Transformasi Digital, Kemenag Berhasil Efisiensi Anggaran Diklat Hingga Rp1.6 Triliun
Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengapresiasi terobosan dan transformasi digital Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ( ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengapresiasi terobosan dan transformasi digital Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag RI) yang sudah menggunakan pendekatan berbasis digital dalam konteks Pendidikan dan Pelatihan (diklat).
Menurut pria yang akrab disapa Bowo, di era digital seperti saat ini, transformasi digital menjadi suatu keharusan yang perlu diimplementasikan diberbagai lini termasuk Badan Litbang dan Diklat Kemenag.
“Transformasi digital itu keharusan zaman. Ini akan memudahkan akses publik terhadap layanan Kemenag,” ujar Bowo dalam Media Gathering yang yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kemenag, di Jakarta pada Kamis (16/11/2023).
Bowo mengatakan, dalam hal diklat, Badan Litbang dan Diklat Kemenag yang bertransformasi digital menggunakan aplikasi Massive Open Online Course (MOOC) Pintar ini terbukti adanya efisiensi yang sangat besar. “Transformasi digital ini bahkan terbukti dapat mengefisienkan anggaran kediklatan hingga mencapai Rp1,6 triliun,” pungkas Bowo.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Suyitno mengungkapkan bahwa efisiensi anggaran mencapai Rp1,6 triliun ini didapatkan dengan perhitungan jumlah peserta yang mencapai 284.054 orang dalam 15 bulan terakhir.
“Perhitungan efisiensi ini sederhana. Jika 284 ribu peserta itu dilakukan secara klasikal tatap muka, di mana setiap kelasnya hanya diisi 30 orang dan rata-rata menghabiskan anggaran Rp170 juta, jumlah 284 ribu itu setara dengan 9.468 kelas. Jika dikalikan dengan Rp170 juta akan menghasilkan angka Rp1,6 triliun. Itulah efisiensinya,” ungkap Suyitno.
Efisiensi anggaran ini, menurut Suyitno, tidak lepas dari pemanfaatan digitalisasi layanan pelatihan yang menjadi program prioritas Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
“Dengan teknologi digital, pelatihan tak lagi manual. Dirancang dengan learning system, manajemen pembelajaran, dan aplikasi yang mudah, cepat dan aksesibel. Jika dulu pelatihan tatap muka setahun hanya menjangkau ribuan peserta, sekarang bisa menjangkau ratusan ribu. Ini adalah berkah digitalisasi yang harus kita syukuri,” ujarnya.
Suyitno menambahkan, kepesertaan yang besar juga memberikan manfaat yang besar untuk organisasi Kemenag. Metode pelatihan melalui MOOC Pintar memberikan kesempatan kepada semua ASN di Kementerian Agama untuk mengikuti pelatihan.
“Bahkan menjangkau masyarakat yang bersentuhan dengan tugas Kemenag. Peningkatan kompetensi gampang didesain sesuai kebutuhan dan prioritas,” tambahnya.
Suyitno optimis jika ASN meningkat kompetensinya, Kemenag akan memanen keuntungan. Organisasinya adaptif dengan perubahan, agile organization.
"Kualitas layanan kepada masyarakat juga pasti membaik. Inilah yang sedang kita perjuangkan bersama, pelatihan akan meningkatkan demokratisasi pengetahuan. Semua orang berhak mendapatkan pengetahuan, di manapun mereka berada dan kapan pun mereka mau,” tandasnya.(d)
Apa Reaksi Anda?