Hadapi Perubahan Iklim dengan Teknologi dan Inovasi
Polbangtan Malang Kementan Hadapi Perubahan Iklim dengan Teknologi dan Inovasi ... ...
TIMESINDONESIA, PADANG – Kementerian Pertanian (Kementan) telah merespons berbagai isu-isu yang dihadapkan pada sektor pertanian saat ini diantaranya adalah dunia akan dihadapkan pada perubahan iklim ekstrim dan ancaman krisis pangan global, dimana dapat mempengaruhi produksi maupun produktivitas pertanian. Menghadapi hal tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang merupakan lembaga pendidkan vokasi di bawah Kementerian Pertanian terus memotivasi dan memberikan bimbingan terhadap para mahasiswanya untuk dengan cepat merespon isu-isu tersebut.
Bertepatan dengan pembukaan Pekan Nasional (PENAS) XVI Petani Nelayan 2023 di Kawasan Landasan Udara (Lanud) Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/6/2023) Polbangtan Malang menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) Edisi 22 Special PENAS XVI 2023.
MAF dengan tema "Smart Farming sebagai Solusi Inovatif dalam Menghadapi Perubahan Iklim" dalam penyelenggaraannya berkolaborasi dengan Mobil Ngobrol Asik Penyuluhan (Ngobras) dari Pusluhtan yang berlokasi di Gelar Teknologi pada pameran nasional tersebut.
Sesuai dengan tema, MAF kali ini membahas bagaimana menjawab isu-isu global dengan teknologi dan inovasi. Teknologi dan inovasi yang dimaksud adalah Automatic Watering System (AWS). AWS adalah inovasi teknologi canggih pada lahan pertanian yang memanfaatkan beberapa sensor yaitu sensor kelembaban, sensor NPK dan sensor pH dalam membantu melakukan penyiraman pada tanaman sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh optimum tanaman yang memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energinya sehingga lebih ramah lingkungan.
AWS ini telah menjuarai berbagai kompetisi yaitu Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Pendidikan Karya Institut Pertanian Bogor (IPB) Tahun 2023 dan Juara 2 Inovasi Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional Universitas Darrusalam Gontor Tahun 2023.
Hadir sebagai narasumber dalam MAF ini adalah tim penggagas dari AWS yaitu oleh Oscar Fajar Hadi, Herna Dhea Trio Putra dan Andine Santika Bentari yang merupakan mahasiswa Polbangtan Malang Jurusan Pertanian Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Menurut Andine terciptanya AWS untuk menjawab isu-isu dalam dunia pertanian diantaranya adalah isu global yaitu perubahan iklim yang sangat ekstrim yang berdampak pada sektor pertanian karena membuat kelembaban tanah tidak stabil, kemudian isu berikutnya adalah isu mengenai keterbatasan dan mahalnya pupuk.
"Bermula dari isu-isu tersebut kami mencoba membuat inovasi agar para petani dapat dengan lebih mudah mengontrol kelembaban tanah melalui gadegt dan lebih efisien dalam bertani dengan menekan biaya tenaga kerja dalam melakukan penyiraman tanaman sehingga mahalnya pupuk bisa diimbangi dengan sarana prasarana yang lebih efisien," tambahnya.
Oscar berharap, hadirnya alat ini diharapkan dapat membangkitkan minat petani muda dengan mulai terjun kedalam usaha pertanian modern yang hemat tenaga dan ramah lingkungan.
“Para petani juga dapat mulai beralih menggunakan alat ini yang lebih efisien waktu, tenaga dan biaya sehingga diharapkan dapat menekan biaya produksi dan menghadirkan keuntungan yang lebih besar,” ungkapnya
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa pertanian harus didukung generasi milenial sebagai tumpuan masa depan pertanian nasional.
Menurut Dedi, minat generasi milenial pada sektor pertanian harus tumbuh secara cepat karena saat ini sudah menggunakan teknologi dan mekanisasi berbasis 4.0, dimana pertanian Indonesia sudah jauh lebih maju. Terlebih semuanya diolah secara modern serta menggunakan digitalisasi.
“Inovasi 4.0. ini ranahnya generasi milenial yang sangat terbuka dengan teknologi modern. Untuk itu kita lakukan pendampingan dengan cara meningkatkan ilmu pengetahuan mereka dari hulu hingga hilir,” kata Dedi. (*)
Apa Reaksi Anda?