Semarak Maulid Nabi SAW di Ponpes Al-Basyir Bogor dihadiri oleh ribuan Jama’ah dan Qori’ Internasional

Pondok Pesantren Al-Basyir menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Majelis Pondok Pesantren Al-Basyir 2, Cibatok, Kab. Bogor, Senin (23/10/2023). 

Oktober 24, 2023 - 14:30
Semarak Maulid Nabi SAW di Ponpes Al-Basyir Bogor dihadiri oleh ribuan Jama’ah dan Qori’ Internasional

TIMESINDONESIA, BOGORPondok Pesantren Al-Basyir menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Majelis Pondok Pesantren Al-Basyir 2, Cibatok, Kab. Bogor, Senin (23/10/2023). 

Acara mengangkat tema “Memperingati Maulid Nabi, Cinta Dzikir dan Qur’ani, Perkuat Silaturahmi, Sholawat tiada henti" itu dihadiri ribuan jemaah. 

Hadir pula beberapa tokoh di antaranya Qori Internasional H. Darwin Hasibuan, Mubaligh kondang asal Pandeglang KH Jamaluddin dan pembaca shalawat oleh Yusuf Al-Lampungi. 

Selain menghadirkan tokoh yang mengisi acara, Pondok Pesantren Al-Basyir turut mengundang jamaah dari berbagai kalangan. Sekitar 3300 jamaah hadir dalam acara tersebut. Di antaranya, alumni dan calon Jamaah Umrah dan Haji dari PT. KBIHU Al-Basyir Tour and Travel, juga jamaah dari berbagai majelis ta'lim, seperti Majelis Ta’lim dari Kecamatan Pamijahan, Kecamatan Cibungbulang, dan Kecamatan Ciampea.

Dalam suasana penuh kebersamaan, para jamaah dari berbagai Majelis ta'lim tersebut bersatu dalam peringatan yang khusyuk untuk memuliakan dan merayakan kelahiran serta ajaran mulia Nabi Muhammad SAW.

Acara tersebut menampilkan berbagai kegiatan, termasuk pembacaan sholawat, ceramah keagamaan, serta penampilan hadroh oleh santri Pondok Pesantren Al-Basyir yang menggambarkan pesan damai dan kasih sayang yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

baner-Ponpes-Al-Basyir.jpg

Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Basyir Bogor, Drs. K.H. Abi Basyir, M.M. menyampaikan tentang bagaimana setiap Muslim menyikapi dengan perayaan Maulid Nabi SAW. “Jika kita dengan segenap hati merayakan setiap ulang tahun keluarga kita, Maka sudah sepatutnya kita juga merayakan Nabi Muhammad, Nabi Seluruh Ummat ini dengan segenap hati dan juga suka cita atas lahirnya Manusia yang akan menjadi satu-satunya penyelamat kita semua di Yaumul Akhir nanti.” Abi (Sapaan akrab beliau) juga menyampaikan bahwa setiap tahunnya Al-Basyir terus memeriahkan Maulid Nabi dengan menghadirkan ribuan jamaah se-Jabodetabek dan juga para Masyayikh pimpinan Majelis ta’lim/Pesantren Se Bogor Raya.

Acara inti disampaikan oleh K.H Jamaluddin, da’i Kondang Banten yang tidak asing bagi masyarakat Banten dan Jawa Barat. Dalam ceramahnya, KH Jamaluddin membahas pengertian maulid menurut Syekh Jalaluddin al-Suyuthi yang ketika ditanya terkait hukum perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Lalu, dalam kitabnya Ia menjelaskan:

عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية األخبارالواردة في مبدأ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في مولده من الآيات، ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك هو من البدع الحسنة التي واالستبشار بمولده الشريف الفرح يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي صلى الله عليه وسلم وإظهار

Artinya, "Menurut saya, hukum pelaksanaan maulid Nabi, yang mana pada hari itu masyarakat berkumpul, membaca Al-Qur’an, dan membaca kisah Nabi SAW. Pada permulaan perintah Nabi SAW serta peristiwa yang terjadi pada saat beliau dilahirkan, kemudian mereka menikmati hidangan yang disajikan dan kembali pulang ke rumah masing-masing tanpa ada tambahan lainnya, adalah bid’ah hasanah. Diberi pahala orang yang memperingatinya karena bertujuan untuk mengagungkan Nabi SAW serta menunjukkan kebahagiaan atas kelahiran Beliau.”

Dengan demikian, acara Maulid Nabi Muhammad SAW, di Pondok Pesantren Al-Basyir merupakan perayaan yang menggugah hati, penuh spiritualitas, dan menyatukan umat dalam cinta dan penghormatan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Gus H. Abdul Hamid Aly, M.Pd. Direktur Ponpes Al-basyir satu, menyampaikan harapannya ke depan, kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara istiqomah sebagai media dakwah serta meningkatkan kualitas ibadah. Selain ibadah yang bersifat horizontal seperti mempererat jalinan silaturahmi antar jemaah, Pondok Pesantren, aparat pemerintahan dan masyarakat setempat, namun juga ibadah yang bersifat vertikal (ke atas) sebagai penguat keimanan dan bukti cinta terhadap Nabi Muhammad SAW. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow