10 Kelurahan di Kota Kediri Jadi Lokus Zero Stunting
Kasus stunting hampir terjadi di seluruh kelurahan di Kota Kediri. Namun ada 10 kelurahan yang menjadi lokus zero stunting. Kesepuluh kelurahan tersebut adalah Keluraha ...
TIMESINDONESIA, KEDIRI – Kasus stunting hampir terjadi di seluruh kelurahan di Kota Kediri. Namun ada 10 kelurahan yang menjadi lokus zero stunting. Kesepuluh kelurahan tersebut adalah Kelurahan Blabak, Kelurahan Banaran, Kelurahan Betet, Kelurahan Bangsal, Kelurahan Pesantren, Kelurahan Tamanan, Kelurahan Ngadirejo, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Dandangan, dan Kelurahan Mrican.
Sementara itu, berdasarkan data e-PPGBM hasil verifikasi dan validasi data Februari 2023, jumlah stunting Kota Kediri tahun 2022 mencapai 941 balita. Sebaran kasusnya didominasi Kecamatan Kota.
Melihat data tersebut, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menegaskan perlu adanya komitmen percepatan penurunan stunting melalui perwujudan kelurahan new zero stunting di Kota Kediri.
"Kita sudah bersepakat untuk menurunkan angka stunting di Kota Kediri. Saya mengajak seluruh stake holder untuk memikirkan secara detail menurunkan angka stunting," ujar Wali Kota Kediri dalam Rembuk Stunting Tingkat Kota Kediri tahun 2023, Senin (17/07/2023).
Wali Kota Kediri menuturkan, penyelesaian masalah stunting ini tidak bisa cepat. Harus melalui proses yang cukup panjang. Maka dari itu program yang dilakukan harus bisa berkelanjutan.
Masyarakat juga terus diberikan pemahaman mengenai gizi yang harus diberikan kepada anak.
"Saya ingatkan saat rembuk warga tolong PMT ini tidak diisi dengan biskuit ataupun wafer. Berikan makanan bergizi bagi anak-anak Kota Kediri," imbuhnya.
Tren stunting sendiri sejak tahu lalu telah mengalami pergeseran. Dimana dulu stunting identik dengan keluarga ekonomi menengah ke bawah, kini banyak ditemukan anak stunting berasal dari keluarga ekonomi mampu.
"Setelah kita dalami ini dari perilaku atau life style yang kurang sehat. Jadi perilaku ini sangat mempengaruhi. Saya berharap program di PKK dan Prodamas bisa mengubah perilaku hidup sehat masyarakat," jelasnya lagi.
Rembuk stunting ini menghadirkan dua narasumber. Yakni, Tim Ahli Local Governance Capacity Building for Acceleration of Stunting Reduction regional 3 Surabaya Yudhi Anggoro dan Nutrition Officer UNICEF Karina Widowati.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar menjelaskan saat ini program penyelesaian stunting di Kota Kediri sudah lebih terarah dan tertata. Program yang dilakukan melibatkan seluruh OPD dan juga UNICEF. Karena itu kepada semua yang terlibat, perlu dilakukan aksi nyata yang tepat dan jelas.
"Mohon dengan sangat kepada seluruh tim kita bisa berikan action yang tepat dan jelas. Jangan sampai kita salah memberikan treatment," ungkapnya.(*)
Apa Reaksi Anda?