Angka Stunting di Kota Malang Belum Penuhi Target Nasional
Angka stunting di Kota Malang masih belum memenuhi target nasional. ... ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Angka stunting di Kota Malang masih belum memenuhi target nasional. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), capaian angka stunting di Kota Malang pada tahun 2022 lalu masih berada di angka 18 persen. Sedangkan, target capaian angka stunting secara nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 di angka 14 persen.
Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, untuk bisa menurunkan angka stunting ini perlu adanya kolaborasi lintas sektoral mulai dari pemerintah, perguruan tinggi hingga komunitas masyarakat.
"Permasalahan stunting bukan urusan kelompok atau perangkat daerah tertentu. Namun, menjadi tanggung jawab bersama, baik secara institusional maupun personal," ujar Sofyan Edi, Rabu (30/8/2023).
Sementara, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito mengatakan, penanganan stunting di Kota Malang sudah dilakukan mulai dari preventif hingga kuratif.
"Langkah kami mengurangi angka stunting melakukan langkah preventif dari calon pengantin bekerjasama dengan KUA. Kami memberikan edukasi terkait bahaya pernikagan dini hingga kesehatan reproduksi," ungkapnya.
Kemudian, pendampingan dan edukasi juga terus dilakukan di tiap kelurahan dengan menyasar keluarga yang memiliki resiko stunting.
Langkan preventif tersebut dilakukan dengan bekerjasama dengan para pemuda, perguruan tinggi hingga masyarakat.
"Kami memiliki pendampingan keluarga di setiap kelurahan yang bertugas untuk mendampingi dan memberikan edukasi. Salah satu contohnya, ada keluarga yang secara ekonomi mampu tetapi pola asuhnya masih salah," bebernya.
Lalu dari sisi kuratif, penanganan stunting yang dilakukan Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, yakni bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk membentuk dapur sehat di sejumlah kelurahan agar memenuhi standar angka kecukupan gizi.
"Kerjasama dengan PKK ini sebagai pendampingan untuk mengetahui asupan gizi yang kurang kepada mereka," imbuhnya.
Langkah terakhir, yakni dengan dilakukannya bantuan sosial (bansos) dengan paket berisi susu dan telur kepada keluarga dengan resiko stunting tinggi.
"Bantuan itu dilakukan guna membantu memperbaiki asupan gizi," tandasnya.(*)
Apa Reaksi Anda?