Ribuan Nakes Meninggal karena Covid-19, Sekjen PB IDI: Pembelajaran untuk Kami
Pandemi Covid-19 masih meninggalkan duka khususnya bagi tenaga kesehatan yang berjuang sebagai garda terdepan melawan Covid-19. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan ...
TIMESINDONESIA – Pandemi Covid-19 masih meninggalkan duka khususnya bagi tenaga kesehatan yang berjuang sebagai garda terdepan melawan Covid-19. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (Sekjen PB IDI) dr Ulul Albab, SpOG mengatakan sebanyak 2.172 tenaga kesehatan meninggal dunia karena pandemi Covid-19.
“2.172 meliputi dokter itu ada 756. Paling tinggi dokter umum, kemudian yang kedua bukan dokter paru, tetapi dokter kandungan,” kata Sekjen PB IDI, Dr Ulul Albab, SpOG dalam Media Briefing yang digelar di Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Selain dokter umum dan dokter kandungan, dalam data yang disajikan, jumlah perawat yang meninggal pun menjadi terbanyak setelah dokter dengan jumlah 718 orang yang meninggal dunia. “Kemudian bidan ada 421 yang meninggal dunia,” ucapnya.
(ki-ka) Ketua Umum PB IDI DR dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Satgas CoVID PB IDI DR dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) dan Sekjend PB IDI, Dr Ulul Albab, SpOG dalam media briefing di kantor PB IDI Jakarta. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia)
Selain bidan dan perawat, update data tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 per 8 Maret 2023 ini juga terdiri atas ahli gizi/nutrisionis 33 orang, tenaga sanitasi lingkungan 25 orang, teknik kardiovaskuler 2 orang, terapis gigi dan mulut 25 orang, ahli teknologi laboratorium medik 22 orang, perekam medis 13 orang.
“tmTenaga kesehatan masyarakat 14 orang, tenaga teknis kefarmasian 40 orang, optometris 11 orang, promosi kesehatan 7 orang, radiografer 24 orang, okupasi terapis 2 orang, terapis wicara 1 orang, elektromedis 12 orang, dokter gigi 46 orang jadi total 2.172 orang,” ujarnya.
“Sebagai catatan, jumlah yang dipaparkan ini masih terus diupdate karena masih banyak yang membutuhkan verifikasi. Angka yang sebenarnya tentu jauh lebih besar,” sambungnya.
Sekjend menjelaskan, korban dari teman-teman tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 ini menjadi pembelajaran sekaligus pelajaran untuk PB IDI.
“Karena Covid itu ada dan memberikan hikmah yang sungguh luar biasa. Karena kita tahu ternyata bahwa kita belajar banyak bukan hanya di bidang kesehatan tetapi juga di bidang ekonomi, pemerintahan dan juga semuanya,” jelasnya.
kantor PB IDI Jakarta. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia)
Menurut Ulul Albab dengan adanya Covid-19 belajar banyak hal dan bahkan Indonesia bisa bertahan serta juga bisa bangkit. “Ini jelas ini sebuah prestasi yang luar biasa dan bukan hanya satu biasa aja tapi semuanya bergerak. Mudah-mudahan jangan sampai nanti cerita tentang covid ini 5, 10, 15 tahun mendatang hilang,” ujarnya.
Dokter yang praktik di RS Aulia ini juga mengusulkan setiap 15 Maret diperingati sebagai Hari Pandemi Nasional atau Hari Kesadaran Kesehatan. Usulan ini sebagai pengingat bahwa pada tanggal tersebut Indonesia belajar bertahan dari pandemi covid-19 yang menyulitkan seluruh aspek kehidupan di Indonesia.
Hadir bersama dalam media briefing tersebut Ketua Umum PB IDI DR dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT dan Ketua Satgas CoVID PB IDI DR dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K). (*)
Apa Reaksi Anda?