin.
Menurutnya, pembentukan Kompi Produksi bukan proyek gagah-gagahan. Bukan sekadar memenuhi target kertas. Tapi langkah nyata menyambut tantangan besar: ketahanan pangan.
“Kita di TNI sudah tak lagi cukup hanya jaga teritorial. Sekarang juga harus jaga pangan. Bantu masyarakat kuat dari bawah,” katanya.
Ia menekankan pentingnya sistem yang terencana. Kompi Produksi harus dibangun dengan pendekatan Integrated Farming System. Gabungan antara pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan hasil, hingga pemanfaatan teknologi modern.
“Supaya hasilnya tak cuma panen. Tapi berkelanjutan. Ada nilai tambah ekonomi buat masyarakat,” ujarnya.
Mimipi Lahan Tidur Jadi Ladang Harapan
Letkol Ketut juga sudah menghitung. Kompi Produksi akan memanfaatkan berbagai jenis lahan—lahan milik warga, pemerintah, hingga tanah-tanah non-produktif. Minimal lima hektare per lokasi.
“Tanah itu amanah. Selama ini banyak yang tidur. Sekarang waktunya dibangunkan,” ujarnya sambil membuka catatan kecilnya.
Ia menyebut kompi ini juga akan berfungsi sebagai Balai Latihan. Tempat para Babinsa, Babinpotmar, dan Babinpotdirga belajar dan praktik langsung. "Sekali langkah, dua hasil. Pangan jalan, kapasitas prajurit juga naik,” tambahnya.
Di sela-sela pelatihan, suasana terasa akrab. Para peserta dari berbagai daerah saling bertukar cerita. Tentang tantangan di lapangan. Tentang potensi desa yang selama ini belum tergarap.
“Saya senang, karena yang datang di sini bukan hanya yang duduk di belakang meja. Tapi orang-orang lapangan. Yang tahu betul kondisi di wilayah,” ujar Letkol Ketut. (*)
Apa Reaksi Anda?






