IWCS Kolaborasi dengan Palo Alto Networks Meluncurkan Program Cyber Safe Kids

Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS), bekerja sama dengan para pemimpin industri, pakar keamanan siber, lembaga pendidikan dan pemerintah,

Maret 3, 2025 - 10:30
IWCS Kolaborasi dengan Palo Alto Networks Meluncurkan Program Cyber Safe Kids

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS), bekerja sama dengan para pemimpin industri, pakar keamanan siber, lembaga pendidikan dan pemerintah, dengan bangga mempersembahkan peluncuran resmi Program Cyber Safe Kids atau Kesadaran Keamanan Digital untuk Anak-anak sebagai bagian dari Program Perempuan Pelita Digital. Prakarsa inovatif ini, mendapat dukungan kolaboratif dari Palo Alto Networks, perusahaan keamanan siber global terkemuka. 

“Program ini akan menjangkau 200 sekolah setiap tahunnya, dengan visi jangka panjang untuk memengaruhi 1.000 sekolah selama lima tahun ke depan. Program dilakukan melalui lokakarya keamanan siber yang menarik, materi pembelajaran interaktif, dan kampanye kesadaran. Program ini juga ingin menumbuhkan budaya warga digital yang aman dan bertanggung jawab,” ungkap Eva Noor, Ketua IWCS dalam acara peresmian kolaborasi Peluncuran Program Cyber Safe Kids dengan Palo Alto (27/2/2025), di Jakarta.

Tujuan utamanya yakni memberdayakan siswa, pendidik, dan orang tua dengan ketrampilan keamanan digital serta berperilaku yang aman saat bernavigasi mencari berbagai informasi atau mengakses dunia digital atau internet.

Hal ini sangat penting apalagi dengan semakin bergantungnya ana-anak dengan platform digital untuk pendidikan, interaksi sosial dan lainnya. Sehingga harus bisa memastikan keamanan saat mereka di ranah daring 

Dipicu kondisi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, penggunaan internet di Indonesia mengalami lompatan baru yang sangat signifikan yang terus meningkat hingga saat sekarang, termasuk pengguna dari kalangan anak-anak. 

Saat pandemi, internet adalah alat yang ampuh untuk belajar dan berkomunikasi yang terus berlanjut sampai saat ini. Tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa di sisi lain, internet juga menghadirkan risiko keamanan siber yang juga membahayakan. 

“Sehingga anak-anak juga harus dipersiapkan informasi dan skill yang baik saat menggunakan internet. Inilah salah satu yang melatarbelakangi dari program ini,” kata Eva Noor.

Melalui inisiatif ini, pihaknya bertekad bisa ikut memberdayakan anak-anak dengan pengetahuan dan kepercayaan diri untuk mengenali ancaman siber dan mengadopsi praktik daring yang aman.

Adi Rusli, Country Manager, Indonesia, Palo Alto Networks menyatakan, seiring dengan meningkatnya digitalisasi dan meingkatnya pertukaran data digital yang dianggap sebagai komoditas baru, semua organisasi, apa pun sektornya, rentan terhadap serangan siber. 

Risiko ini semakin mendesak karena ancaman berbasis AI terus berevolusi, memungkinkan penyerang untuk mengambil data, mengeksploitasi kerentanan, dan melancarkan gangguan berskala besar dalam waktu yang sangat singkat.

Sorotan Utama Program

Pertama, Implementasi secara Nasional: Diharapkan bisa kolaborasi dengan berbagai pihak. Menargetkan 200 sekolah per tahun, dengan tujuan menjangkau 1.000 sekolah dalam lima tahun melalui kolaborasi Beberapa Kementerian, Lembaga terkait dan didukung oleh Palo Alto Networks, bersama perusahaan teknologi lain, pakar keamanan siber, dan pendidik untuk memaksimalkan dampaknya.

Kedua, Pembelajaran Interaktif: Melibatkan siswa dengan lokakarya tentang topik-topik seperti pencegahan perundungan siber, kewaspadaan terhadap phishing, dan perilaku daring yang bertanggung jawab.

Ketiga, Kompetisi Awareness Keamanan Digital: Mendorong siswa untuk mengekspresikan pemahaman mereka tentang keamanan siber secara kreatif.

Keempat, Keterlibatan Guru dan Orang Tua: Membekali pendidik dan wali dengan konten informatif untuk memperkuat praktik digital yang aman di rumah dan di kelas.

Dampak Inisiatif:

Kelima, Memberdayakan Siswa dengan Literasi Digital: Program ini akan memberikan siswa pengetahuan penting dan keterampilan praktis untuk menjelajahi ruang digital dengan aman, mempromosikan perilaku daring yang bertanggung jawab, dan mengurangi aktivitas berisiko.

Keenam, Mengurangi Perundungan Siber dan Ancaman Daring: Dengan mendidik siswa tentang cara mengidentifikasi dan menanggapi perundungan siber, phishing, dan misinformasi, inisiatif ini akan membantu mengurangi prevalensi ancaman daring di kalangan anak-anak dan remaja.

Ketujuh, Memperkuat Budaya Keamanan Siber Sekolah: Sekolah yang berpartisipasi dalam inisiatif ini akan mendapatkan manfaat dari program pelatihan terstruktur, yang mendorong lingkungan digital yang lebih aman, dan mengintegrasikan keselamatan digital sebagai bagian inti dari kurikulum mereka.

Kedelapan, Meningkatkan Kesadaran Orang Tua: Melalui sesi dan materi yang ditargetkan, orang tua akan lebih siap untuk memantau dan membimbing aktivitas daring anak-anak mereka, yang memastikan upaya kolektif dalam mempromosikan keamanan siber di rumah.

Kesembilan, Membina Kolaborasi Industri dan Pemerintah: Inisiatif ini menyatukan para pemangku kepentingan utama, termasuk Kementerian Pendidikan, Palo Alto Networks, pakar industri, dan profesional keamanan siber, untuk memastikan keberlanjutan dan implementasi yang luas.

Kesepuluh, Dampak Sosial Jangka Panjang: Dengan menanamkan kesadaran keamanan siber di usia muda, program ini berkontribusi pada pengembangan warga digital yang bertanggung jawab yang dapat mengenali risiko dan membuat keputusan daring yang tepat sepanjang hidup mereka.

IWCS berharap banyak adanya dukungan terhadap program ini, baik dari pemerintah maupun industri dan komunitas, agar program ini bisa mendapatkan visibilitas nasional, implementasi terstruktur, dan integrasi jangka panjang dalam sistem sekolah di seluruh negeri. 

“Melalui dukungan pemerintah dan sektor swasta, IWCS membayangkan masa depan di mana setiap anak memiliki akses ke pendidikan keamanan siber yang komprehensif,” tegasnya.

Saat menghadiri acara ini, Wamenkomdigi Nezar Patria menegaskan bahwa keamanan siber merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Karena itu, pihaknya sangat mendukung inisasi program ini. 

Kementerian Komunikasi dan Digital mendorong kolaborasi erat antar pemangku kepentingan untuk memperkuat keamanan siber nasional. Sektor swasta mencakup perusahaan teknologi nasional dan global sebagai mitra penting pemerintah yang juga memegang peranan penting dalam mencegah ancaman siber, pengembangan kapasitas, dan perlindungan infrastruktur.

“Saya mengapresiasi peluncuran program Cyber Safe Kids oleh Komunitas Perempuan Keamanan Siber Indonesia dan Palo Alto Networks. Ini sebuah langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran keamanan digital sejak dini. Pemerintah Indonesia menyadari tantangan keamanan siber yang semakin tinggi. Oleh karena itu, beberapa langkah strategis telah dilakukan dengan membuka kolaborasi semua pihak,” ujarnya. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow