Perkuat Ketahanan Pangan, UM Lakukan Gerakan Tanam Ubi Jalar Ungu Massal

Universitas Negeri Malang (UM) terus menggalakkan gerakan tanam ubi jalar ungu secara masal. Hal ini dilakukan  dalam upaya penguatan ketahanan ...

November 22, 2023 - 17:00
Perkuat Ketahanan Pangan, UM Lakukan Gerakan Tanam Ubi Jalar Ungu Massal

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Negeri Malang (UM) terus menggalakkan gerakan tanam ubi jalar ungu secara masal. Hal ini dilakukan  dalam upaya penguatan ketahanan pangan yang ada di Indonesia. 

Ketua Green Campus UM Malang, Prof. Dr. Sumarmi, M.Pd. mengatakan, ketahanan dan kedaulatan pangan masih menjadi isu hangat di Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak sekali bahan pangan lokal dengan sejuta manfaat. Seperti ubi jalar ungu.

Dia mengatakan, jajaran UM sudah beberapa kali melakuak penanaman ubi secara masal di UM. Tak hanya di lingkungan kampus, namun juga di daerah-daerah yang menjadi sasaran KKN mahasiswa UM.

"Ubi jalar ungu dipilih menjadi tanaman yang ditanam secara massal karena merupakan salah satu sumber karbohidrat setelah beras, gandum, jagung dan singkong. Hal ini tentu dapat menjadi salah satu taktik menanggulangi krisis pangan dunia akibat cuaca ekstrim dan kebijakan antar negara dalam hal ekspor bahan pangan," ucapnya Rabu (22/11/2023).

Senada, Rektor UM, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. menjelaskan, ubi jalar ungu memiliki sejuta potensi, seperti meningkatkan kesehatan mata dan mencegah penyakit kanker. Di Indonesia, tanaman ini sangat mudah dibudidayakan dengan perawatan yang relatif sederhana. Tetapi sayangnya pemanfaatan ubi jalar ungu masih sangat minim dilakukan.

“Kenapa Indonesia yang merupakan negara agraris namun untuk bahan pangan saja masih harus impor dari luar negeri? Padahal, di sekitar kita banyak sekali bahan pangan lokal yang banyak manfaatnya, contohnya ubi atau tela ungu ini,” ujarnya.

Rektor UM juga turut menyampaikan bahwa gerakan ini tidak hanya dilakukan semata-mata untuk dikonsumsi saja, tetapi dapat menjadi bagian dari siklus riset UM. Beliau menyampaikan bahwa gerakan tanam ubi jalar ini dapat dikaji dari berbagai bidang keilmuan. 

“Teman-teman dari Prodi Gizi bisa meneliti nutrisi dari bahan pangan lokal ini. Teman-teman Prodi Tata Boga bisa membuat menu makanan dari ubi ungu. Juga teman-teman dari Ilmu Kesehatan Masyarakat dapat meneliti, mengapa masyarakat kita cenderung tidak peduli dengan potensi bahan pangan lokal. Mari kita coba gali dan kembangkan bersama-sama,” tuturnya.

Guru Besar Departemen Sejarah UM itu menekankan bahwa riset UM harus berbasis kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan teknologi mutakhir. Keseimbangan antara teknologi dengan problematika kehidupan harus berjalan beriringan agar riset yang dihasilkan bermanfaat bagi masyarakat.

“Saat ini, problematika pangan dunia masih menjadi permasalahan yang sangat rentan. Masyarakat jika lapar akan mudah mengalami gesekan sosial yang dapat memicu kerusuhan. Oleh karena itu, kita sebagai akademisi tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Ini bisa kita lakukan melalui gerakan-gerakan dan riset yang berbasis kehidupan,” tutur Rektor UM.

Terakhir, dia berharap gerakan menanam ubi jalar ungu secara massal ini dapat bermanfaat bagi warga UM maupun masyarakat luas. “Mudah mudahan apa yang kita lakukan bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di UM, namun juga ikut mengubah bagaimana perilaku peradaban kita bisa lebih baik, yaitu berdaulat dalam bidang pangan,” pungkasnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow