FIK UNJ Kukuhkan 3 Guru Besar

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ) mendapat tiga guru besar baru yang di kukuhkan pada Selasa 11 Juli 2023 di Aula Latif Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika kampus A UNJ

Juli 11, 2023 - 16:10
FIK UNJ Kukuhkan 3 Guru Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta (FIK UNJ) mendapat tiga guru besar baru yang di kukuhkan pada Selasa 11 Juli 2023 di Aula Latif Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika kampus A UNJ dan juga disiarkan melalui kanal YouTube Edura TV UNJ. Pengukuhan tiga guru besar dari FIK UNJ hari ini merupakan rangkaian prosesi pengukuhan yang ketiga pada tahun 2023.

Ada pun tiga guru besar tetap yang dikukuhkan hari ini, yaitu: 1) Prof. Yusmawati yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pedagogi Pendidikan Jasmani; 2) Prof. Johansyah Lubis yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fisiologi Latihan; dan 3) Prof. Junaidi yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kedokteran Olahraga.

Orasi Ilmiah pertama disampaikan oleh Prof. Yusmawati yang mengangkat judul “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Melalui Pendekatan Neurosains dalam Membangun Potensi Siswa”. Menurut Prof. Yusmawati, pembelajaran pendidikan jasmani berbasis neurosains adalah hal yang baru di Indonesia. Pembelajaran berbasis neurosains sangat menguntungkan bagi peserta didik, sebab kedua sisi baik aktifitas fisik maupun perkembangan kognitif akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Selanjutnya, menurut Prof. Yusmawati bahwa pembelajaran berbasis neurosains memiliki empat unsur esensial antara lain attention (melalui multitasking), modelling (pemberian teladan), fun (menyenangkan), dan sequences (berkesinambungan secara bertahap).

Selanjutnya, orasi ilmiah kedua disampaikan oleh Prof. Johansyah Lubis tentang “Nilai-nilai Olympism dan Pendidikan Karakter di Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta”. Menurut Prof. Johansyah, Nilai-nilai olympism bagi dunia olahraga menjadi salah satu etis olahraga yang paling koheren dan sistematis saat ini. Inti dari nilai-nilai olimpiade dan gerakan olimpiade adalah Excellence (keunggulan), Friendship (persahabatan), dan Respect (rasa hormat). Nilai-nilai ini secara paradigmatik merepresentasikan pendidikan karakter bahwa olahraga bukan hanya mengenai persoalan fisik dan prestasi, tetapi juga ada unsur karakter bahwa aktifitas olahraga untuk kemuliaan. Diskriminasi atau perbedaan terhadap ras, suku, agama, ideologi dan warna kulit harus dihindari dalam setiap Gerakan olimpiade. Selanjutnya, menurut Prof. Johansyah pendidikan olimpiade merupakan proses pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai inovatif yang diimplementasikan secara unik, khusus, dan khas dalam menanamkan nilai-nilai olympism sesuai dengan konteks sosial dan budaya bangsa. Oleh karena itu, pendidikan ini diaplikasikan secara berbeda-beda dari satu negara dengan negara lain. Dalam implementasinya, pendidikan olimpiade diselenggarakan oleh berbagai organisasi formal dan informal.

Terakhir, orasi ilmiah dari Prof. Junaidi yang menyampaikan orasi berjudul “Dunia Kedokteran Olahraga Indonesia, Capaian dan Tantangannya”. Prof. Junaidi mengemukakan dunia kedokteran dalam dunia olahraga berperan sangat penting, mulai dari manajemen kesehatan atlet, peningkatan performa atlet, hingga peningkatan prestasi atlet. Selanjutnya, mengenai tantangan dunia kedokteran olahraga, Prof. Junaidi menjelaskan setidaknya ada empat (4) tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kedokteran olahraga, diantaranya: 1). minimnya jumlah dokter spesialis kedokteran olahraga bila dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia, 2). Sentra pendidikan dokter spesialis kedokteran olahraga baru hanya ada di Universitas Indonesia, 3). Minimnya pengetahuan pemangku olahraga di Indonesia tentang pentingnya sentuhan kedokteran olahraga dalam meningkatkan prestasi atlet, dan 4). Masih adanya dokter non spesialis kedokteran olahraga yang mengaku sebagai dokter spesialis kedokteran olahraga atau mempunyai kompetensi seperti dokter spesialis kedokteran olahraga yang bekerja baik di rumah sakit-rumah sakit ataupun di cabang olahraga.

Pada kesempatan ini, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan dikukuhkannya tiga guru besar FIK UNJ hari ini, kita memiliki tambahan SDM Guru Besar pada bidang Pedagogi Pendidikan Jasmani, Ilmu Fisiologi Latihan, dan Kedokteran Olahraga. Semoga pencapaian ini mampu menginspirasi para dosen FIK lainnya dan kita semua untuk segera menjadi guru besar. Aamiin, ungkap Prof. Komarudin.

“Pada kesempatan ini, Saya mengucapkan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Prof. Yusmawati, Prof. Johansyah Lubis, dan Prof. Junaidi atas sumbangsih keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan. Semoga segala capaian yang telah kita raih saat ini semakin meneguhkan kita semua untuk menghasilkan prestasi dan sumbangsih yang lebih banyak lagi bagi almamater UNJ tercinta, masyarakat, bangsa, dan negara, khususnya pada bidang olahraga,” tutup Prof. Komarudin dalam pidatonya.

Selanjutnya, Prof. Hafid Abbas selaku ketua Senat UNJ menyampaikan selamat atas diraihnya puncak akademik sebagai seorang pendidik. Mengikuti ulasan orasi ilmiah dari bapak/ibu begitu luar biasa bahwa sesungguhnya UNJ, khusus dalam bidang olahraga sudah mencapai World Class University, dan kebetulan Saya menulisnya di Kompas pada 24 Desember 2021, kalau kita lihat data yang peroleh dari mahasiswa dan dosen di FIK pada Asian Games 2018, Indonesia berada pada urutan ke-4 diantara 45 Negara di Asia, dengan perolehan 70 Medali dan 31 Emas. Sumbangan dari UNJ itu 12 Medali dengan rincian 6 Medali emas dari total 12 medali, seandainya UNJ suatu negara, maka UNJ urutan ke-17 di Asia. Sementara di tingkat asean kita hanya di ungguli Thailand dan Malaysia. Mungkin barangkali tidak ada universitas di dunia yang tidak memiliki prestasi yang dimiliki oleh mahasiswa dan dosen dari FIK UNJ. “Selamat kepada ketiga guru besar yang berhasil dikukuhkan sebagai guru besar tetap, teruslah berimajinasi, berkarya untuk kemajuan negeri, atau khususnya untuk unj,” tutup Prof. Hafid Abbas dalam sambutannya.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow