UPT Kementan Latih Petani Budidaya Tanaman Obat Menjadi Olahan Jamu Tradisional
Dalam rangka mendukung program pemerintah sesuai Perpres Nomor 54 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan se ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam rangka mendukung program pemerintah sesuai Perpres Nomor 54 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai salah satu UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, melaksanakan pelatihan pengembangan tanaman obat khususnya para petani di Provinsi Jawa Timur.
Tujuan pelatihan Budidaya Tanaman Obat bagi petani Propinsi Jawa Timur ini yaitu meningkatkan kompetensi para petani dalam melakukan budidaya tanaman obat. Tanaman obat yang merupakan bahan baku pembuatan jamu dan bisa langsung dikonsumsi oleh konsumen (masyarakat) maka cara berbudidayanyapun harus sesuai dengan GAP (Good Agriculture Practice) dan SOP agar pruduk tanaman obat yang dihasilkan nanti ramah lingkungan dan bebas pestisida sintetis.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia. Menurutnya, inilah tujuan pertama pembangunan pertanian.
"Tujuan lainnya adalah peningkatan pendapatan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Dan terakhir peningkatan ekspor komoditas pertanian. Ketiga tujuan ini mustahil berhasil tanpa ditopang oleh SDM yang kompeten," tuturnya.
Sejalan dengan ini, sasaran umum BPPSDMP adalah terwujudnya SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha untuk mewujudkan kesejahteraan petani.
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap para peserta maka pada pelatihan ini selain mendapatkan ilmu pengetahuan berupa teoritis, juga dilakukan praktek secara langsung di lapangan, mulai dari pemilihan benih, persiapan tanam sampai dengan panen pasca panen. Dalam melakukan praktek langsung, banyak sekali penambahan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta pemecahan masalah yang selalu dialami oleh peserta dalam melakukan budidya tanaman obat.
Beberapa masalah yang sering dihadapi oleh petani, antara lain keterlambatan tumbuh beberapa tanaman. Banyak para petani saat menanam tidak memperhatikan arah pertumbuhan tunas, sehingga tanaman tersebut tumbuhnya kebawah kemudian baru ke atas. Hal inilah penyebab keterlambatan tumbuhnya tanaman obat khususnya yang berimpang.
Masalah kedua yakni layu fusarium yang sering menyerang tanaman obat, cara mengendalikannya yaitu menjaga lahan jangan terlalu lembab dengan memperdalam saluran drainagenya, selanjutnya satu minggu sebelum penanaman lahan diberi Trychoderma dan PGPR.
Permasalahan yang terakhir yaitu harga panen yang rendah. Solusinya yaitu dengan belajar melakukan pasca panen, dengan pasca panen contoh hasil panennya dibuat simplisia maka harga akan meningkat, apalagi bisa diteruskan untuk dibuat olahan menjadi serbuk jamu maka harganya akan berlipat-lipat bila dibandingkan dengan penjualan secara basah. (*)
Apa Reaksi Anda?