Program Mantap Melihat Napas Panjang Penderita Katarak, Lansia dan Manula Kian Berdaya

Rumah Sakit Husada Prima Surabaya pada Minggu (4/2/2024) lalu tiba-tiba ramai. Sejak pagi hari, puluhan lansia dan manula terus berdatangan.

Februari 13, 2024 - 13:30
Program Mantap Melihat Napas Panjang Penderita Katarak, Lansia dan Manula Kian Berdaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Rumah Sakit Husada Prima Surabaya pada Minggu (4/2/2024) lalu tiba-tiba ramai. Sejak pagi hari, puluhan lansia dan manula terus berdatangan. Mereka disambut hangat para petugas yang mengenakan kartu identitas Bank Mandiri Taspen. Satu per satu diarahkan menuju lantai 4.

"Monggo mbah saya antar naik," ucap petugas dengan santun.

Keramahan para pegawai Bank Mandiri Taspen itu membuat nyaman. Maklum, lansia dan manula biasanya kebingungan jika berada di tempat asing. Apalagi di rumah sakit banyak sekat-sekat khusus. Ditambah lagi penglihatan lansia dan manula sudah terganggu.  Petunjuk arah pun tidak berlaku bagi mereka.

Di usianya yang tidak lagi muda, wajah para lansia dan manula itupun tampak sumringah penuh harapan. Mereka berharap bisa kembali menatap indahnya dunia dan bisa berdaya kembali meski tidak seproduktif usia mudanya.

Puluhan lansia dan manula yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur itu merupakan peserta operasi katarak program Mantap Melihat dari Bank Mandiri Taspen. Setidaknya ada 34 orang yang menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Husada Prima Surabaya ini. 

Jumlah itu merupakan hasil screening katarak di Bank Mandiri Taspen Kantor Cabang Surabaya, pada Rabu (24/1/2024). Saat itu, ada 100 orang yang di screening oleh dokter mata.

Mantap Melihat Napas Panjang Penderita Katarak

Program Mantap Melihat dari Bank Mandiri Taspen ini bisa dikatakan jadi napas panjang bagi para penderita katarak. Maklum saja, penderita katarak memang rata-rata sudah usia lanjut dan pensiun dari pekerjaan. Di sisi lain mereka ingin menjadi orang yang tetap produktif. Minimal bisa meringankan beban anak-anaknya yang sibuk bekerja.

Seperti Suhardi misalnya. Kakek 74 tahun merupakan pensiunan PNS di Surabaya. Mata Suhardi tidak bisa melihat saat sore menjelang. Padahal setiap hari ia mengantar cucunya pulang pergi sekolah.

Karena rasa sayang pada cucu, ia kemudian periksa ke klinik mata. Dokter mendiagnosis bahwa mata Suhardi sudah 60 persen katarak. Namun ia juga belum operasi karena pertimbangan biaya saat itu. 

Kakek Suhardi bersyukur ada operasi katarak gratis. Bahkan ia datang seorang diri naik sepeda motor dari rumahnya di Jalan Petemon.

"Alhamdulillah akhirnya saya ke Mandiri Taspen dan daftar," ucapnya.

Kebahagiaan juga dirasakan oleh Siti Nurjanah (64). Dia datang bersama putrinya. Sebelumnya, pensiunan guru ini sudah melewati screening pada Januari kemarin.

Proses screening dilakukan sebagai tahap awal dalam program operasi katarak dan berlangsung di Kantor Cabang Bank Mandiri Taspen Surabaya.

Ibu Siti mengeluhkan pandangan yang kabur. Kondisi ini semakin hari membuatnya merasa semakin tidak nyaman.

Apalagi saat menjadi guru, harusnya Ibu Siti sudah mulai rajin menggunakan kacamata sejak dulu. Namun, penggunaan alat bantu itu ia abaikan begitu saja karena berpikir sekadar masalah pandangan mata kabur biasa.

Lambat laun Ibu Siti Nurjanah didiagnosis mengalami katarak. Namun demikian, ia juga belum berpikir melakukan operasi karena pertimbangan biaya.

Ia tak memungkiri jika kebanyakan orang takut mendengar kata operasi. Padahal, operasi katarak hanya tindakan penyinaran saja dan tidak menyakitkan. Maka, Ibu Siti Nurjanah bersyukur Bank Mandiri Taspen menggelar screening dan operasi bagi nasabah dan keluarga nasabah tanpa memungut biaya apapun dari mereka. Ia merupakan satu di antara 34 orang yang lolos proses screening dari total 100 peserta.

"Alhamdulillah hari ini tindakan operasinya," katanya.

Ia berharap kegiatan seperti ini terus berkelanjutan. Sebagai pensiunan, Siti Nurjanah juga berpesan agar sesama nasabah Bank Mandiri Taspen tetap semangat.

"Kalau bisa operasi ini diperluas. Karena (bagi) pensiunan, masa lalu harus ditinggal, dikuburkan, masa depan harus dipandang mantap," ucapnya optimis.

Ibu Nurjanah kebetulan mendapat kesempatan pertama masuk ruang operasi. Ia ditangani para dokter berpengalaman.

Operasi katarak bagi nasabah dan keluarga nasabah Bank Mandiri Taspen ini bukan hanya memberikan harapan bagi lansia dan manula. Mereka yang sudah pensiun dan pulang kampung halaman akhirnya bisa menginjakkan kakinya di kota, dimana mereka bertugas.

Hal ini dialami oleh Hartoto, Purnawirawan TNI AD yang dulu dinas di Kodam V Brawijaya Surabaya. Setelah purna, ia kembali ke Madiun, Jawa Timur. Sebagai pensiunan, Hartoto tidak lagi mendapatkan gaji yang besar. Transferan dari negara hanya bisa untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari. 

Hartoto pun rela datang bolak-balik Madiun-Surabaya demi mengobati katarak yang dideritanya. Dia pun sangat bersyukur dengan adanya program operasi katarak yang digelar oleh Bank Mandiri Taspen. Mengingat, jika operasi dilakukan mandiri maka biayanya sangat mahal dan tidak terjangkau bagi para pensiunan.

"Loh mas kita ketemu lagi," canda Hartoto sambil jabat tangan. 

Purnawirawan TNI AD ini pun berharap kegiatan serupa digelar rutin oleh Bank Mandiri Taspen. "Mudah-mudahan diadakan tiap tahun rutin. Karena kasihan bapak-bapak kita yang sepuh-sepuh yang penglihatannya kurang. Jadi ya harapan saya semoga tiap tahun ada. Maklumlah pensiunan kan terbatas," tuturnya.

Operasi katarak berlangsung antara 15-30 menit. Setelah itu pasien butuh waktu penyembuhan atau pemulihan selama kurang lebih satu hari.

"Biasanya besok nya perlahan bisa melihat lagi," kata dr Ifan Romadhon, S.p.M, dokter spesialis mata di RS Husada Prima sekaligus mewakili PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) Jatim selaku mitra pelaksanaan baksos.

Ia mengatakan, operasi ini didukung beberapa dokter spesialis mata dan tenaga kesehatan. Selain itu, ia berharap operasi ini dapat membantu mengembalikan penglihatan pasien.

Apalagi, dokter mata di RS Husada Prima ini kerap melakukan operasi berbagai jenis gangguan penglihatan.

"Semoga ke depan kerja sama ini dapat berlanjut," kata dr Ivan.

Sementara pada kegiatan bakti sosial bertema "Mantap Melihat" tersebut, Bank Mandiri Taspen bekerja sama dengan Allianz Indonesia.

Bank Mandiri Taspen tidak hanya menegaskan komitmen bank terhadap peningkatan kesehatan nasabah, tetapi juga menunjukkan sinergi yang kuat antara sektor perbankan dan asuransi khususnya bersama Allianz Indonesia.

Selain itu, operasi katarak juga sebagai salah satu inisiatif Mantap Sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar Mantap Indonesia milik Bank Mandiri Taspen  dalam mendukung program kesehatan yang berkelanjutan.

“Inisiatif ini adalah langkah nyata kami dalam memenuhi tanggung jawab sosial. Kami percaya bahwa dengan kesehatan yang baik, nasabah kami dapat menikmati hidup yang lebih bahagia dan sejahtera," terang Direktur Utama Bank Mandiri Taspen, Elmamber Petamu Sinaga.

Danis Samagan, Head of Digital, Credit Life & Emerging Consumers di Allianz dalam kesempatan yang sama ikut menyampaikan 
rasa bangga.

"Kami percaya bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu. Dengan program operasi katarak ini, kami ingin menunjukkan bahwa kami lebih dari sekedar penyedia layanan asuransi; kami adalah mitra dalam kesehatan dan kesejahteraan nasabah," ucapnya.

Inisiatif Bank Mandiri Taspen dan Allianz Indonesia dalam menyelenggarakan program operasi katarak ini diharapkan akan berkontribusi besar dalam mencegah kebutaan akibat katarak. 

Pada akhirnya, bisa  meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan nasabah. Tidak hanya pada kesehatan visual tetapi juga pada aspek sosial ekonomi kehidupan nasabah dan keluarganya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow