Antisipasi Bahan Peledak - Petasan Jelang Ramadan, Polres Kediri Bentuk Tim Khusus
Polres Kediri mengambil langkah serius untuk mengantisipasi penggunaan bahan berbahaya di masyarakat ...
TIMESINDONESIA – Polres Kediri mengambil langkah serius untuk mengantisipasi penggunaan bahan berbahaya di masyarakat, yang bisa memicu terjadinya ledakan.
Seperti diketahui Minggu malam (19/2/2023) lalu, sebuah ledakan besar yang berasal dari timbunan bahan petasan mengakibatkan kurang lebih 25 rumah di Dusun Sadeng Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar hancur. Tidak hanya itu ledakan itu juga mengakibatkan korban jiwa dan belasan korban luka.
Tidak mau peristiwa yang sama terjadi di wilayah Kabupaten Kediri, Polres Kediri membentuk satuan tugas khusus. Tim khusus ini dibentuk dari gabungan beberapa satuan di Polres Kediri dan akan bertugas untuk mengantisipasi dan juga mencegah penggunaan serta peredaran bahan peledak ilegal, termasuk yang biasanya digunakan untuk bahan baku membuat petasan. "Satgas Timsus dibentuk untuk menangani kaitannya dengan handak (bahan peledak)," tutur AKBP Agung Setyo Nugroho, Jumat, (24/02/2023).
Pada momen menjelang bulan Ramadan dan selama bulan Ramadan, petasan memang menjadi salah satu fokus utama jajaran Polres Kediri.
Hal itu dikarenakan adalah sejumlah tradisi atau kebiasaan masyarakat yang dilakukan pada bulan Ramadan yang melibatkan penggunaan petasan.
"Tim ini akan mulai bergerak mendekati bulan puasa di mana akan muncul tradisi-tradisi petasan di sejumlah daerah di Kabupaten Kediri," tambah AKBP Agung Setyo Nugroho.
Sebagai langkah awal, Polres Kediri juga akan memaksimalkan Polsek jajaran untuk melakukan pengawasan serta mendampinginya dengan himbauan ke masyarakat melalui Tim Humas."Kita akan lakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak menjual petasan," tegas Kapolres Kediri.
Sementara itu berdasarkan catatan dalam dua tahun terakhir, ketika momen Ramadan, ledakan petasan selalu memakan korban. Baik itu saat proses pembuatan petasan ataupun ketika petasan digunakan.
Pada bulan Mei 2021, tepatnya pada malam takbir seorang pria bernama Nadhif tewas setelah petasan yang tengah diracik meledak. Ledakan petasan itu tidak hanya merenggut nyawa pria berusia 37 tahun tersebut, tapi juga menghancurkan rumah di Desa Tanjung, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.
Kemudian di bulan April tahun 2022 lalu, seorang bocah berusia 9 tahun asal Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih mengalami luka serius ditangannya akibat petasan. Masih di bulan yang sama ledakan petasan menghancurkan rumah warga Dusun Balungcino, Desa Blaru, Kecamatan Badas, 5 orang terluka dalam ledakan tersebut.
Tidak hanya itu, pada momen yang hampir bersamaan Polres Kediri turut meringkus 20 orang terkait dengan jual beli bahan peledak atau petasan. Para tersangka diamankan dari 13 TKP yang tersebar di seluruh Kabupaten Kediri.
Total barang bukti yang diamankan terdiri dari 43 kg serbuk petasan, 32 pak petasan, 28 petasan separuh jadi, puluhan selosong petasan berbagai ukuran, semen, bubuk alumunium, belerang, sumbu petasan, pipa paralon dan besi, lem rajawali, serta semen. (*)
Apa Reaksi Anda?