Siluman Kerbau Rasuki Puluhan Warga, Jadi Simbol Tradisi Mistis Desa Aliyan Banyuwangi
Kabupaten ujung timur Pulau Jawa masih menyimpan nilai budaya dan tradisi dalam unsur kemisitisan yang masih lestari. Seperti tradisi mistis Keboan Desa Aliyan, Kecamatan ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabupaten ujung timur Pulau Jawa masih menyimpan nilai budaya dan tradisi dalam unsur kemisitisan yang masih lestari. Seperti tradisi mistis Keboan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur yang digelar pada 4 Suro. Disini, puluhan warga Desa Aliyan mendadak dirasuki roh siluman kerbau dan bertingkah layaknya binatang kerbau.
Uniknya, bukan malah ketakutan, bahkan puluhan ribu warga Banyuwangi tumpah ruah, berdatangan memadati lokasi acara. Karena memang, tradisi Keboan ini adalah tradisi warisan leluhur masyarakat suku Osing, yang sudah ada sejak era kejayaan kerajaan Blambangan, akibat dari pagebluk atau panceklik pertanian.
Jawa, khususnya Banyuwangi memang terkenal dengan wilayah agrarisnya, oleh sebab itu ritual, tradisi kebudayaanya tak pernah jauh dari kegiatan yang berbau pertanian. Oleh sebab itu, tradisi Keboan ini diawali oleh selamatan di empat penjuru desa. Masing-masing warga menggelar beragam menu tradisional, salah satunya Pecel Pitik, didepan rumah masing-masing. Usai dipanjatkan mantra dan doa, mereka menyantap bersama.
Dukun atau Pawang dari tradisi Keboan desa Aliyan, kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Selain itu, diseluruh persimpangan juga terdapat Lawang Kori atau gapura yang telah dihiasi hasil pertanian, biasanya masyarakat menyebuynya poro bungkil. Begitu usai menyantap menu selamatan, satu persatu warga mendadak bertingkah aneh. Mereka kerasukan roh siluman kerbau dan bertingkah selayak binatang kerbau. Mulai dari Dusun Cempoko Sari di barat hingga ke selatan di Dusun Sukodono.
Ketika melihat kubangan air pun, warga yang telah kesurupan itu berlarian layaknha kerbau untuk berebut menjeburkan diri. Maka jangan heran, dalam tradisi keboan, pihak keluarga terus mendampingi keluarganya yang kesurupan. Mereka yang kerasukan kerbau akan diarak ke empat penjuru mata angin menggunakan singkal atau pembajak sawah dari bambu.
Diikuti, tumpeng raksasa yang berisi hasil bumi lengkap dengan ogoh-ogoh bentuk kerbau di belakang keboan, sebutan orang yang kerasukan roh kerbau. Keseruan demi keseruan pun bermunculan dalam tradisi keboan ini. Terlebih ketika warga kesurupan mendekat kearah kerumunan penonton yang bergerombol disepanjang jalan. Gelak tawa hingga jeritan histeris keluar bersahutan.
Dijelaskan oleh Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo, Sejumlah petani dan kerasukan energi gaib dan bertingkah layaknya kebo (kerbau). Masyarakat bersama para keboan berkeliling empat penjuru desa. Sesekali keboan itu nyemplung di kubangan layaknya kerbau.
"Tradisi Keboan ini merupakan sarana kami untuk mempererat tali silaturahmi. Dengan adat, masyarakat kami di Aliyan ini bisa bersatu membangun dan menjaga bersama." ungkapnya, Minggu (23/7/2023).
"Para "kerbau" itu bertingkah layaknya siklus cocok tanam, mulai dari membajak sawah, mengairi, hingga menabur benih padi," imbuh, Ketua Askab Banyuwangi itu.
Kepala Desa Aliyan, Anton sujarwo, sedang menunggangi ogoh-ogoh kerbau dengan memegang pecut. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Unik dan kental nuansa mistis, itu yang menjadi daya tarik dari tradisi keboan Desa Aliyan. Tidak heran apabila ritual ini, setiap tahunnya akan selalu ditunggu oleh masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya. Hingga menyulap jalanan desa setempat menjadi lautan manusia.
"Dengan Keboan Aliyan ini kami bisa melihat bahwa tradisi adat masih terus lestari di daerah kami. Kami sampaikan selamat kepada masyarakat Aliyan, semoga acara ini berlangsung dengan sukses sampai selesai." kata, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi Dwi Yanto.
Terlihat turis asing yang juga ikut menikmati dan nampak antusias pada tradisi mistis asli Banyuwangi ini.
"Ini sungguh gila dan luar biasa, Amazing," cetus, wisatawan mancanegara Asal Itali, Roberto dengan bahasa Indonesia.
Untuk diketahui, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, adalah salah satu desa tertua di Banyuwangi, Jawa Timur. Sudah ada sejak era kejayaan kerajaan Blambangan. Sebuah kerajaan yang dikenal dengan kesaktian masyarakatnya. (*)
Apa Reaksi Anda?