Wujudkan Kebhinekaan, Pertapaan Karmel Undang Buka Puasa Jemaah Az Zainy

Wujudkan Kebhinekaan, Pertapaan Karmel Undang Buka Puasa Jemaah Az Zainy. ...

April 17, 2023 - 22:30
Wujudkan Kebhinekaan, Pertapaan Karmel Undang Buka Puasa Jemaah Az Zainy

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebuah jalinan persaudaraan antar umat beragama terasa hangat di Pertapaan Karmel Ngadireso, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Bagaimana tidak, meski umat Katolik tak menjalankan puasa Ramadan, namun mereka malah mengundang umat muslim untuk melakukan buka bersama di area Pertapaan Karmel Ngadireso.

Atas undangan itu, puluhan jemaah KH Zain Baik, pemilik Pondok Pesantren dan Rehabilitasi Mental Az Zainy pun berbondong-bondong ke sana, untuk menghormati undangan yang telah mereka terima, Minggu (16/4/2023). 

Pimpinan Umum Pertapaan Karmel, Suster Maria Petra P Karm mengatakan, hal itu sebagai wujud untuk menjaga hubungan baik umat Katolik dengan umat Islam, khususnya melalui KH Zain Baik, atau yang akrab disapa Gus Zain.

"Dulu kita ini bersahabat, sekarang ini tingkatan kita sudah naik menjadi saudara. Maka inilah yang bisa kami lakukan untuk menjaga hubungan tetap hangat, saudara sampai mati," ucap suster Petram

KH-Zain-Baik-2.jpg

Uskup Amboina, Mgr Inno Ngutra, pemimpin umat Katolik di Keuskupan Amboina Provinsi Maluku dan Maluku Utara, yang saat itu sedang melakukan berada di Pertapaan Karmel Ngadireso juga akhirnya bergabung untuk buka bersama umat muslim. Dia merasa bangga dengan jalinan persaudaraan seperti ini. 

Uskup Inno mengaku juga menerapkan hal yang sama kepada antar umat beragama di tempatnya. "Toleransi, kebersamaan antar umat beragama, kita sangat mendukung. Dan itu harus terus dijaga," kata dia.

Di tempat yang sama, Gus Zain menyampaikan, hal ini merupakan sebuah bingkai Kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang indah. Di mana antar umat beragama bisa saling menghormati, menyayangi, dan mencintai.

"Toleransi menjadi bagian besar hidup manusia, Islam mengajarkan hal itu. Islam menghormati menyayangi, mencintai segala bentuk perbedaan. Sehingga kita harus saling menghormati," tuturnya.

Pihaknya pun mengaku gembira dengan apa yang dilakukan oleh umat Katolik. Gus Zain menjelaskan, persaudaraannya dengan umat Katolik ini sudah terjalin sejak lama. Bahkan mereka sering mengunjungi Gus Zain ke pondok pesantrennya. Sehingga terjalin hubungan yang mesra antar umat beragama.

"Saya kalau ketemu Suster Petra yang dibicarakan ya soal rawon, sate, bakso, atau kebun alpokat. Jadi kita tidak pernah membahas soal agama. Ini yang membuat kami justru menjadi saudara;" ujar Gus Zain

Gus Zain juga menegaskan, apa yang dilakukan ini sama sekali tidak dengan maksud mencampuradukkan agama. Karena di dalamnya, tidak ada ajakan atau doktrin tertentu yang ditanamkan agar seseorang tertarik dengan suatu agama. Landasan yang dipakai tetap teguh. Bagiku agamaku, dan bagimu agamamu.

Gus Zain menerangkan, keharmonisan antar umat beragama seperti ini sebenarnya sudah terjadi sejak dahulu kala. Dia menceritakan, dahulu ada seorang ulama Islam yang tempat tinggalnya dekat dengan seorang majusi penyembah api.

Setiap hari, air kotor dari bocoran toilet rumah penyembah api ini mengalir ke rumah ulama Islam, hingga menyebabkan bau tidak sedap. "Namun apa, ulama itu tidak pernah protes selama 10 tahun. Karena menurutnya ini hanyalah masalah dunia, yang tidak perlu dijadikan masalah, demi menjaga hubungan baik antar sesama," kata Gus Zain.

Hingga pada suatu ketika penyembah api tersebut berkunjung ke rumah ulama Islam ini. Ketika berada di dalam rumah, dia mengaku tak kuat dengan bau tidak sedap yang ada di rumah ulama tersebut. Karena penasaran dengan sumber bau itu, dia pun menawarkan bantuan untuk mengecek sumber bau tersebut. Dan ternyata sumber air kotor tersebut berasal dari rumah penyembah api itu sendiri, yang lokasi ada di atas rumah ulama Islam ini.

"Sudah berapa lama ini kyai? Kenapa anda tidak bilang kalau itu dari rumah saya?" tanya penyembah api.

"Sudah 10 tahun," jawab kyai. 

"Ini bukan masalah bagiku, karena aku menyayangi dan mencintaimu wahai saudaraku," lanjutnya. Jawaban itu yang sontak membuat penyembah api itu menangis haru.

"Kalau itu yang tejadi pada kita, apa kita akan melakukan hal yang sama? Persaudaraan antar umat beragama memang sudah terjalin sejak dahulu, sehingga kita tinggal meneruskan," tutur Gus Zain.

Selain itu, menurutnya penting bagi sesama manusia untuk bisa membuat manusia lain tersenyum. Gus Zain menceritakan kisah tauladan seorang sahabat nabi yang jail tetapi tetap dicintai Rasulullah, Nuaiman. Meski jail, Nuaiman merupakan seorang yang jujur, sehingga dicintai Rasulullah karena sering membuatnya tersenyum atau bahkan tertawa.

Suatu hari, Nuaiman tengah dalam perjalanan menuju Basrah bersama Sahabat Abu Bakar untuk berdagang. Selain itu, ikut pula Suwaibith bin Harmalah yang bertugas untuk mengamankan bekal makanan dalam perjalanan tersebut.

"Abu bakar berpesan kepada Suwaibith untuk menjaga makanan tersebut sampai dia datang," Gus Zain mengisahkan 

Karena lapar, Nuaiman meminta bekal makanan itu kepada Suwaibith. Tapi ditolak mentah-mentah karena Abu Bakar yang memimpin perjalanan sedang pergi sejenak.

“Tunggulah sampai Abu Bakar datang,” kata Suwaibith kepada Nuaiman.

Karena jengkel, Nuaiman pun berniat membalas apa yang dilakukan Suwaibith.

Ia kemudian menemui sejumlah orang dan menawarkan bahwa ia menjual seorang budak dengan harga yang cukup murah. Dalam penawaranya itu, Nuaiman menyebut bahwa budak yang ia miliki sering mengaku kalau dirinya adalah orang yang merdeka.

Setelah ada yang berniat membeli budak itu, Nuaiman pun membawa calon pembeli ke hadapan Suwaibith temannya sendiri. Nuaiman langsung menunjuk Suwaibith yang sedang duduk menjaga makanan.

Sontak saja, Suwaibith merasa terkejut dan mengaku bahwa dirinya orang merdeka. Berkali-kali Suwaibith menjelaskan bahwa ia orang merdeka. Namun karena sudah dijelaskan Nuaiman, calon pembeli itu berkata pada Suwaibith, "Tidak usah mengelak, kami sudah paham sifatmu".

Setelah Abu Bakar datang, dia menanyakan keberadaan Suwaibith kepada Nuaiman, dan dia menjawab telah menjual Suwaibith karena dia lapar, dan Suwaibith tak memberinya makanan. Hal itu membuat Abu Bakar tertawa. "Kemudian Suwaibith dibebaskan oleh Abu Bakar," lanjut Gus Zain.

Kejadian itu pun diceritakan kepada Nabi Muhammad saw hingga membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Bahkan Nabi berkata, “Nuaiman akan masuk surga sambil tertawa, karena ia sering membuatku tertawa".

Ketika Nuaiman wafat, Rasulullah pun merasa sedih. Bahkan Nabi Muhammad rela menunggu di kuburan Nuaiman hingga malaikat Munkar Nakir datang, dan menjadikan Nuaiman sebagai ahli surga. 

"Sehingga barang siapa yang bisa membuat saudaranya tersenyum, maka kelak dia akan masuk surga," pungkas Gus Zain. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow