Terapkan Wakaf Progresif, Masjid Dapat Sejahterakan Umat

Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) menggelar "Talkshow dan Bedah Buku Wakaf Progresif Masjid Jogokariyan Yogyakarta" di Masjid Baiturrozaq SIER, Rungkut Industri, Suraba ...

Februari 27, 2023 - 02:29
Terapkan Wakaf Progresif, Masjid Dapat Sejahterakan Umat

TIMESINDONESIA – Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) menggelar "Talkshow dan Bedah Buku Wakaf Progresif Masjid Jogokariyan Yogyakarta" di Masjid Baiturrozaq SIER, Rungkut Industri, Surabaya, Minggu (26/2/2023). 

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir ASP. Kemudian juga hadir Direktur YDSF Jauhari Sani dan Pembina Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Haq Rungkut Permai Rungkut Mapan Barat Surabaya, Wahyu P Kuswanda. 

Direktur YDSF Jauhari Sani mengatakan, acara ini digelar dalam rangka memperingati milad ke-30 tahun YDSF.

Ustaz-Muhammad-Jazir-ASP-2.jpgDirektur YDSF Jauhari Sani, Ustaz Muhammad Jazir ASP dan Pembina DKM Al Haq Wahyu P Kuswanda, Minggu (26/2/2023). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Jauhari berharap sharing pengalaman pengelolaan wakaf secara modern dan profesional dapat menjadi acuan pembelajaran bagi para takmir masjid di Kota Surabaya sesuai skala kemampuan modal sosial masing-masing. 

Karena pada kesempatan ini, Ustaz M Jazir membagikan rahasia sukses dalam mengelola wakaf progresif sebagai sumber kesejahteraan masyarakat kepada para takmir masjid dan jemaah. 

"Kalau banyak masjid melakukan gerakan seperti ini alhamdulillah itu sangat membantu," ungkap Jauhari Sani. 

Ustaz-Muhammad-Jazir-ASP-3.jpgKetua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir ASP saat acara bedah buku di Madjid Baiturrozaq SIER, Minggu (26/2/2023). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia) 

Jauhari mengatakan, pada gelombang pertama lalu, YDSF juga sudah pernah mengajak sejumlah takmir masjid untuk berkunjung langsung ke Masjid Jogokariyan Yogyakarta. 

"Gelombang kedua ini kita ingin masuk di fase bagaimana masjid-masjid sudah harus berpikir mempunyai wakaf yang tidak hanya produktif, tapi juga progresif. Sehingga ini bisa menjadi sebuah gerakan dimulai dari beberapa masjid yang hadir di sini," harap Jauhari. 

Sistem Pengelolaan Wakaf Progresif

Nama Masjid Jogokariyan Yogyakarta memang tersohor berkat pengelolaan wakaf progresif. Menurut Ustaz Muhammad Jazir, keberadaan program wakaf progresif dapat mensejahterakan umat maupun warga sekitar. 

"Masjid Jogokariyan mencoba menjadi institusi keuangan umat atau wakaf ini agar bermanfaat sebagai sumber kesejahteraan rakyat," ungkapnya. 

Wakaf progresif terbukti dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat dan menghilangkan pembebanan pembiayaan masjid dari infak melalui hasil wakaf. 

Ustaz Jazir menyatakan, konsep ini memiliki kesamaan dengan Kerajaan Mataram dan Undang-Undang (UUD) Pasal 33 bahwa bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 

"Konstitusi kita itu melaksanakan konsep wakaf," tandasnya. 

Indonesia sendiri, kata dia, memiliki tanah wakaf seluas 5,6 miliar meter persegi. Namun hanya 3 persen produktif. Sebagian masjid besar justru konsumtif karena menyerap dana publik hanya untuk merawat bangunan. Sehingga, hak-hak orang miskin tidak tersantuni dari kekayaan umat tersebut. 

"Makanya penting sekali menggerakkan kesadaran pengelola masjid mengoptimalisasi kepercayaan atas wakaf itu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," ucap Ustaz Jazir. 

Optimalisasi wakaf untuk kemakmuran rakyat itu sudah berjalan di Masjid Jogokariyan. Masjid ini kerap menjadi sasaran studi banding dari dalam negeri maupun luar negeri sejak 2001.

Takmir masjid di bawah kepemimpinan Ustaz Jazir berhasil menjadikan ekonomi berbasis masjid. Karena Masjid Jogokariyan tidak hanya bergantung pada infak dan shadaqah. Namun, mengelola wakaf progresif secara transparan, akuntabilitas pertanggungjawaban publik, dan aspiratif.  

"Uang wakaf berada di rekening dan brankas masjid. Tidak ada boleh ada pengurus membawa uang," ungkap Ustaz. 

Takmir masjid mengelola uang wakaf secara profesional dan modern melalui pola intensifikasi wakaf. Antara lain dengan mengoptimalkan lahan beserta bangunan masjid hingga empat lantai.

Selain sebagai tempat ibadah, lantai bagian atas merupakan fasilitas baru usaha masjid hasil dari ekstensifikasi wakaf. Dua fasilitas tersebut adalah Hotel Masjid Jogokariyan dan Aula Islamic Center Jogokariyan. 

Dari pengelolaan lahan tersebut, Masjid Jogokariyan Yogyakarta mampu mandiri dan memberikan berkah bagi masyarakat sekitar. 

Pemberdayaan ekonomi lain adalah merintis program agen bisnis berbasis ternak menggandeng petani sekitar masjid dan hafidz jelang Idul Adha nanti. 

Manajemen masjid membekali mereka dengan hewan ternak seperti sapi dan kambing sebagai modal usaha sehingga terwujud program pemberdayaan ekonomi rakyat. 

Masjid Menjadi Sumber Berkah 

Masjid bisa menjadi sumber kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan wakaf progresif. Sehingga, masjid bukan hanya sekadar mandiri namun juga memberkahi. 

Ustaz Muhammad Jazir menjelaskan, pada awalnya Masjid Jogokariyan hanya mengandalkan infak Jumat sebagai sumber utama pendanaan. 

Kemudian berkembang menjadi gerakan infak jamaah mandiri dengan tujuan menciptakan jemaah yang mampu mandiri secara finansial. 

Gerakan tersebut sukses menaikkan infak masjid tiap pekan hingga 400 persen melalui manajemen pengelolaan terukur sehingga mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat dan kesejahteraan umat. Karena tidak terasa terjadi subsidi silang bagi kemandirian umat. 

Antara lain meliputi kegiatan pembinaan spiritual rutin hampir setiap hari, optimalisasi peran pendidikan dan sosial dengan menghadirkan perpustakaan umum, bimbingan belajar bagi para siswa dengan tujuan mendorong jemaah remaja untuk menempuh pendidikan formal sampai jenjang perguruan tinggi hingga bantuan beasiswa bagi anak kurang mampu. Anggaran beasiswa dialokasikan dari zakat mal. 

Selanjutnya adalah pelayanan kesehatan melalui kehadiran poliklinik masjid. Kebersihan lingkungan masjid juga menjadi pendukung terciptanya kesehatan, berikut pembagian gizi seperti snack dan susu dan layanan pemeriksaan gratis bagi jemaah maupun warga sekitar. 

Masjid Jogokariyan Yogyakarta juga melakukan pemberdayaan ekonomi yang dikoordinasikan oleh Biro Perekonomian Masjid melalui program pelatihan kewirausahaan, bantuan modal, kemitraan, pendampingan usaha dan bantuan jaringan pemasaran. 

Masjid Jogokariyan memiliki program baitul mal dengan memberikan pinjaman modal, pelunasan hutang pokok bagi jemaah yang benar-benar tidak mampu membayar, renovasi rumah jemaah hingga membagikan ratusan sembako.

Ustaz Muhammad Jazir berharap Masjid Jogokariyan Yogyakarta dapat menjadi masjid pemberdayaan. Yaitu masjid yang bisa mengentaskan 40 KK dari kemiskinan setiap 5 tahun. (*) 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow