Bahas Arah Kemajuan Bangsa, Rektor dan 3 Dekan UNJ Hadiri Undangan Presiden RI

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Para rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hingga Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berdatangan ke Istana Kepresidenan di Jakarta pada Kamis (13/3/2025) kemarin.

Kedatangan para Rektor perguruan tinggi Indonesia ini ke Istana Kepresidenan untuk menghadiri undangan silaturahmi dan diskusi panel bersama Presiden Prabowo Subianto dan jajaran Menteri Kabinet Merah Putih. 

Selain ratusan rektor perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, turut hadir juga pada acara ini sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih antara lain Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto; Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno; Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar.

Hadir juga Menteri Agama Nasaruddin Umar; Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto; Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti; Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman; Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi; dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Selain menteri, hadir juga Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Muhadjir Effendy, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jendera Listyo Sigit Prabowo.

Dalam pernyataannya di berbagai media beberapa waktu lalu, Brian Yuliarto selaku Mendiktisaintek mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan memberikan arahan terkait pendidikan Indonesia ke depan.

"Pak Presiden ingin silaturahmi sekaligus diskusi mengenai arah Indonesia ke depan, serta bagaimana peran pendidikan tinggi dalam memajukan negara. Terdapat 125 rektor PTN yang diundang, namun satu di antaranya tidak bisa hadir karena lokasi kampusnya di Papua, yang hadir hari ini PTN serta ada juga perwakilan dari PTS, PTAI, hingga Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti),” ungkap Brian Yuliarto, dikutip dari keterangan persnya Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kepada TIMES Indonesia, Jumat (14/3/2025). 

Sementara itu Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, mengatakan acara ini bertujuan mempererat komunikasi antara pemerintah dan kalangan akademisi, terutama memperkuat kolaborasi strategis di bidang pendidikan tinggi, riset, dan inovasi. 

“Panel diskusi antara Presiden dengan kalangan akademi juga dibuka guna membahas langkah-langkah konkret dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan arah kebijakan nasional,” kata Yusuf dalam keterangan resminya pada Rabu (12/3/2025) lalu. 

Pada kesempatan ini, mewakili UNJ turut hadir Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ bersama Prof. Mohammad Rizan selaku Dekan FEB UNJ, Prof. Neneng Siti Silfi Ambarwati selaku Dekan FT UNJ, dan Hadi Nasbey selaku Dekan FMIPA UNJ pada kegiatan silaturahmi dan diskusi panel tersebut. 

Selaku Rektor UNJ, Prof. Komarudin menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat positif. Sebab dapat mempererat hubungan antara pemerintah dan kalangan akademisi, serta membahas peran pendidikan tinggi di Indonesia ke depan. Sesuai apa yang disampaikan Pak Presiden, bahwa agenda besar untuk memajukan bangsa dan negara ini, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, dan Pak Presiden juga menyampaikan posisi strategis perguruan tinggi yang memiliki peran penting dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa.

“Untuk itu perguruan tinggi, khususnya UNJ siap berkomitmen dan bersinergi dalam mewujudkan pendidikan yang inspiratif, humanis, dan transformatif dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, kompeten, dan siap menghadapi tantangan global, baik itu lulusan keguruan maupun non keguruan,” ungkap Prof. Komarudin, Jumat (14/3/2025). 

Prof. Komarudin menambahkan bahwa UNJ juga melalui kegiatan penelitian yang berkualitas dapat menghasilkan inovasi yang bisa memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat, bangsa, dan negara ini. Selain itu juga UNJ berkomitmen akan selalu menjadi perguruan tinggi negeri yang memberikan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat melalui pengabdian kepada masyarakat, pemberdayaan ekonomi, dan transfer ilmu pengetahuan.

“UNJ juga berkomitmen dalam mencetak lulusan yang cerdas secara akademik, membentuk karakter dan etika mahasiswa agar menjadi individu yang berintegritas, serta membantu mahasiswa memahami dinamika global serta meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional,” tandas Prof. Komarudin. (D)