Mendikdasmen Ajak Generasi Muda Bangga dengan Bahasa Daerah, Ekspresikan Budaya Indonesia
Hari Bahasa Ibu Internasional adalah momen penting untuk mengingatkan kita akan nilai sebuah bahasa sebagai sarana komunikasi utama yang pertama kali dipelajari seseorang sejak kecil.

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Hari Bahasa Ibu Internasional adalah momen penting untuk mengingatkan kita akan nilai sebuah bahasa sebagai sarana komunikasi utama yang pertama kali dipelajari seseorang sejak kecil. Di Indonesia, bahasa ibu sering kali dikaitkan dengan bahasa daerah, sebuah kekayaan budaya yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Pada Rabu, 26 Februari 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, hadir di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memeringati Hari Bahasa Ibu Internasional yang ke-25.
Acara tersebut turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Wakil Bupati Sleman, Kepala BPMP Provinsi DIY, Kepala BBGP Provinsi DIY, dan Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY. Kehadiran mereka menunjukkan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung pelestarian bahasa daerah.
Sebelum acara inti dimulai, Menteri Mu’ti bersama dengan para pejabat dan siswa-siswi SMPN 1 Turi mengikuti Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH), yang merupakan bagian dari Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini bertujuan untuk membangun kebiasaan positif di kalangan anak-anak Indonesia, termasuk dalam aspek fisik dan sosial. Seusai senam, Menteri Mu’ti menyempatkan diri untuk berbincang dengan siswa mengenai proses pembelajaran di SMPN 1 Turi, di mana siswa-siswi aktif menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan sehari-hari mereka. “Saya kagum melihat siswa-siswa di sini yang fasih berbahasa Jawa,” ungkap Menteri Mu’ti. Beliau menekankan pentingnya kebiasaan ini, yang juga mencerminkan implementasi budaya lokal yang kuat di kalangan generasi muda.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Mu’ti juga memberikan wawasan mengenai pentingnya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah. Menurutnya, ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk menjaga kelestarian bahasa daerah. Pertama, bahasa daerah harus menjadi bagian dari muatan lokal dalam kurikulum pendidikan. Kedua, penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari perlu didorong, terutama jika ada padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk kata-kata asing. Terakhir, bahasa daerah harus dimanfaatkan dalam seni dan ilmu pengetahuan.
“Menggunakan bahasa daerah dalam berbagai aspek kehidupan adalah salah satu cara yang efektif untuk melestarikannya,” ujar Menteri Mu’ti. Dalam kesempatan ini, beliau juga tampil mengenakan Surjan, busana adat Jawa, yang melambangkan penghargaan terhadap budaya lokal.
Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional juga menjadi ajang untuk mengapresiasi sekolah-sekolah yang aktif dalam melestarikan bahasa daerah. Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, mengungkapkan bahwa SMPN 1 Turi terpilih sebagai tempat pelaksanaan peringatan tersebut karena sekolah ini berhasil meraih predikat sebagai Sekolah Pelestari Bahasa Jawa Terbaik. Predikat tersebut diberikan dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa melalui Balai Bahasa Provinsi DIY pada November 2024. “SMPN 1 Turi merupakan contoh nyata dari upaya pelestarian bahasa Jawa yang dilakukan secara serius dan berkelanjutan,” ujar Hafidz.
Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap 21 Februari ini, yang dicetuskan oleh UNESCO, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai pentingnya bahasa sebagai sarana pendidikan, komunikasi, dan budaya. Penggunaan bahasa ibu, khususnya bahasa daerah, memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan cara berpikir, berinteraksi, dan membentuk identitas suatu bangsa. Menurut Hafidz, bahasa ibu tidak hanya menjadi media komunikasi, tetapi juga menjadi penghubung dengan sejarah dan tradisi masyarakat.
Selain itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, juga menyampaikan kebanggaannya atas prestasi yang diraih SMPN 1 Turi. Ia berharap, penghargaan yang diperoleh sekolah tersebut dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Sleman untuk turut berupaya dalam pelestarian bahasa daerah. "Pemkab Sleman akan terus mendukung kebijakan revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan oleh Kemendikdasmen," tambah Danang.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Turi, Hospita Henny Koerniati, menjelaskan bahwa upaya revitalisasi bahasa daerah di sekolahnya sudah dilakukan secara rutin. Setiap hari Kamis, baik siswa maupun guru di SMPN 1 Turi diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jawa dalam proses pembelajaran dan interaksi sehari-hari. Ini merupakan salah satu cara yang dilakukan sekolah untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya lokal.
Acara ini ditutup dengan penyerahan cendera mata berupa lukisan potret diri Menteri Mu’ti yang dilukis oleh siswa kelas IX, Miftahul Najah. Lukisan ini menjadi simbol penghargaan terhadap Menteri Mu’ti atas komitmennya dalam mendukung pelestarian bahasa ibu di Indonesia. Selain itu, Menteri Mu’ti juga menerima Kamus Bahasa Jawa-Indonesia dan Bausastra Jawa dari Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY. Kamus dan Bausastra ini merupakan salah satu infrastruktur yang disusun oleh Balai Bahasa Provinsi DIY dalam rangka revitalisasi bahasa daerah.
Sebagai penutup, acara tersebut diwarnai dengan penampilan musikalisasi gurit (puisi berbahasa Jawa) yang dibawakan oleh siswa SMPN 6 Yogyakarta, pemenang ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi DIY Tahun 2024. Selain itu, Gibran, seorang siswa dari SDN Glagah Yogyakarta, juga menampilkan Moco Cerkak (membaca cerita pendek dalam bahasa Jawa), hasil dari kegiatan Kemah Cerkak yang merupakan bagian dari ajang FTBI. Penampilan seni ini menjadi bukti bahwa bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, dapat terus berkembang dan diapresiasi dalam bentuk seni dan budaya.
Hari Bahasa Ibu Internasional ke-25 di SMPN 1 Turi menjadi bukti nyata bahwa upaya pelestarian bahasa daerah harus dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pendidikan yang mengintegrasikan bahasa daerah dalam proses pembelajaran tidak hanya akan memperkaya pengetahuan siswa, tetapi juga menjaga keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan bahasa daerah, terutama bahasa Jawa, dapat terus berkembang dan lestari, sekaligus menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan budaya bangsa. (*)
Apa Reaksi Anda?






