Siswa Difabel Tampilkan Bakat dan Karnival di Kota Malang
Sejumlah siswa difabel atau disabilitas di kawasan Malang Raya memperlihatkan bakat dan kompetensinya melalui karnaval dan kompetisi dalam Festival Melukis dan Mewarnai T ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Sejumlah siswa difabel atau disabilitas di kawasan Malang Raya memperlihatkan bakat dan kompetensinya melalui karnaval dan kompetisi dalam Festival Melukis dan Mewarnai Topeng di Kota Malang.
Dengan tema 'Dari, Oleh, dan Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)', kegiatan ini meriahkan Alun-Alun Tugu Malang dan Gedung DPRD Kota Malang pada Rabu (6/12/2023).
Pawai karnaval di Alun-Alun Tugu Malang yang diiringi oleh pertunjukan budaya jaranan kepang menjadi pembuka acara. Selanjutnya, kegiatan melibatkan para siswa difabel yang menampilkan potensi mereka dalam berbagai bidang, seperti menyanyi, menari, dan qiroah di Gedung DPRD Kota Malang. Kompetisi melukis dan mewarnai topeng yang dimulai sejak 28 November 2023 juga mencapai puncaknya dengan pengumuman para pemenang.
Maria Carmela Nur Indri Hariani, Ketua Penyelenggara, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh siswa ABK dari 28 lembaga pendidikan di Malang Raya. Tujuannya adalah memberikan wadah bagi anak-anak difabel untuk menunjukkan potensi dan kemampuannya.
"Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak ABK ini mampu untuk mandiri," ujar Maria.
Peserta kegiatan berasal dari berbagai tingkatan difabilitas, mulai dari tunagrahita ringan, tunarungu, tunadaksa, hingga autisme. Menurut Maria, mereka memiliki potensi besar yang patut diakui, dan sebagian dari mereka sudah meraih prestasi hingga tingkat nasional.
"Anak-anak difabel yang tampil hari ini sudah punya prestasi sampai nasional. Ada 12 bidang keterampilan vokasi yang mereka kuasai di sekolah masing-masing," tambahnya.
Maria menjelaskan bahwa kerjasama dengan DMart Tithiektenger dalam pengembangan keterampilan vokasi bertujuan untuk menyiapkan para siswa ABK agar dapat bersaing di dunia bisnis dan kerja. Melalui kerjasama ini, sebagian siswa ABK sudah mulai diterapkan di lembaga pemerintahan dan swasta.
"Serapan kerja di lembaga pemerintahan sudah mencapai 20 persen, dan di sektor swasta sebesar 10 persen," ujarnya.
Maria juga menekankan bahwa banyak siswa ABK yang lulus telah berhasil masuk ke dunia wirausaha. "Asalkan tingkat ketidakmampuannya tak lebih dari 50 persen, mereka juga bisa berwirausaha," tandasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?