Polbangtan Malang Gelar Bimtek Kendalikan Hama Tanaman Hortikultura di Sumbawa
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kem ...
TIMESINDONESIA, SUMBAWA – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung hal tersebut diatas.
Kementan melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh dengan tema Budidaya dan penanganan hama tanaman hotikultura secara organik berbasis sumberdaya lokal.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menegaskan bahwa peningkatan kompetensi SDM khususnya petugas lapangan pertanian sangat penting.
“Petugas lapangan memiliki peran penting memajukan pertanian di Indonesia, yang merupakan sosok pembimbing petani dalam meningkatkan produktivitas,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh sebagai garda terdepan suksesnya pembangunan pertanian harus terus bekerja keras.
"Dan salah satu faktor produksi pertanian adalah pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). OPT bisa menghilangkan hasil antara 10% – 100% bahkan hingga tidak bisa panen atau gagal panen. Bila kita bisa mengendalikan OPT, artinya kita bisa menyelamatkan produktivitas antara 10% - 80%," ujarnya.
Kegiatan Bimtek ini dilaksanakan Sabtu (10/6/2023) di Gedung Serbaguna, Desa Plampang, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Hadir dalam kegiatan Bimtek tersebut, Wakil Direktrur I Polbangtan Malang Novita Dewi Kristanti, Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan, Kepala Desa Plampang, Kepala BPP desa Plampang dan 100 orang peserta terdiri dari Penyuluh Pertanian dan Petani di Kabupaten Sumbawa.
Kepala BPP Desa Plampang Sudarmaji, menyampaikan bahwa desa Plampang adalah unggulan komoditas pertanian seperti jagung, sapi dan padi namun tahun lalu Desa Plampang mendapat musibah, berupa banjir yang menghanyutkan beberapa area pertanian di Desa Plampang.
“Dengan kegiatan ini kita harus bisa meningkatkan kapasitas, untuk menatisipasi masalah-masalah yang ada. Sehingga Bimtek seperti ini, sangatlah tepat dilakukan kepada petani dan penyuluh,” ujarnya.
Novita Dewi Kristanti, menerangkan bahwa Polbangtan Malang meng-handle Bimtek yang tersebar di Povinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Menurutnya, Bimtek adalah salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam menghadapi banyak sekali tantangan di bidang pertanian.
“Pada tahun 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi, salah satunya tingginya angka SDM muda di Indoensia, sehingga dengan adanya wadah bimtek ini kita bisa mempersipakan anak-anak kita untuk mau tertarik terhadap bidang Pertanian," ujar Novita.
Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan menyampaikan bahwa setelah covid ada bahaya yang lebih besar yaitu adalah krisis pangan, di tambah lagi anggaran pertanian tahun ini <1% dari total APBN,
“Namun walaupaun demikian salah satu sektor yang tetap tumbuh di masa covid hanya sektor pertanian," ujarnya.
Dr. Eny Wahyuning, SP.,MP, selaku pemateri menyampaikan bahwa tanaman apabila tidak dirawat maka tidak bisa jauh dari hama, penyakit dan gulma. Secara Teknik penyakit akan muncul apabila tanaman rentan, mikroba virulen dan lingkungan yang mendukung. Teknik pengendalian hama dapat dilakukan dengan pengendalian mekanis, pengendalian fisik, pengendalian kimia, pengendalian biologis dan pengendalian kultur teknis. (*)
Apa Reaksi Anda?