Kisruh Ketua KPK Dan Kapolri, Independensi PB HMI Dibawah Raihan Ariatama Dipertanyakan
Persoalan Internal KPK makin memanas sampai-sampai ada gerakan unjuk rasa di depan gedung KPK untuk meminta ketua KPK mundur dari jabatannya, dan anehnya kisruh yang terjadi saat ini antara Ketua…
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Persoalan Internal KPK makin memanas sampai-sampai ada gerakan unjuk rasa di depan gedung KPK untuk meminta ketua KPK mundur dari jabatannya, dan anehnya kisruh yang terjadi saat ini antara Ketua KPK dan Kapolri.
Apakah akan terulang kembali, cicak VS buaya atau memang disengaja dan diciptakan untuk pengalihan isu saja, mengingat ada demo besar-besaran di depan gedung DPR/MPR RI terkait UU Cipta Kerja bahkan di daerah-daerah mahasiswa turun ke jalan untuk menyuarakan, gagalkan UU Cipta Kerja.
Novan Ermawan selaku kader Aktif sekaligus Ketua bidang Eksternal Badko HMI Jabodetabeka Banten mengatakan adanya upaya pemerintah dalam cipta kondisi perihal isu dan lebih membuat dirinya yakin adalah turun demonya PB HMI di depan gedung KPK.
"Dengan menyuarakan Ketua KPK Firli Bahuri harus mundur dari jabatannya karena telah memecat Brigjen Endar Priantoro dari KPK, itu rilis yang saya baca di media online kalau tidak di hapus ya, dan ada narasi mengevaluasi dan mempertanyakan integritas ketua KPK," ujar Novan dalam keterangan persnya pada Selasa (11/4/2023).
Oleh karena itu dia bertanya, ada apa dengan Ketua Umum PB HMI Raihan Aritama tiba-tiba turun demo membawa PB HMI.
Menurut Novan, Raihan terindikasi sedang menjual HMI ke pihak Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk membela orangnya di KPK yang telah di pecat.
"Ini jelas menciderai Marwah HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam yang menjunjung tinggi independensi yang tidak berpihak dan tidak berafiliasi ke instansi, parpol apapun dan juga pemerintah," imbuhnya.
"Ya seharusnya Raihan Ariatama kalau punya malu mundur dari ketua umum PB HMI, kalau tidak ya berarti dia bermuka tembok, kasian dengan para pendiri HMI kalau melihat HMI di jadikan alat untuk membela kepentingan kekuasan dan politik praktis," pungkas Noval.
Apa Reaksi Anda?