Bermodalkan Potong Rambut, Abdul Qodir Melenggang ke Kursi DPRD Kabupaten Malang

Bermodalkan potong rambut, menjadikan Abdul Qodir berhasil melenggang pertama kalinya ke kursi DPRD Kabupaten Malang. Rambut panjang yang identik melekat pada dirinya, ki ...

Maret 12, 2024 - 15:30
Bermodalkan Potong Rambut, Abdul Qodir Melenggang ke Kursi DPRD Kabupaten Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Bermodalkan potong rambut, menjadikan Abdul Qodir berhasil melenggang pertama kalinya ke kursi DPRD Kabupaten Malang. Rambut panjang yang identik melekat pada dirinya, kini pun sudah terpotong sebagai salah satu syarat maju calon legislatif dari PDI Perjuangan.

Abdul Qodir mengatakan, syarat potong rambut tersebut diajukan oleh politikus senior PDI Perjuangan sekaligus Ketua MPR RI, Ahmad Basarah.

Ia mengaku bahwa Ahmad Basarah lah yang memotivasinya untuk terjun ke dunia politik. Dan atas syarat tersebut, ia pun tak perlu pikir panjang dan langsung memangkas rambutnya.

"Yang memotivasi saya jujur pak Ahmad Basarah. Saya banyak belajar dari beliau dan syarat itu tidak berat. Intinya syarat hanya potong rambut, belajar pakai kemeja dan belajar pakai sepatu," ujar Abdul Qodir, Selasa (12/4/2024).

Akan tetapi, terlepas dari situ, Abdul Qodir tentu juga mengakui bahwa arahan Ahmad Basarah tersebut melihat tentang kemampuan dan kapabilitas juga.

"Tentu terlepas dari itu (potong rambut) beliau (Ahmad Basarah) pasti melihat seseorang dari kemampuan dan kapabilitas politiknya," ungkapnya.

Ia menceritakan, mengenal sosok Basarah sudah sejak tahun 2019 lalu. Perkenalan itu dimulai dari Non-Givernmental Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang ia bentuk dengan nama Forum Pemuda Ora Terhormat.

Forum yang berisikan mahasiswa tersebut ia bentuk untuk menstimulus mahasiswa agar aktif dalam pergerakan dan memiliki kepekaan sosial di masyarakat.

Perkenalan itu saat NGO bentukan Abdul Qodir menggelar kegiatan dengan mendatangkan budayawan MH Ainun Najib. Pada saat bersamaan, Ahmad Basarah juga turut diundang dan itu merupakan awal perkenalan Abdul dengan Basarah.

"Sejak saat itu saya kenal beliau (Ahmad Basarah). Saya suka dengan pemikiran beliau ini. Apalagi beliau ini berangkat dari Malang Raya. Jadi saya menilai beliau merupakan tokoh yang tepat untuk kita gali pemikirannya," bebernya.

Pria yang akrab disapa Adeng ini mengakui bahwa hubungannya dengan Basarah semakin erat ketika keduanya bersama-sama berjalan memenangkan Jokowi-Ma'aruf di Pilpres 2019 lalu.

Abdul Qodir alias Adeng yang berstatus simpatisan turut andil dengan mengajukan proposal untuk kedatangan Jokowi ke Malang melalui Ahmad Basarah.

Perjalanan politik Abdul Qodir sendiri semakin melesat dimulai sejak dipertemukan dengan Ahmad Basarah. Kala itu, Basarah memberi saran untuk keikutsertaan Abdul di garis PDI Perjuangan Kabupaten Malang sejak 2019 lalu.

"Saat Munas di Bali saya ikut dan diajak bergabung, kemudian disarankan basisnya di Kabupaten Malang," katanya.

Perjalanan Abdul Qodir memang dinilai cukup melesat. Ia tercatat sebagai kader PDI Perjuangan sejak 7 Juli 2019 lalu. Bahkan, ia langsung ditunjuk dan diberi amanah sebagai Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang.

Seiring berjalannya waktu, Abdul Qodir memang mampu membuktikan diri dengan mengamankan satu kursi legislatif untuk PDI Perjuangan Kabupaten Malang. Ditempatkan di Dapil V yang meliputi Kecamatan Dau, Wagir, Karangploso, Pujon, Ngantang dan Kasembon, Abdul Qodir berhasil meraup 7.755 suara. Suara itu merupakan suara tertinggi dari para caleg lainnya, bahkan mampu mengungguli dua caleg petahana.

"Saya sebenarnya tidak berharap banyak dengan hasil, karena saya meyakini bahwa hasil itu adalah akibat dari kita melayani. Saya hanya berbuat saja orangnya. Saya mencoba untuk maksimal. Kalau kita berbuat positif pasti akan menghasilkan hal yang positif juga. Hanya saja setiap kali saya bertemu masyarakat, saya ingin memberikan pendidikan politik, agar masyarakat ini tidak apatis terhadap politik," tuturnya.

Selama berkampanye, Abdul Qodir pun selalu mendengungkan anti Money Politic atau politik uang. Baginya, yang terpenting untuk masyarakat adalah pendidikan politik yang bermuara pada terbukanya wawasan. 

Apalagi, ini merupakan pengalaman pertama kali bagi Abdul Qodir sebagai caleg. Namun dia mampu membuktikan, tanpa kepopuleran dan modal besar, Abdul Qodir bisa menapaki langkah menjadi wakil rakyat.

"Kalau kita di dunia politik, kata Pak Basarah, selama niat kita itu baik, mengabdi kepada masyarakat, kewenangan yang kamu punya, kebijakan yang kamu punya, itu bisa membuat bahagia banyak orang. Saya ini bukan anak pejabat, bukan anak pengusaha, bapak saya itu hanya pensiunan pegawai bank, sampai saya di titik ini, saya berpikir bahwa sudahlah kita lakukan apapun saja yang penting tujuannya baik," bebernya.

Setelah dipastikan duduk di kursi DPRD Kabupaten Malang, Abdul Qodir menyebut ada banyak hal yang perlu dibenahi. Kewenangannya sebagai wakil rakyat nanti akan dimanfaatkan betul untuk memperbaiki hal-hal yang selama ini dirasa belum benar.

"Pastinya kita harus penuhi janji-jani politik kita. Harapan saya perbarui hubungan, sinergitas, antara wakil rakyat dan eksekutif. Eksekutif tidak boleh arogan lagi, dalam mengambil sebuah kebijakan," tegasnya.

Menurut Abdul Qodir, arogansi birokrasi yang selama ini masih menjangkiti sistem pemerintahan harus dipangkas habis. Sebab, amanah sebagai wakil rakyat yang ia emban kali ini harus bisa menjadikan pelayanan dari pemerintah bisa terbaik turun ke masyarakat.

"Peran DPR harus lebih kuat di situ. Sebagai fungsi kontrol, sebagai penyambung lidah dan pejuang aspirasi. Karena memang sistem mengharuskan kita untuk melakukan itu, namanya wakil rakyat," pungkasnya. (S)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow