Pencegahan Kekerasan pada Anak Melalui Pola Asuh yang Benar

Kekerasan terhadap anak menjadi sorotan utama di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Data yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ...

November 16, 2023 - 15:00
Pencegahan Kekerasan pada Anak Melalui Pola Asuh yang Benar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kekerasan terhadap anak menjadi sorotan utama di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Data yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemenpppa) mengungkapkan lonjakan drastis pada tahun 2021, dengan 15.971 kasus dan 14.517 korban, melebihi angka tahun-tahun sebelumnya.

Menghadapi situasi ini, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) melakukan upaya dengan menyelenggarakan sosialisasi pencegahan kekerasan kepada guru dan orang tua.

Sosialisasi ini dilakukan di Kelompok Bermain KB Harapan Bunda Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Sosialisasi ini bertemakan "Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Menghindari Perilaku Kriminalitas Sejak Dini" digelar pada Jumat (27/10/2023).

Edwin Rochmad Mendiota, pemateri sekaligus penyelenggara acara, menjelaskan sosialiasi ini sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat dan upaya pencegahan kekerasan kepada anak.

“Dengan judul Psikoedukasi Mahasiswa UM untuk Mencegah Kekerasan pada Anak, sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kasus kekerasan pada anak,” ujar Edwin Rochmad.

Dalam sosialisasi ini Edwin Rochmad Mendiota, didampingi oleh Rr. Ayu Sri Widyarni., M.Psi., Psikolog yang merupakan Wakil Ketua 2 Ikatan Psikologi Klinis Indonesia Wilayah Jawa Timur serta Psikolog Klinis Lapas Perempuan Kelas IIA Malang.

mahasiswa-UM-2.jpg

Sosialisasi ini dihadiri oleh 35 orang guru dan orang tua yang tampak antusias mengikuti materi yang disampaikan. Diskusi terfokus pada dampak kekerasan pada anak dan peran pola asuh yang seharusnya diimplementasikan oleh orang tua.

Edwin Rochmad, menyampaikan beberapa poin penting dalam tema sosialisasi pencegahan kekerasan kepada anak.

“Sosialisasi ini meliputi data kasus kekerasan anak, pengertian, faktor-faktor, serta dampak kekerasan pada anak, diskusi terfokus pada dampak kekerasan pada anak dan peran pola asuh yang seharusnya diimplementasikan oleh orang tua,”  ujarnya.

Para peserta tersebut terlihat antusias dan berpartisipasi pada materi yang dibawakan. Hal tersebut terbukti dengan beberapa pertanyaan yang muncul, yang mana sebagian besar pertanyaan mengenai dampak yang dialami anak dan pola asuh yang seharusnya dilakukan oleh orang tua.

Martina, orang tua murid, menyakan terkait bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kekerasan pada anak.

“Pertanyaan saya bagaiamana pola asuh yang benar dan seharusnya orang tua dan bagaimana dampak yang dialami anak dari kekerasan pada anak,” tanya Martina kepada pemateri.

Kekerasan pada anak, yang mencakup tindakan yang merugikan fisik, mental, seksual, dan hinaan, menjadi sorotan utama. Para mahasiswa berpendapat bahwa perilaku ini perlu dihilangkan, mengingat dampak jangka panjangnya pada perkembangan anak. Anak-anak cenderung meniru dan mengingat apa yang mereka alami, terutama jika pelaku kekerasan adalah orang terdekat atau bahkan orang tua mereka sendiri. Bila hal tersebut terjadi dikhawatirkan akan menjadi budaya kekerasan yang terus berlanjut bagi generasi-generasi selanjutnya.

Edwin Rochmad berharap dengan diadakannya sosialisasi ini diharapkan bahwa rantai budaya kekerasan pada anak dapat terputus serta orang tua dan guru dapat menyadari bahwa perilaku kekerasan pada anak dapat berdampak buruk pada perkembangan anak hingga dewasa kelak.

“Maka diharapkan pula dapat menekan angka kasus kekerasan anak di Indonesia karena pada dasarnya anak adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai hak serta martabat sebagai manusia seutuhnya yang harus dijaga dan dilindungi,” tegasnya.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow