Menyemarakkan Festival Tradisi Lokal Jadi Cara Pemkab Banyuwangi Dorong Ekonomi Kreatif
Bulan Ramadan di Kabupaten Banyuwangi menjadi panggung bagi kekayaan budaya lokal yang mempesona. Dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terhadap pengembangan eko ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bulan Ramadan di Kabupaten Banyuwangi menjadi panggung bagi kekayaan budaya lokal yang mempesona. Dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terhadap pengembangan ekonomi kreatif melalui budaya lokal menjadi cikal bakal terselenggaranya beragam Festival yang meriah, memukau, dan penuh semangat.
Seperti Festival Budaya Ramadan Patrol & Kundaran contohnya. Patrol, sebuah seni memainkan alat musik bambu, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Banyuwangi.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang penghormatan terhadap tradisi kuno ini, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat identitas lokal di tengah arus globalisasi yang kian menggulung.
"Dengan Festival Budaya Ramadan Patrol & Kundaran, kami berharap mampu menguatkan identitas lokal kita di tengah arus globalisasi," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Rabu (27/3/2024).
Tradisi Patrol, semula dimainkan untuk membangunkan warga agar bisa sahur, yang kini telah berevolusi menjadi pertunjukan yang ditunggu-tunggu setiap bulan puasa.
Menurut Bupati Ipuk, semangat ini menjadi bukti kuat bahwa masyarakat Banyuwangi tidak hanya berkomitmen untuk melestarikan, tetapi juga mengembangkan budaya lokal, terutama Patrol dan Kundaran.
Festival ini melibatkan peserta dari 25 kecamatan yang mengirimkan video patrol dan kundaran sebagai tahap seleksi. Dari sana, lima tim terbaik kemudian bersaing di babak final.
Penilaian tidak hanya berdasarkan teknik atraksi, harmonisasi, dan tata busana terbaik, tetapi juga melibatkan elemen kritis seperti penatar dan vokal terbaik.
Taufiq Rahman, Plt Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, menjelaskan bahwa festival ini tidak sekadar kompetisi, tetapi juga perayaan.
Dengan anggota tim yang berjumlah besar, festival ini memberikan kesempatan bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk terlibat secara aktif dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal yang menjadi identitas khas Banyuwangi.
"Festival ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya Patrol dan Kundaran sebagai bagian dari identitas Banyuwangi yang unik dan kaya," tambah Taufiq.
Dengan semakin menggeliatnya Festival Budaya Ramadan Patrol & Kundaran, bukan hanya tradisi lokal yang disemarakkan, tetapi juga potensi ekonomi kreatif Banyuwangi yang kian diperkuat.
Melalui kearifan lokal yang dijaga dan diperkaya dari generasi ke generasi, Banyuwangi membuktikan bahwa kekayaan budaya dapat menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.(*)
Apa Reaksi Anda?