BBKSDA NTT Sosialisasi Penanganan Satwa Liar Buaya Muara di Sumba Timur

Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) sosialisasi penanganan satwa liar buaya muara di Kabupaten Sumba Timur NTT. ... ...

Maret 22, 2023 - 03:40
BBKSDA NTT Sosialisasi Penanganan Satwa Liar Buaya Muara di Sumba Timur

TIMESINDONESIA – Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT) sosialisasi penanganan satwa liar buaya muara di Kabupaten Sumba Timur NTT. 

“Kegiatan sosialisasi ini untuk melakukan langkah-langkah cepat dan terukur guna menghindari kepanikan warga dan menghindari terjadinya konflik antara satwa liar dan manusia,” kata Polhut anggota Unit Penanganan Satwa Liar Satuan BBKSDA NTT Theodorus Nim Tefa, Selasa (21/3/2023.

Dalam kegiatan ini, pihaknya membuat pelatihan kerjasama antara BBKSDA dengan Balai Taman Nasional Matalawa Sumba dengan laporan adanya konflik serangan buaya terhadap warga di Sumba Timur yang diperkirakan setiap bulannya kasusnya meningkat. Saat ini, unit penanganan satwa masih berada di Kupang.

“Nah, bagaimana untuk merespons hal ini, karena kita juga terkendala dengan transportasi, anggota penanganan satwa terbatas sehingga untuk menangani konflik maka kita bekerjasama dengan rekan-rekan Balai TN Matalawa Sumba,” ujarnya.       

Adapun kata Theo, sosialisasi ini untuk membekali mereka dalam keterampilan agar dapat menangani buaya dengan manusia sehingga pihaknya membuat pelatihan dengan melibatkan masyarakat di tiga Kelurahan yakni, Kambajawa, Kamalaputi dan Prailiu yang dianggap rawan satwa liar buaya muara.   

Theo menjelaskan, peserta yang mengikuti sosialisasi penanganan konflik sejumlah 50 orang warga dari masing-masing Kelurahan diantaranya juga teman-teman dari TN Matalawa Sumba sedangkan pelaksanaan peraga satwanya juga didatangkan dari Kupang.

“Jadi kami bawa alat peraga ini untuk dilatih karena kalau tanpa alat peraga kemungkinan teorinya pesertanya sudah tahu tanpa keberanian dan mental untuk berhadapan langsung dengan satwa liar namun dalam pelatihan ini semuanya berjalan dengan baik tanpa ada kendala,” tuturnya.

Theo meminta, dari tindak lanjut sosialisasi penanganan satwa liar buaya muara ini berharap rekan-rekan dari TN Matalawa Sumba dibuatkan unit penanganan satwa juga melibatkan warga yang sudah mengikuti kegiatan ini dengan membuat kelompok.

Yang menyangkut dengan peralatan tambah Theo, untuk sementara pihaknya antisipasi kelompok agar bisa eksis dalam mempraktikkan apa yang sudah disampaikan. Maka dari itu, peralatannya disupport dengan melakukan pengadaan sehingga kelompok yang sudah terlatih ini mereka sudah bisa melakukan akting di lapangan untuk penanganan buaya.  

Ia menyampaikan, tujuan dari pelatihan ini kita mengedukasi warga supaya warga begitu melihat buaya jangan dianggap musuh atau satwa liar lainnya karena bisa ditangkap dan dijual padahal aturannya tidak seperti itu. Dari pelatiahan ini diubah pola pikir warga agar bisa hidup berdampingan dengan satwa dan saling menghargai.

“Kalau kita bicara ekosistem jika salah satu unsurnya hilang pasti ada dampak negatifnya yang muncul. Contohnya saja di Sumba Timur ini setiap tahun muncul belalang tentu bisa saja ada unsur yang hilang seperti burung hilang populasinya sehingga pemicunya belalang,” paparnya.

Theo mengungkapkan, setelah pelatihan ini dari TN Matalawa Sumba akan memberikan sertifikat sebagai bukti bahwa mereka sudah punya skill dan kompetensi agar diandalkan di masyarakat di tiga Kelurahan ini dengan membantu Pemerintah Daerah dalam penanggulangan satwa liar sesuai kemampuan mereka.  

“Harapan kami dari pelatihan ini agar mereka dapat diandalkan untuk dapat membantu Pemerintah Daerah dalam mengantisipasi konflik dari satwa liar buaya muara,” terang Theodorus Nim Tefa. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow