Kantor Bahasa NTB dan Pemkab Lombok Utara Sinergi Tingkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia
Kantor Bahasa NTB dan Pemkab Lombok Utara bekerja sama untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia di lingkungan kerja bagi pegawai pemerintah, pegawai swasta, tenag ...
TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Kantor Bahasa NTB dan Pemkab Lombok Utara bekerja sama untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia di lingkungan kerja bagi pegawai pemerintah, pegawai swasta, tenaga pendidik, dan wartawan di Kabupaten Lombok Utara.
Upaya peningkatan ini dihadiri sekitar 150 peserta yang diberikan pemahaman materi dan pelatihan selama dua hari mulai dari tanggal 6-7 Februari 2024.
Ketua Panitia Toni Samsul Hidayat menyampaikan, peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia di lingkungan kerja bagi pegawai pemerintah, pegawai swasta, tenaga pendidik, wartawan di NTB sudah berjalan dua kali yang berlangsung di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara.
"Untuk pelaksanaan kemahiran berbahasa Indonesia di Kabupaten Lombok Utara sudah kami komunikasikan sejak tahun lalu (2023) dengan Bupati Lombok Utara," ungkap Toni.
Di lingkungan kerja di Kabupaten Lombok Utara masih tinggi penggunaan bahasa daerah. Peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia di lingkungan sangatlah penting dalam melestarikan Bahasa Indonesia ditengah gempuran bahasa asing. Terlebih saat ini Bahasa Indonesia sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai bahasa internasional.
Pada kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini. Para peserta diberikan materi mulai dari pengguaan ejaan Bahasa Indonesia, bentuk dan pilihan kata bahasa Indonesia, kalimat dan paragraf Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia dalam Tata Naskah Dinas, dan praktik baik tata naskah dinas.
"Di lingkungan kerja dapat meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia dan juga dapat menulis naskah dinas yang tepat dan benar," terangnya.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas mengungkapkan, kegiatan yang diselenggarakan pihaknya merupakan bentuk upaya-upaya pelestarian bahasa. Hal ini bertujuan meningkatkan rasa nasionalisme, pemahaman tentang literasi bahasa, serta kompetensi kebahasaan masyarakat.
"Kegiatan ini sebagai upaya Kantor Bahasa dalam menjaga kelestarianBahasa Indonesia," kata Retno.
Retno menjelaskan, penutur Bahasa Indonesia mesti berbangga, pasalnya bahasa Indonesia dapat dianggap setara dengan bahasa-bahasa asing lainnya di kancah internasional.
Ia berharap bahasa Indonesia dapat menjadi lebih popular lagi. Saat ini, 53 negara menjadikan Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah atau di kampus mereka.
"Bahkan, Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam sidang UNESCO Tahun 2023," jelasnya.
Namun di sisi lain, Retno menyayangkan kebanggaan bahwa bahasa Indonesia dapat disejajarkan dengan bahasa-bahasa asing lain bertolak belakang dengan fakta kurang popularnya bahasa Indonesia di kalangan penutur sendiri (masyarakat Indonesia).
"Di luar (internasional) bahasa kita dikenal, tapi di negeri sendiri bahasa Indonesia dipandang sebelah mata," tegasnya.
Ia berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia di lingkungan kerja, dengan penggunaan bahasa Indonesia akan menguatkan nasionalisme. Tidak hanya itu, penggunaan kalimat Bahasa Indonesia dalam surat menyurat juga harus ditingkatkan, sebab masih banyak surat dinas yang masih belum mematuhi surat edaran Kemendagri.
"Kita harus tetap semangat mempelajari dan mendalami penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan tepat, karena bahasa itu dinamis," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu mengapresiasi pelaksanaan kegiatan peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia di lingkungan kerja yang dilakukan Kantor Bahasa NTB. Diketahui bersama, Bahasa Indonesia sudah mulai digunakan jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasca kemerdekaan, posisi bahasa Indonesia semakin kuat karena tertulis secara jelas dan tegas dalam pasal 36 yang menyatakan, bahasa Indonesia ialah bahasa Indonesia.
Hingga saat ini, bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan dan seiring kemajuan bangsa, bahasa Indonesia semakin dikenal dan diperhitungkan di kancah global. "Target kita kedepan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN," katanya.
Namun sayangnya, di dalam negeri bahasa Indonesia oleh penuturnya masih sering diremehkan, bahkan oleh pelajar dianggap sebagai salah satu mata pelajaran tersulit. Padahal, sulirnya bahasa Indonesia disebabkan kurangnya minat, semangat, dan ketertarikan terhadap bahasa Indonesia.
"Aparatur pemerintah harus menjadi contoh yang baik dalam penggunaan bahasa Indonesia sehingga tidak ada lagi kekeliruan, penggunaan bahasa yang tidak tepat, serta serampangan dalam menggunakan Bahasa Indonesia," tegas orang nomor satu di Pemkab Lombok Utara ini. (*)
Apa Reaksi Anda?