Tingkatkan Edukasi Pertanian, UPN Jatim Ajak Mahasiswa Studi Banding ke BBPP Ketindan
Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian menjadi titik ungkit peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Namun saat ini animo generasi ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian menjadi titik ungkit peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Namun saat ini animo generasi muda pada sektor pertanian cenderung berkurang karena mereka menganggap sektor pertanian adalah sektor yang tidak begitu menjanjikan. Sebagai bentuk mewujudkan keseriusan generasi muda di bidang pertanian, sebanyak 93 mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur melaksanakan studi banding ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan.
Hal ini merupakan bentuk kongkrit dari UPN Veteran Jatim bersama mahasiswa jurasan agribisnis pertanian untuk membuktikan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan. Sektor pertanian terbukti bisa memberikan kesejahteraan dan telah berkontribusi kepada ketersediaaan pangan untuk 273 juta penduduk Indonesisa.
BBPP Ketindan sebagai UPT Pelatihan di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM), menginisiasi melalui salah satu teknologi pertanian yang dapat diterapkan adalah Pengendalian Hama Penyakit, Smart Green House, Mekanisasi Pertanian, Olahan Hasil Pertanian, Rumah Pupuk, serta Edukasi Teknologi melalui penyuluhan yang berorientasi peningkatan produksi dengan hasil yang diperoleh lebih tinggi, kualitas dan kuantitasnya terjaga.
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak generasi muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budidaya pertanian. Menurutnya, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budidaya karena lebih efisien dan modern, sehingga mendorong akselerasi produksi petani.
"Smart farming adalah satu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak membiarkan pertanian berjalan apa adanya sama dengan yang kemarin. Tidak berarti yang kemarin jelek, tetapi harus ada loncatan. Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini," ujar SYL.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan generasi muda agar tertarik ke sektor pertanian, pihak Fakultas Pertanian UPN Veteran Jatim, mengajak mahasiswanya ke BBPP Ketindan untuk mendapatkan tambahan edukasi agribisnis, hal ini seperti diterangkan oleh Teguh Soedarto selaku Guru Besar Agribisnis UPN Veteran Jatim yang turut mendampingi mahasiswanya.
“Saat ini terjadi peningkatan yang signifikan di fakultas pertanian, dimana animo generasi muda yang memilih jurusan pertanian semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir. Ini artinya mulai ada kesadaran dari diri anak-anak muda untuk menggeluti sektor pertanian,” kata Teguh.
Sementara itu menurut Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, titik pengungkit program utama Kementan adalah SDM. Era modernisasi merupakan ladang emas bagi profesi petani. Memilih bertani menjadi sumber mata pencaharian merupakan prospek yang menjanjikan dan berperan penting.
“Hal tersebut bukan tanpa sebab, petani merupakan ujung tombak dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Tidak ada petani, maka kebutuhan pangan masyarakat akan sulit dipenuhi,” kata Dedi.
Sebab, memasuki era industri 4.0, optimalisasi penggunaan teknologi guna memudahkan pekerjaan individu, terus digelorakan oleh Kementan.
“Oleh karenanya stigma akan profesi petani yang kotor dan konvensional dapat terpatahkan terutama pada kalangan anak muda saat ini yang hendak meniti karir,” lanjut Dedi Nursyamsi.
Sumardi Noor selaku Kepala BBPP Ketindan, menuturkan saat memberikan sambutan, bahwa beberapa faktor kunci yang perlu dicermati sebagai simpul kritis untuk keberhasilan dan keberlanjutan secara berkelanjutan adalah, dosen dan mahasiswa sejak awal harus dilibatkan secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan agribisnis. Diharapkan keterlibatan ini akan memudahkan proses keberlanjutan dan kemandiriannya.
“Apabila beberapa faktor kunci untuk keberhasilan dan keberlangsungan pengembangan sumberdaya manusias akan dapat diwujudkan, maka akses mahasiswa dapat ditingkatkan melalui kunjungan, study banding, magang, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal,” jelas Sumardi Noor. (*)
Apa Reaksi Anda?