Mengintip Program Kewirausahaan Pemutus Mata Rantai Kemiskinan

Kemiskinan masih menjadi persoalan untuk bangsa Indonesia. Memang, ada kecenderungan penurunan angka tersebut.

September 1, 2023 - 22:30
Mengintip Program Kewirausahaan Pemutus Mata Rantai Kemiskinan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemiskinan masih menjadi persoalan untuk bangsa Indonesia. Memang, ada kecenderungan penurunan angka tersebut.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2023 ada sekitar 25,9 juta penduduk miskin di Indonesia. Angka penduduk miskin tersebut berkurang sekitar 460 ribu orang dibanding September 2022.

Pemerintah sendiri terus berupaya memutus mata rantai tersebut lewat sejumlah program pengentasan kemiskinan. Selain itu, peran dari pihak di luar pemerintahan pun dapat menjadi sumbangsih nyata untuk mengatasi persoalan tersebut.

Seperti yang ditunjukkan oleh Claudia Angelica, mewujudkan langkah kecil namun berarti lewat pelayanan masyarakat. Ya, ia memulai, memimpin sekaligus mengembangkan proyek kemanusiaan bernama Aku Bisa. Visi dari proyek tersebut adalah menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang fasih teknologi.

“Tujuannya agar dapat membawa kesejahteraan kepada masyarakat sekitarnya,” ujar Claudia.

Proyek Aku Bisa dimulai pada tahun 2021 dan berlangsung hingga sekarang. Pengajaran dan bimbingan diberikan setiap minggu secara berkala baik secara tatap muka atau virtual.

Claudia bersama timnya di Aku Bisa memberikan pengajaran dan bimbingan intensif kepada 80 orang remaja berkekurangan di Nusa Tenggara Timur dan Jawa Barat. Selain itu, Claudia juga membagikan pengetahuan seputar wirausaha digital kepada lebih dari 30 orang TKW muda yang sedang bekerja di Singapura.

“Saya percaya bahwa bertambahnya wirausaha-wirausaha muda di Indonesia akan membantu memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bangsa,” ujar remaja asal Bandung berusia 18 tahun tersebut.

Selama lebih dari dua tahun, Aku Bisa yang beranggotakan lebih dari 30 orang siswa-siswi dari berbagai negara telah memberikan pengajaran dan bimbingan wirausaha berbasis digital kepada lebih dari 100 orang remaja berkekurangan dan TKW Indonesia yang berada di Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat dan dan Singapura.

Pengajaran ini diberikan dengan menggunakan kurikulum yang dikembangkan oleh Claudia sendiri.

Lewat bimbingan tersebut, mereka belajar cara memulai usaha, mengembangkan dan mendesain produk, sekaligus memasarkan produk tersebut lewat berbagai platform e-commerce dan media sosial. Lewat bimbingan tersebut, mereka berhasil meluncurkan berbagai produk makanan ringan kemasan yang diproduksi dan dipasarkan secara mandiri.

“Saat ini kurikulum wirausaha digital tersebut juga telah dipakai oleh lebih dari 5 organisasi di Indonesia dan luar negeri untuk memberikan pengajaran dan bimbingan serupa kepada lebih dari 350 orang remaja lainnya,” ujar remaja yang tercatat sebagai siswi kelas 12 di Saint Joseph Institution International Singapore ini.

Berkat upayanya itu, Claudia memenangkan penghargaan internasional bergengsi di bidang pelayanan masyarakat, Global Citizenship Award dan Global Citizenship Community Service Grant. 

Penghargaan tersebut diberikan oleh East Asia Regional Council of Schools (EARCOS).

Penghargaan ini diberikan kepada siswa yang dianggap berjasa mendirikan proyek kemanusiaan yang berdampak positif kepada masyarakat di lingkungan mereka. EARCOS sendiri merupakan organisasi internasional yang telah berdiri sejak tahun 1970 dan menaungi 213 sekolah dan 181.000 orang murid di berbagai pelosok Asia.

Sejak kecil Claudia sudah menunjukkan minat dan bakat yang besar di bidang wirausaha. Terbukti pada usia 15 tahun, dia memulai suatu usaha e-commerce yang cukup berhasil.

Dengan pengalaman dan ilmu yang diperolehnya melalui pengalaman tersebut, Claudia ingin membagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Terlebih untuk mereka yang sulit memperoleh akses kepada pendidikan formal tingkat atas.

Saat ini, Claudia baru saja menyelesaikan suatu aplikasi bernama Muzzart yang bertujuan untuk memberikan terapi musik dan seni secara virtual kepada penderita demensia berusia senja. 
Aplikasi akan dapat diunduh secara cuma-cuma di penghujung tahun 2023 melalui App Store dan Google play.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow