Menulis Buku Jadi Opsi Tugas Akhir Mahasiswa STAI At Taqwa Bondowoso
Salah satu tugas pamungkas mahasiswa adalah membuat penelitian yang dikenal dengan skripsi. Namun STAI At Taqwa Bondowoso memberikan opsi lain, dimana mahasiswa boleh men ...
TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Salah satu tugas pamungkas mahasiswa adalah membuat penelitian yang dikenal dengan skripsi. Namun STAI At Taqwa Bondowoso memberikan opsi lain, dimana mahasiswa boleh menulis buku sebagai tugas akhir.
Bahkan ada tiga mahasiswa yang sudah menulis buku sebagai syarat kelulusan dari kampus STAI At Taqwa Bondowoso.
Berikut tiga judul buku karya mahasiswa akhir STAI At Taqwa. Diantaranya "KH Asy'ari Fasya: Profil dan Potret Kepemimpinan dalam Menebar Moderasi Beragama", ditulis oleh Muhlas.
Kemudian buku berjudul "Gus Durnya Bondowoso? Kiprah KH. Abdul Qodir Syam di NU Bondowoso", ditulis oleh Imron Rasyidi.
Buku ketiga yakni berjudul "KH Moh Soebahar Potret Sang Pendidik Umat: Studi Kepemimpinan KH Moh Soebahar", ditulis oleh mahasiswa akhir bernama Haris.
Ketua STAI At Taqwa Bondowoso, Dr. Suheri menjelaskan, kampus memberikan tiga opsi bagi mahasiswa untuk memilih tugas akhir mereka. Diantaranya jurnal, duku dan skripsi.
"Sehingga tidak perlu berbentuk skripsi. Hal ini penyesuaian dengan perkembangan zaman dan memudahkan," jelas dia.
Menurutnya, kalau karya ilmiah skripsi hanya ada di Perpustakaan. Beda dengan jurnal, bisa di-publish secara online, diakses secara umum dan asas kemanfaatannya semakin luas.
"Yang menulis jurnal sudah banyak. Bahkan ada yang masuk jurnal internasional Malaysia," paparnya.
Begitu juga karya ilmiah yang berbentuk buku, bisa memudahkan untuk diakses oleh masyarakat umum. Serta bisa jadi motivasi bagi mahasiswa.
"Saya yakin mahasiswa di STAI At Taqwa Bondowoso memiliki kemampuan literasi," paparnya.
Menurutnya, ada tiga mahasiswa yang sudah menulis buku sebagai tugas akhir mereka.
"Kalau buku baru tahun 2023, dan baru tiga orang itu. Mahasiswa menyambut baik," jelas dia.
Pihaknya menegaskan, bahwa STAI At Taqwa sangat mengapresiasi karya mahasiswa dengan harapan mereka terus berkarya.
Dia juga menegaskan, buku yang mereka tulis adalah buku ilmiah. Oleh karena itu, mereka tetap dibimbing,l dan tetap diarahkan.
Mahasiswa yang menulis buku tidak jauh beda dengan mahasiswa yang menulis skripsi. Sebab kerangka menulis dan kerangka berpikir mereka diuji dulu melalui seminar proposal.
"Kerangka penulisan berbentuk draft. Tentu harus ada rujukan, analisis. Justru lebih berat menulis buku," paparnya.
Menulis buku juga ada pedomannya dan sudah diatur. Mereka bisa menulis tokoh yang punya peran dalam pendidikan Islam atau kultur masyarakat.
"Pedoman karya ilmiah diatur. Buku-buku yang ditulis harus memenuhi standar ilmiah dan sesuai dengan jurusan mereka. Misalnya Pendidikan Agama Islam, Manajemen Pendidikan Islam dan sebagainya," jelas dia.
Menurutnya, pihak kampus juga menyediakan penerbit untuk memfasilitasi mahasiswa. Namanya At Taqwa press. "Tetapi mahasiswa boleh mencetak di luar. Kami hanya menyediakan saja," imbuh dia. (*)
Apa Reaksi Anda?