Tradisi Endog-endogan, Cara Unik Warga Banyuwangi Memperingati Hari Kelahiran Nabi
Setiap tahunnya, pada tanggal 12 Rabiul awal dalam kalender Hijriah, diperingati sebagai Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal sebagai Maulid Nabi Muhammad. ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Setiap tahunnya, pada tanggal 12 Rabiul awal dalam kalender Hijriah, diperingati sebagai Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lebih dikenal sebagai Maulid Nabi Muhammad. Di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ada tradisi unik yang memeriahkan peringatan ini yakni tradisi 'endog-endogan'.
Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Banyuwangi, sebuah kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. Di setiap masjid, baik di kota maupun di desa, tradisi endog-endogan diadakan dengan penuh semangat.
Endog-endogan, yang bermakna menghias telur dengan kembang kertas dan menancapkannya di pelepah pisang, adalah ciri khas dari tradisi ini. Kemudian, telur-telur yang dihiasi tersebut diarak mengelilingi kampung menggunakan becak sebelum diletakkan di masjid, sembari diiringi dengan pujian dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Warga kemudian berkumpul di masjid untuk mendengarkan ceramah singkat yang disampaikan oleh tokoh agama atau alim ulama, dan tradisi ini diakhiri dengan membagikan telur kepada seluruh masyarakat.
Pimpinan Ranting GP Ansor Karangrejo Banyuwangi, membagikan telur, snack dan ice krim kepada anak-anak. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Namun, pada tahun ini, Pimpinan Ranting GP Ansor Karangrejo, Banyuwangi, memberikan sentuhan khusus pada tradisi endog-endogan. Mereka menghiasi 890 telur dan membawanya keliling untuk dibagikan kepada warga sekitar. Angka ini dipilih untuk merayakan usia ke-89 GP Ansor.
Selain membagikan telur, GP Ansor Karangrejo juga membagikan ratusan makanan ringan dan es krim kepada anak-anak kecil yang menyaksikan perarakan.
Ketua GP Ansor Karangrejo, Andria Fajar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H, dan juga sebagai cara untuk menyebarkan pesan bahwa tanggal 12 Rabiul awal adalah hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW kepada warga dan generasi muda.
"Kami ingin berbagi kebahagiaan, terutama di lingkungan Karangrejo, pada momen bersejarah ini, sebagai bentuk kecintaan kami kepada Nabi Muhammad SAW," katanya.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Ponpes Abdullah Faqih Cemoro, Fadh Reza Bin Umar, yang lebih dikenal dengan Gus Reza, menjelaskan bahwa telur yang terdiri dari tiga lapisan - kulit, putih telur, dan kuning telur - memiliki makna tersendiri. Kulit telur melambangkan Islam, putih telur melambangkan iman, dan kuning telur melambangkan ihsan.
"Telur yang dihiasi dengan bunga merupakan simbol dari cikal bakal lahirnya bunga kehidupan yang akan membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman kebahagiaan yang berbunga dengan Islam. Ancak sendiri merupakan simbol kebersamaan dan persaudaraan yang harmonis," tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M Yanuar Bramuda, berharap bahwa tradisi endog-endogan ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik lokal maupun internasional, untuk berkunjung ke Banyuwangi.
"Endog-endogan adalah ciri khas asli dari Banyuwangi yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Dan tradisi ini harus dijaga dan dilestarikan dengan baik," tandasnya, Sabtu (30/9/2023).
Tradisi endog-endogan di Banyuwangi adalah bukti nyata bagaimana masyarakat memelihara warisan budaya mereka dengan cara yang unik dan bermakna, sambil merayakan hari besar dalam agama.(*)
Apa Reaksi Anda?