Cegah Perundungan, Ini Langkah KSM-T Unisma Malang di Sekolah Dasar
Mahasiswa KSM Tematik Unisma Malang kelompok 29 melaksanakan sosialisasi penerapan anti perundungan terhadap anak Sekolah Dasar di SDN 2 Sidorejo Kec. Jabung Kab. Malang, Rabu (23/8/2023).
TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa KSM Tematik Unisma Malang kelompok 29 melaksanakan sosialisasi penerapan anti perundungan terhadap anak Sekolah Dasar di SDN 2 Sidorejo Kec. Jabung Kab. Malang, Rabu (23/8/2023).
Sosialisasi penerapan anti bullying ini merupakan sebuah kegiatan independen yang dilaksanakan oleh tim KSM-T Universitas Islam Malang. Seluruh peserta terdiri 50 anak yang berusia 10-13 tahun (kelas 4-6 SD). Pada pelaksanaan program ini, salah satu dari kelompok 29 menjadi narasumber yang diwakili oleh Saudari Intan.
Kegiatan ini diawali dengan perkenalan dari narasumber dan kelompok KSM-T 29. Selanjutnya, tim tersebut memaparkan materi dan di pertengahan kita menampilkan sebuah film pendek tentang perundungan atau bullying kepada peserta agar peserta bisa mengambil hikmah dan peserta sadar bahwa bullying itu merupakan tindakan yang buruk/ tercela.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Tema tersebut diangkat oleh kelompok 29 sebab ini merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kesejahteraan anak-anak di sekolah. Khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD), langkah-langkah penyuluhan anti-bullying memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menghormati.
Mengapa penyuluhan anti-bullying diperlukan di SD dan bagaimana pendekatan tersebut dapat membentuk generasi muda yang lebih peka dan berempati.
1. Dampak Psikologis dan Emosional
Bullying dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada korban. Mereka mungkin mengalami stres, kecemasan, depresi, bahkan mempertimbangkan untuk bunuh diri.
2. Lingkungan Sekolah yang Aman
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi semua siswa. Mengimplementasikan kebijakan anti-perundungan serta mempromosikan sikap inklusif dan penghargaan terhadap perbedaan dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif.
3. Peran Orang Tua dan Guru
Orang tua dan guru memiliki peran kunci dalam mencegah bullying. Mereka harus berkomunikasi dengan anak-anak dan siswa tentang pentingnya menghormati orang lain serta melaporkan jika mereka menjadi saksi atau korban perundungan.
4. Kampanye Kesadaran
Kampanye kesadaran tentang bahaya bullying sangat penting. Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang dampak buruk dari perundungan, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
5. Pentingnya Intervensi Dini
Ketika tindakan perundungan terdeteksi, intervensi dini harus segera dilakukan. Baik pihak sekolah maupun orang tua perlu bekerja sama untuk menghentikan perilaku ini dan memberikan pembinaan kepada pelaku agar mereka dapat menyadari konsekuensi dari tindakan mereka.
6. Teknologi sebagai Bagian Solusi
Teknologi yang digunakan dengan bijak dapat menjadi bagian dari solusi. Pelaporan daring (online) bisa memberikan cara aman bagi korban atau saksi untuk melaporkan insiden tanpa harus menghadapi intimidasi lebih lanjut.
7. Pembelajaran tentang Empati
Pendidikan tentang empati dan penghargaan terhadap perbedaan seharusnya menjadi bagian integral dari kurikulum. Ketika siswa belajar untuk menghormati dan memahami perspektif orang lain, peluang untuk terlibat dalam perundungan akan semakin mengecil.
8. Menangani Akar Permasalahan
Mengatasi bullying juga berarti menghadapi akar permasalahannya. Pelaku perundungan mungkin memiliki masalah pribadi yang memengaruhi perilaku mereka. Pendekatan yang lebih holistik harus diambil untuk membantu mereka dan mencegah berulangnya perilaku tersebut.
Dalam upaya untuk mengatasi bullying, kerjasama dari berbagai pihak adalah kunci. Dengan membangun lingkungan yang inklusif, mendukung korban, dan memberikan pendidikan tentang penghargaan terhadap perbedaan, kita dapat melangkah menuju masyarakat yang bebas dari intimidasi. Ingatlah, setiap tindakan kecil untuk menghentikan bullying memiliki dampak besar dalam melindungi kesejahteraan mental dan emosional setiap individu. Dan setiap orang berhak dihargai! (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Mahasiswa KSM-T Kelompok 29 Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?