Bagi Listya Natalia AMA Malang Adalah Salah Satu Guru Terbaik

Namanya Listya Natalia Soewana, 70. Pengusaha bunga Wahana Kharisma Flora yang energik, penuh dedikasi, dan pembina AMA Malang ini selalu menatap visi ke depan.

Februari 6, 2024 - 12:30
Bagi Listya Natalia AMA Malang Adalah Salah Satu Guru Terbaik

TIMESINDONESIA, MALANG – Namanya Listya Natalia Soewana, 70. Pengusaha bunga Wahana Kharisma Flora yang energik, penuh dedikasi, dan pembina AMA Malang ini selalu menatap visi ke depan.

Nenek lima orang cucu ini sudah malang melintang bersama AMA Malang selama lebih dari 30 tahun. Sangat lama memang. Kini ia menjadi Pembina di AMA Malang. Bosan? "Oh tidak. Karena sampai hari ini saya merasa ikut bertanggungjawab, dengan harapan nanti suatu saat akan banyak pengusaha-pengusaha semakin sukses yang "berangkat" dari AMA Malang," ujar dia.

Listya sendiri mengaku banyak, bahkan sangat banyak mendapatkan bekal, inspirasi dan dorongan dalam usahanya memajukan bisnis bunganya itu sejak bergabung selama 33 tahun bersama AMA Malang. Itulah sebabnya tak mengherankan bila ia menganggap AMA Malang adalah salah satu guru terbaik untuk kemajuan usaha.

Karena itu Listya berharap di pengurus pusat AMA kedepan bisa membuat terobosan, bangkit dan juga bisa menaungi. Dulu, AMA itu "hidup" sendiri-sendiri. "Mudah-mudahan sudah tidak seperti itu lagi. Karena saya pribadi sayang dengan AMA. AMA Malang adalah tempat saya memperoleh pembelajaran," kata Listya.

Listya sudah bergabung dengan AMA sejak 1991. Selama lebih dari 30 itu, Listya melihat AMA Malang sangat bagus. "Sampai sebelum pandemi, setiap bulan itu tidak pernah kosong dari kalender kegiatan. Tetapi begitu pandemi, kami tidak bisa berkumpul. Tapi kegiatan kami tetap bisa dijalankan dengan cara zoom. Bahkan lebih banyak," katanya. Dalam sebulan justru bisa dua sampai tiga kali mengadakan webinar. "Dan bagusnya ada kolaborasi dengan AMA dari kota lain," tambah Listya.

"Pada hakekatnya, secara pribadi saya merasa AMA itu tempat pembelajaran saya. Meski kita akui semua bahwa ada saat-saat kita ini bersikap malas, ya karena usia dan sebagainya," tambahnya. "Tetapi terkadang sebuah keadaan tidak bisa membuat kita bermalas-malasan tadi. Bisnis pun juga begitu, tidak bisa dibuat seperti perasaan kita, seenak kita," katanya lagi.

Mungkin, lanjut Listya, kita capek. Namun bisnis, pesaing kita tidak capek. Begitu kita capek dan istirahat sejenak, yang menyalip banyak. "Kecuali kita punya penerus, dengan manajemen yang tangguh, baru bisa merubah peran seperti menjadi komisaris atau konsultan," ujarnya.

Diera global, tantangan itu juga semakin berat. Perilaku orang sudah berubah, jaman semakin canggih. Listya lantas mencontohkan, dulu bila ada model bunga yang baru-baru, ia bisa mengeluarkan pelan-pelan, bahkan bisa sampai setengah tahun. Waktu itu orang tidak tahu. Mereka hanya tahu yang tampil selalu bagus, dan nurut.

"Sekarang sudah tidak bisa seperti itu. Jaman sudah berubah. Ada orang minta bunga seperti yang ditunjukkan pada contoh yang dibawanya. Padahal disini, di Indonesia, bunga itu belum ada. Tetapi mereka ngotot minta. Mereka tidak mau tahu. Nah kita bisa apa enggak memenuhinya. Karena segalanya sekarang serba canggih. Lebih up-to-date Iso ngakal Ndak. Ini tantangan," papar Listya.

Itulah yang membuat Listya kemudian betah bersama AMA. Dulu, ia sering ditanya mengikuti seminar di AMA itu dapat apa? " Saya juga sempat bingung menjawabnya. Kadang kadang usai mengikuti seminar, meskipun saya selalu duduk di depan, mendengarkan dengan seksama. Tetapi beberapa hari kemudian sudah lupa," ujarnya.

Tetapi, menurut Listya, ingatan manusia itu luar biasa. Karena itu kalau dulu dalam mengelola perusahaan, ia menjalankan sebisanya, main dikte, sejak sering mengikuti seminar di AMA, ingatan hasil seminar terpicu. Disitulah ia kemudian bisa menjelaskan. "Bagi saya, bisa menjelaskan itu luar biasa. Itu kejutan, karena dulu-dulunya tidak seperti itu. Disitulah saya sadari bahwa semua itu tersimpan mengumpul dalam memori otak saya setelah saya ikut seminar bersama AMA," kata dia.

Semua itu, lanjut Listya, datangnya juga tepat pada waktunya. "Inti-inti kaedah manajemen yang saya catat akhirnya juga melekat pada diri saya sebagai ilmu," tegasnya. Kepada AMA, ia juga berharap suatu saat nanti bisa menjadi sumber ilmu bagi siapa saja. "Sudah tidak perlu melihat siapa yang berbicara, tetapi AMA yang menjlentrehkannya, sehingga masyarakat akan selalu mencari AMA dalam menjalankan kehidupan bisnisnya," ujar Listya.

Listya yang kemudian berkongsi membuat perkebunan bunga WKF sejak tahun 1991. Di perkebunannya seluas tak kurang dari 8 ha di daerah Junggo arah ke Cangar dan di Nongkojajar, Pasuruan, bersama grupnya ia menanam bunga anggrek, lely, krisan, gerbera. "Semua itu bibitnya dari luar negeri, hampir semua dari Belanda," tegasnya. Mengapa banyak yang dari Belanda?, "Karena selain bersertifikat, produknya juga melalui riset laboratorium, sehingga tahan lama dan jelas keturunannya dan selalu up to date," jelasnya. AMA Malang, Listya Natalia Soewana, AMA Malang guru terbaik, Malang, Wahana Kharisma Flora. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow