BPKAD Jatim Keliling Daerah, Sosialisasi Literasi Keuangan Digital
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur (BPKAD Jatim) keliling sejumlah daerah dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital. ...
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jawa Timur (BPKAD Jatim) keliling sejumlah daerah dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital.
Memang, tingkat literasi keuangan dan digitalisasi di Indonesia masih menjadi agenda yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Karena itu, berbagai lembaga kerap menggelar forum yang membahas dan menyosialisasikan tentang hal tersebut. Tak terkecuali BPKAD Jawa Timur.
BPKAD Jatim bersama Bank Jatim turut memberikan bantuan permodalan kepada para pelaku UMKM. (FOTO; Dok.BPKAD Jatim)
Literasi dan digitalisasi pengelolaan keuangan daerah menjadi agenda yang ditekankan kepada masyarakat pada akhir 2023.
Kepala BPKAD Jawa Timur Aris Mukiyono mengakui banyak masyarakat yang sudah mengadaptasi sistem keuangan berbasis digital.
‘’Kami memiliki tugas untuk mengoptimalkan pemahaman digitalisasi keuangan kepada masyarakat,’’ ucapnya pada forum Literasi dan Digitalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Tulungagung, Sabtu (2/12/2023).
Aris menjelaskan, penggunaan dan pemahaman sistem keuangan berbasis digital yang optimal akan membawa kesuksesan. Yakni sukses mandiri secara finansial.
Pihaknya meyakini bahwa BPKAD tidak bisa bergerak sendiri. Karena itu, BPKAD Jawa Timur menggandeng Bank Jatim untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. ‘
"Kami sudah berkeliling ke berbagai daerah untuk optimalisasi pemahaman serta mendorong kemajuan masyarakat dalam bidang inklusi keuangan,’’ ucapnya.
Program tersebut selaras dengan target Presiden RI Joko Widodo yang menginginkan inklusi keuangan di Indonesia mencapai 90 persen pada 2024.
Karena itu, pemerintah provinsi melalui BPKAD Jawa Timur menyinergikan berbagai unsur, utamanya Bank Jatim untuk merealisasikan harapan dan target tersebut. Beberapa daerah yang sudah disisir BPKAD Jawa Timur adalah Bondowoso, Jember, Surabaya, Tuban, dan yang terakhir Tulungagung pada 23 November serta Kediri 27 November lalu.
Konsep literasi dan digitalisasi pada dua kota tersebut sama dengan lainnya. Forum itu dihadiri UKM, UMKM, dan masyarakat. Narasumbernya terdiri atas Bank Jatim dan BPKAD Jatim. Antusiasme peserta sangat bagus. Rasa penasaran terhadap sistem keuangan berbasis digital mendorong peserta banyak bertanya ke narasumber.
Aris menyampaikan optimalisasi pemahaman inklusi keuangan pada program tersebut, disampaikan Bank Jatim. Materi yang dipaparkan meliputi konsep dan manfaat sistem keuangan berbasis digital, serta akses permodalan. ‘’Jadi, dua nilai yang bisa ditarik pada program ini, yakni memahami digitalisasi keuangan dan akses permodalan,’’ ungkapnya.
Pimpinan Cabang Bank Jatim Tulungagung Murjoko mengapresiasi program tersebut. Menurut dia, sinergi dan kolaborasi dalam menuju satu tujuan itu sangat penting. Bank Jatim selaku lembaga keuangan di bawah naungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan turut serta dalam mengembankan potensi ekonomi.
‘’Termasuk pengembangan ekonomi masyarakat, UKM, dan UMKM, ‘’ katanya.
Hal yang sama dirasakan Pimpinan Cabang Bank Jatim Kediri Subeki. Menurut dia sukses keuangan dan mandiri secara finansial adalah motivasi yang harus dibangun. Pemerintah provinsi bersama Bank Jatim akan selaras mewujudkan itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara regional maupun nasional.
"Itu merupakan komitmen kami untuk masyarakat Jawa Timur," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, BPKAD Jatim keliling sejumlah daerah dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital. Memang, tingkat literasi keuangan dan digitalisasi di Indonesia masih menjadi agenda yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah.(*)
Apa Reaksi Anda?