Pedagang Pasar Porong Sidoarjo Keluhkan Mahalnya Harga Sewa Stand
Pedagang pasar baru Porong Sidoarjo keluhkan mahalnya harga sewa stand yang dipatok instansi terkait Pemkab Sidoarjo
TIMESINDONESIA – Pedagang pasar baru Porong Sidoarjo keluhkan mahalnya harga sewa stand yang dipatok instansi terkait Pemkab Sidoarjo, pasca tragedi kebakaran pasar tradisional milik Pemkab Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pasuruan tersebut di tahun 2016 lalu ini.
Petak-petak stand baru yang dibangun di arean bekas kebakaran tahun 2016 itu sangat mencekik pedagang karena harga sewa yang tinggi alias mahal. Hal itu terungkap saat Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Ir Bambang Haryo Soekarno atau BHS bersama DPC Gerindra Sidoarjo serta BHS Peduli lakukan kunjungan ke Pasar Baru Porong, Sabtu (25/2/2023).
Turikah, salah satu pedagang gerabah yang menyewa stand di Pasar Baru Porong menyampaikan keluh kesahnya kepada Bambang Haryo dimana dirinya harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp. 22 juta lebih untuk menyewa satu stand yang saat ini dia tempati untuk berjualan gerabah.
Tak hanya itu, dalam proses sewa stand senilai Rp. 22 juta lebih ini, pedagang juga harus langsung membayar tunai atau lunas. Pedagang tidak boleh mencicil atau mengangsur jika ingin menyewa stand berukuran kurang lebih 3 kali 3 meteran tersebut.
"Tahun 2021 lalu saya sewa stand untuk berjualan gerabah, saya harus bayar lunas dan harus tranfer ke salah satu Bank. Pihak Dinas yang kelola stand-stand di Pasar Baru Porong ini menegaskan pedagang jika ingin menyewa stand harus bayar lunas senilai Rp. 22 juta dan tidak boleh dicicil atau diangsur," kata Turikah menceritakan kepada Bambang Haryo Soekartono didampingi Sekretaris DPC Gerindra Sidoarjo, Sujayadi, Sabtu (25/2/2023).
Turikah melanjutkan jika dirinya merupakan pedagang yang sudah lama berjualan di Pasar Porong. Padahal menurut pengakuannya dahulu sebelum terjadi kebakaran ia juga memiliki tempat berdagang di area tersebut.
"Dulu sebelum tragedi kebakaran tahun 2016, saya juga punya tempat atau stand untuk berjualan disini, tapi sewanya tidak semahal sekarang," keluhnya
"Kalau pedagang mau menempati stand atau sewa dengan surat hak guna pakai nilainya Rp. 22 juta. Sedangkan untuk sewa pertahun nilainya Rp. 3,5 juta dan itu keduanya gak boleh dicicil alias harus bayar lunas," sambung Turikah kepada Bambang Haryo.
Turikah mengaku jika saat ini Pasar Baru Porong mulai sepi pembeli, ditambah lagi saat musim hujan seperti saat ini kerap banjir.
"Tolong kami Pak BHS, Pasar sudah sepi tak sebanding dengan mahalnya harga sewa stand kami. Kemudian sampai saat ini saya dan pedagang lainnya yang menjadi korban kebakaran tahun 2016 silam juga belum mendapat ganti rugi dari Pemerintah, malah sewa stand dipatok dengar harga yang sangat mahal. Mohon perjuangkan kami Pak BHS," pintanya.
Kondisi sepi stand di Pasar Baru Porong, Sidoarjo.
Anggota DPR RI 2014-2019, Pembangunan Pasar Baru Porong Perjuangan Bambang Haryo
Mendapati keluh kesah dan curhatan para pedagangg penyewa stand di Pasar Baru Porong tersebut, Bambang Haryo Soekartono yang dikenal sebagai tokoh masyarakat yang getol memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil atau wong cilik ini geram. Anggota DPR RI Periode 2014-2019 ini pun secepatnya akan membantu para pedagang pasar baru Porong untuk menuntaskan keluhan mereka.
"Saya paham betul, saat saya menjadi Anggota DPR RI tahun 2014-2019 dan saya adalah Anggota Banggar saat itu, saya perjuangkan pasar baru Porong ini segera dibangun melalui Kementrian terkait dengan anggaran APBN dengan anggaran saat itu 27 miliar," Tegasnya.
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini mengungkapkan jika dirinya datang langsung melihat kondisi para pedagang pasar Porong yang tidak punya tempat untuk berjualan mencari nafkah akibat stand mereka terbakar habis pada tahun 2016 lalu itu. Saya perjuangkan agar pasar ini dibangun bagus dan bersih dengan standar Nasional atau standar SNI, tapi nyatanya harga sewa stand kepada para pedagang kok malah membebani para pedagangg dengan harga yang begitu mahal.
"Pasar Baru Porong ini dibangun dengan APBN yang notabene adalah uang rakyat, seharusnya bisa digratiskan bukan malah membebani mereka seperti ini. Jika terpaksa pedagang harus sewa maka tentu dengan harga sewa yang sangat murah," ungkapnya.
Lebih jauh dirinya akan lakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi terkait permasalahan mahalnya sewa stand di Pasar Baru Porong, Sidoarjo ini.
"Sekali lagi, Pembangunan Pasar Baru Porong ini dulu saya yang memperjuangkan saat saya di DPR RI, saya ingat betul anggaran dan sebagainya. Bahkan pasca kejadian kebakaran Pasar Porong tahun 2016 lalu, saya juga yang memperjuangkan adanya mobil pemadam kebakaran yang stay atau berada di Pasar Porong ini," paparnya.
"Saya sangat menyesalkan, Pasar sudah dibangun dengan APBN tapi kok malah mempersulit rakyat. Seharunya bisa dimurahkan atau digratiskan sewa standnya kepada pedagangg, tapi tentu pedagang tetap membayar retribusi pasar," imbuh Alumni ITS Surabaya ini.
BHS mengharapkan para pedagang di Pasar Baru Porong, Sidoarjo tak lagi dibebankan biaya sewa atau biaya beli stand yang mahal.
"Jika harga sewa stand murah atau malah bisa digratiskan tentu barang yang dijual para pedagang harganya akan lebih murah, pasar akan ramai pembeli yang otomatis roda perekonomian dapat menggelinding dengan cepat," tegasnya.
Sementara itu, sekertaris DPC Partai Gerindra Sidoarjo, Sujayadi akan mengakomodir keluhan para pedagang di Pasar Baru Porong ini terkait mahalnya harga sewa stand berjualan mereka tersebut ke Anggota Fraksi Partai Gerindra di DPRD Sidoarjo.
"Secepatnya akan saya rapatkan dengan Anggota Fraksi Gerindra di DPRD Sidoarjo untuk mambahas keluhan harga sewa stand pedagangg di Pasar Baru Porong ini. Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo dari fraksi Partai Gerindra, maka kami akan memperjuangkan keluhan para pedagang untuk segera dibawah kerapat bersama dinas terkait Pemkab Sidoarjo," pungkasnya.
Apa Reaksi Anda?