Wahid Foundation dan JTI Indonesia Deklarasi Desa Damai di Banyuwangi

Dalam rangka mendorong peran dan partisipasi perempuan untuk perdamaian, Wahid Foundation resmi mendeklarasikan Desa Damai di dua desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ...

September 18, 2023 - 18:00
Wahid Foundation dan JTI Indonesia Deklarasi Desa Damai di Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam rangka mendorong peran dan partisipasi perempuan untuk perdamaian, Wahid Foundation resmi mendeklarasikan Desa Damai di dua desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kedua desa tersebut adalah Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo dan Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.

Deklarasi Desa Damai yang dirangkai dengan kegiatan Bazar Desa Damai digelar pada Sabtu-Minggu (16-17/09/23) di Lapangan Dusun Curahjati Desa Grajagan.

Pendeklarasian Desa Damai di kedua desa tersebut merupakan program pemberdayaan dari Wahid Foundation, bekerja sama dengan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia yang telah berjalan sejak bulan April 2023 lalu.

Sasaran utama dari program Desa Damai adalah para pelaku ekonomi di kedua desa. Dimana 70 persen diantaranya adalah perempuan. Melalui program ini diharapkan pemberdayaan perempuan dalam konteks ekonomi memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan perdamaian.

Deklarasi ditandai dengan pembacaan Ikrar Deklarasi oleh pelaku ekonomi dampingan dan stakeholder dari masing-masing desa. Dilanjutkan penandatanganan prasasti Desa Damai Bangsring dan Grajagan oleh Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi, Kepala Desa Bangsring, Drs.Singhan, Kepala Desa Grajagan, Supriono dan perwakilan pelaku ekonomi dampingan dari masing-masing desa sebagai bentuk komitmen bersama menciptakan Desa Damai.

Ketua Panitia Deklarasi dan Bazar Desa Damai, Andreas Dwi Prasetyo, mengatakan bahwa bazar yang berlangsung selama dua hari dikelola oleh UMKM binaan Wahid Foundation. Sementara deklarasi Desa Damai, ditujukan untuk menyemarakkan rasa damai dalam keberagaman di Desa Grajakan dan Bangsring.

“Semakin kokohnya toleransi beragama maka akan turut membantu tercapainya kemakmuran ekonomi, lebih-lebih bila dalam prosesnya mendorong partisipasi perempuan,” katanya, Senin (18/9/2023).

Lebih lanjut, Kepala Desa Grajagan, Supriono menyampaikan jika kultul masyarakatnya memang majemuk. Lima agama, Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katolik, bisa hidup rukun dan berdampingan di Grajagan.

“Kita sering mengadakan kegiatan bersih desa, dan sebelum itu kita melakukan doa lima agama. Dalam kegiatan sosial kami juga terhubung saling membantu, kami mengajak selalu kelompok agama, para tokoh dan umat untuk kegiatan-kegiatan desa,” terangnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi menyampaikan apresiasi atas dukungan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia. Pemerintah kedua desa dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, terhadap program Desa Damai. Sinergi dari berbagai pihak, tentu akan membantu pengembangan program untuk digaungkan dilebih banyak wilayah di Indonesia. Khususnya di daerah dengan potensi konflik.

Mujtaba juga menjelaskan bahwa peresmian Desa Damai dibarengi juga dengan kegiatan deklarasi oleh perwakilan desa, serta kegiatan bazaar. Kegiatan ini mencerminkan penguatan nilai perdamaian melalui elemen kewirausahaan. Dalam kesempatan ini, turut dilakukan penyaluran bantuan alat pendukung usaha kepada 30 pelaku UMKM dampingan di dua desa tersebut.

“Di Peace Village, kami mengambil pendekatan pemberdayaan ekonomi kepada para pelaku UMKM sebagai salah satu jalan penting memperkuat resiliensi,” kata Mujtaba.

“Pemberdayaan ekonomi merupakan pendekatan strategis dalam pencegahan dan pengendalian konflik sosial. Dengan meletakkan perempuan sebagai aktor utama, pemberdayaan ekonomi menjadi wahana interaksi sosial sekaligus peningkatan taraf hidup,” imbuhnya.

Terkait kontribusinya dalam program ini, Corporate Affairs & Communications Manager JTI Indonesia, Putri Sasongko, mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga dapat berperan dalam program pengembangan Desa Damai.

Terlebih JTI Indonesia bisa menyaksikan secara langsung bagaimana program ini secara nyata memberi kontribusi terhadap komunitas masyarakat di Desa Grajagan maupun Desa Bangsring.

“Kami meyakini bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju, kita membutuhkan masyarakat yang berdaya dan terbuka pada nilai-nilai keberagaman,” ucapnya.

Hal itulah yang mendorong JTI Indonesia, masih Putri, untuk berpartisipasi dalam pengembangan Desa Damai di wilayah-wilayah yang memiliki tantangan sosial dan ekonomi. Dengan harapan program yang dilakukan akan mendukung kehidupan masyarakat yang dituju menjadi lebih resilien dan memiliki kemampuan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Saat pelaksanaan, berbagai produk unggulan dari ke-30 pelaku UMKM binaan Wahid Foundation di kedua desa turut dipamerkan. Hal ini dilakukan agar produk-produk yang dihasilkan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat umum. Dan nantinya dapat lebih berkembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.

Selain bazar, turut digelar pula sejumlah acara hiburan yang menampilkan pertunjukan kesenian local. Seperti jaranan singo barong, lawak gandhu dan pentul serta atraksi komunitas BMX. Termasuk pertunjukan breakdance.

Kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi dengan menyediakan layanan pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) serta Puskesmas Kecamatan Wongsorejo untuk cek kesehatan gratis.

Sebelumnya, Desa Damai merupakan program Wahid Foundation yang telah berjalan sejak 2017 lalu. Bertujuan untuk meminimalisir konflik sosial, serta mencegah pengaruh radikalisme melalui pemberdayaan Masyarakat.

Sekaligus mendorong peran dan partisipasi perempuan dan pemuda dalam perdamaian hingga saat ini, terdapat 22 desa di seluruh Indonesia yang resmi mendeklarasikan diri menjadi Desa Damai. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow