Ilmuwan Lulusan S3 Luar Negeri, Felix Zulhendri Memilih Jadi Peternak Lebah
Potensi luar biasa yang dimiliki oleh Sumatera Utara dengan beragam tempat wisata yang memikat telah berhasil mencuri perhatian banyak orang.
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Potensi luar biasa yang dimiliki oleh Sumatera Utara dengan beragam tempat wisata yang memikat telah berhasil mencuri perhatian banyak orang.
Namun, ada satu destinasi wisata terbaru yang mengundang decak kagum, yaitu Madu Efi. Wisata edukasi ini diilhami dan dikembangkan oleh seorang doktor lulusan mancanegara yang memiliki visi luar biasa.
Berlokasi di Jl. Kabanjahe Siosar KM.13, Madu Efi menawarkan beragam pilihan wisata yang menarik. Di antaranya, tersedia paket wisata edukasi ternak lebah, eksplorasi kebun bunga yang indah, paket menginap di kabin yang nyaman, serta opsi menginap dengan nuansa camping yang mengasyikkan.
Ternyata, di balik keberhasilan Wisata Madu Efi yang menarik perhatian para wisatawan, terdapat sosok yang tak kalah menarik, yaitu Felix Zulhendri. Pria berusia 35 tahun ini merupakan sosok di balik konsep dan keberhasilan destinasi tersebut.
Felix menceritakan bahwa setelah kembali dari New Zealand, ia merasa perlu mengambil risiko. Pengalamannya sebagai seorang ilmuwan di bidang ilmu pangan dan bioproteksi memberinya keberanian untuk melangkah lebih jauh dalam proyek Madu Efi.
Setelah kembali dari New Zealand pada tahun 2014, Felix melihat peluang bisnis yang menjanjikan untuk mengembangkan kebun milik keluarganya. Setelah berhasil mengelolanya, pada awal tahun 2018, dia kemudian membuka kebun tersebut sebagai destinasi wisata untuk umum.
“Inspirasi wisata edukasi Madu Efi ini sebenarnya memang dibuka untuk jualan, awalnya masih tamu-tamu sendiri. Kalau di Siosar (kebun bunga) itu baru dibuka untuk umum,” jelasnya.
"Saya sama istri sudah ada pengalaman profesional 7-8 tahun. Kebetulan waktu itu kita belum ada tanggungan. Jadi kalau mau ngambil risiko, ini adalah waktu yang tepat buat kita. Kebetulan ini ada kebun keluarga yang gak diurus. Ya saya lihat ini adalah potensi, ya udah kita investasi aja,” kata Felix.
Sebagai pengusaha, hal pertama yang dilakukan Felix adalah berani mengambil risiko. Meskipun tanpa pengetahuan dasar dalam ilmu pariwisata, ia menegaskan bahwa tidak mengalami kesulitan. Menurutnya, potensi dapat diwujudkan selama ada kemauan yang kuat.
"Kerja lima tahun sebagai ilmuwan, jadi basic saya sebenarnya di bidang sains. Setelah itu saya pindah ke hukum, bidang hak paten. Gak ada basic pariwisatanya,” ucapnya lagi.
Menurut Felix, sebaiknya seseorang tidak terpaku pada latar belakang pendidikan yang diambilnya ketika memilih pekerjaan.
“Kadang saya agak bingung di Indonesia, apa yang kita dapat di sekolah atau apa yang kita dapat di universitas itu, bukan berarti seumur hidup kita akan ngerjain hal itu sih,” tutur Felix.
"It’s doesn’t really matter, segala sesuatu yang kita kerjakan itu sebenarnya bisa pindah-pindah kemana aja sih. Jadi itu yang kadang saya mau kasih tahu anak-anak muda juga, contohnya kalau kamu masuk bidang marketing, bukan berarti kamu gak bisa ngerjain sesuatu yang berbeda selain marketing. Jangan sampai kita terpaku karena kita kerjakan sesuatu background-nya kita, bukan berarti kita gak bisa pindahkan,” tambahnya.
Menurutnya, para pemuda seharusnya tidak hanya terpaku pada keinginan membuka usaha tanpa terlebih dahulu mengumpulkan pengalaman dari pekerjaan yang mereka lakukan.
“Karena di situ kita belajar disipilin waktu, bertanggung jawab sama kerjaan. Kita bangun network, kita mulai kenal orang dan gimana membawa diri di kalangan profesional. Itu semua penting sih. Karena kan anak-anak muda mau langsung loncat buka usaha,” pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?